Peran Sektor Energi dan Sumberdaya Mineral Pasca Otonomi

48 2. Metode penarikan data menggunakan metode simple random sampling yang digunakan untuk rumah tangga responden di masing-masing desa disetiap kecamatan, sedangkan untuk lembaga publik, lembaga produktif, informal leader serta key informan akan dipilih secara purposive. Pengambilan sampel ini mempertimbangkan keragaman dan perbedaan letak wilayah seperti pegunungan, pantai, dataran rendah dan dataran tinggi Juanda, 2007. Sebaran sampel ini dapat dilihat pada Lampiaran 9. 3. Data Primer diambil dalam bentuk wawancara yang dibarengi dengan angket yang telah disiapkan untuk mencatat dan memberikan pembobotan satu per satu terhadap hasil wawancara langsung dengan responden yang dilakukan secara sengaja purpose sampling. 4. Sebelum angket didistribusikan kepada responden yang sesungguhnya, angket ini diuji – cobakan kepada sejumlah warga masyarakat yang secara apriori memberikan jawaban, sehingga dapat terkoreksi baik dari segi bahasa maupun terpenuhinya aspek-aspek yang akan diteliti dalam angket. 5. Angket penelitian didistribusikan kepada responden pada saat peneliti bertatap muka dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda, wanita, informal leader lembaga publik, rumah tangga, dan lembaga produktif di lokasi penelitian yaitu di beberapa desa yang berada dilokasi Perencanaan pertambangan yaitu Kecamatan Suwawa Timur, Kecamatan Suwawa, Kecamatan Bone, Kecamatan Bulawa dan Kecamatan Bone Raya.

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yang terdiri dari : 1. Data Primer diperoleh dari : a. Data lapangan pada obyek penelitian yaitu pengamatan langsung di lapangan terkait dengan informasi pemanfaatan lahan oleh masyarakat yang lebih detail dengan mengambil titik-titk koordinat dan memfusialkan dalam bentuk kamera digital tentang kondisi hasil pengamatan di lahan pertanian, perkebunan, semak belukar, penambang tanpa izin, serta wawancara lansung dengan para penambang tanpa izin. 49 Tujuannya mempermudah hasil digitasi on screen yang akan dilakukan dengan Citra SPOT4, karena alat citra yang digunakan memiliki resolusi sedang. b. Aparat pemerintah yang menyangkut data sosial ekonomi, persepsi para pihak, kesinergian kebijakan, pembangunan berkelanjutan, tatakelola dan proses manajemen pemanfaatan sumberdaya tambang di Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo. c. Tokoh masyarakat, agama, pimpinan yayasan sosial dan organisasi kemasyarakatan terutama masyarakat yang berdomisili di lokasi penelitian berupa data-data tentang faktor-faktor motivasi, kepemimpinan serta persepsinya menyangkut tata kelola pemanfaatan sumberdaya tambang Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo. 2. Data sekunder, yaitu data instansi BPS, BAPPEDA, Dinas Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo, serta laporan-laporan hasil kajian pada PT Gorontalo Minerals yang merupakan pemilik Kontrak Karya sejak tahun 1971 dan dari Instansi terkait lainnya. Selanjutnya untuk analisis konflik lahan dibutuhkan beberapa peta yaitu peta rupa bumi Indonesia, peta penunjukkan kawasan hutan, peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta intensitas hujan, peta citra SPOT, peta blok plan kotrak karya PT. Gorontalo Minerals, peta geologi dalam bentuk digital.

3.7. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian maka alat analisis yang digunakan yaitu:

3.7.1 Analisis Spasial dan Land Tenure

Bagian ini akan diawali dengan kajian deskriptif pada aspek historis tentang tahapan-tahapan pemanfaatan dan perubahan kawasan. Kemudian dilanjutkan dengan aspek ekologi, aspek sosial ekonomi dan aspek hukum dan kelembagaan. Selanjutnya pada komponen spasial dimulai dari interpretasi awal penutupan dan penggunaan lahan dilakukan berdasarkan tampilan warna, pola, tekstur asosiasi dan dibantu dengan hasil survei di lapangan berupa titik-titik koordinat dari masing-masing obyek yang disurvei.