Analisis Aspek Non-finansial pada Tambak Silvofishery
Tenaga kerja dalam analisis secara ekonomi masuk ke dalam komponen manfaat sosial dan biaya variabel, hal ini disebabkan adanya manfaat sosial
penyerapan tenaga kerja dari tambak silvofishery. Nilai penyerapan tenaga kerja diperoleh melalui upah yang diterima oleh tenaga kerja yang mendapat
kesempatan kerja dari kegiatan tambak silvofishery, sedangkan tenaga kerja pada komponen biaya variabel adalah harga bayangan yang diperoleh dari opportunity
cost pekerjaan selain petani tambak. Komponen manfaat tambak silvofishery dapat dibagi menjadi manfaat privat dan manfaat sosial.
1. Manfaat Privat Komponen manfaat tambak silvofishery secara finansial merupakan manfaat
privat yang diperoleh dari penerimaan penjualan hasil tambak dan hasil kayu mangrove. Nilai manfaat hasil perikanan tambak silvofishery yaitu sebesar Rp
489.764.905,00 per tahun. Rincian perhitungan hasil perikanan seperti disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22 Perhitungan total manfaat hasil perikanan tambak silvofishery dalam setahun
Komponen Penerimaan
Jumlah Kgtahun a Harga RpKg b
Jumlah Penerimaan Rptahun c=a×b
Udang 5.344,41
67.550,00 361.014.896,00
Ikan 11.807,46
8.075,00 95.342.010,00
Kepiting 870,00
38.400,00 33.408.000,00
Total Penerimaan 489.764.905,00
Nilai manfaat hasil kayu tambak silvofishery dihitung berdasarkan potensi kayu yang diperoleh dengan menganalisis volume tegakannya. Dephut 2012
menunjukkan pada lokasi tambak silvofishery ekosistem mangrove didominasi oleh jenis Rhizophora spp. dengan diameter rata-rata sebesar 0,14 meter, tinggi
rata-rata sebesar 5,3 meter, dan kerapatan rata-rata pohon mangrove adalah 529 pohon per hektar. Berdasarkan data tersebut maka didapat potensi dari volume
kayu mangrove sebesar 86,28 m
3
per hektar. Nilai ekonomi dari potensi kayu mangrove di Kelurahan Belawan Sicanang
adalah sebesar Rp 375.298.235,00tahun. Nilai ini didapat dari perkalian antara volume kayu mangrove dengan harga kayu mangrove di lokasi penelitian per
meter kubik yaitu sebesar Rp 150.000,00. Biaya yang dikeluarkan untuk pengambilan kayu mangrove diperoleh dari hasil penelitian LPP Mangrove 2000
yaitu berkisar 30 dari nilai ekonomi potensi kayu per hektar. Nilai ekonomi bersih dari potensi kayu mangrove diperoleh dengan mengurangi nilai ekonomi
dengan biaya pengambilan, yaitu sebesar Rp 262.708.765,00tahun Tabel 23. Tabel 23 Nilai ekonomi bersih potensi kayu mangrove per hektar
Keterangan Nilai
Kerapatan rata-rata pohon per Ha a 529,00
Diameter pohon rata-rata m b 0,14
Tinggi pohon rata-rata m c 5,3
Π d 3,14
Volume kayu m
3
86,28 Harga kayu Rpm
3
f 150.000,00
Luas Hutan Mangrove Ha g 29
Nilai manfaat kayu mangrove Rp h=e×f×g 375.298.235,00
Biaya pengambilan kayu Rp i=30×h 112.589.471,00
Nilai manfaat bersih kayu mangrove Rp j=h-i 262.708.765,00
Nilai total kayu mangrove Rp k=30×j
78.812.629,00 Nilai total kayu mangrove Rptahun
l=25×k 19. 703.157,25
Menurut Departemen Kehutanan 2012 penebangan yang boleh dilakukan untuk tambak silvofishery dengan proporsi ideal hutan mangrove dan tambak
80:20 adalah penebangan dengan rentang luas 25 - 50 dari total keseluruhan luasan. Total luasan tambak silvofishery pada lokasi penelitian adalah 29 hektar
dengan perbandingan lahan untuk keperluan tambak dan luasan mangrove adalah 70:30 dengan nilai ekonomi total kayu mangrove sebesar Rp 78.812.629,00.
Penebangan kayu mangrove pada lokasi penelitian dilakukan dengan sistem tebang butuh, yaitu diperbolehkan ketika ada keperluan mendadak misalkan
biaya sekolah, menikah, ataupun melahirkan dengan luas maksimum yang ditebang 25 dari total luasan mangrove dalam tambak. Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh nilai ekonomi kayu mangrove sebesar Rp 19.703.157,25tahun Tabel 23.
2. Manfaat Sosial Salah satu perbedaan analisis kelayakan secara finansial dan ekonomi
adalah manfaat yang diterima oleh petani tambak secara ekonomi mencakup manfaat privat dan manfaat sosial. Manfaat privat yang diterima petani tambak
silvofishery sama dengan manfaat pada analisis kelayakan secara finansial. Manfaat sosial adalah manfaat yang dirasakan bukan hanya oleh pelaku usaha
tetapi juga oleh keseluruhan masyarakat. Manfaat sosial yang diterima petani tambak dapat diestimasi dari fungsi fisik mangrove sebagai penahan abrasi, fungsi
biologis mangrove sebagai penyedia pakan alami feeding ground, dan penyerapan tenaga kerja.
Nilai ekonomi hutan mangrove sebagai penahan abrasi diperoleh dengan menggunakan pendekatan kerugian ekonomi. Manfaat hutan mangrove sebagai
penahan abrasi dapat digantikan dengan estimasi kerugian ekonomi akibat adanya abrasi sebelum dan setelah diterapkan sistem tambak silvofishery, kemudian nilai
yang diperoleh dikurangkan dengan biaya penanaman dan pemeliharan mangrove. Untuk mengetahui nilai ekonomi dari manfaat mangrove sebagai penahan
abrasi dilakukan estimasi nilai kerugian akibat penggenangan yang terjadi saat banjir pasang. Perhitungan biaya difokuskan sesuai dengan guna lahan yang
tergenang air laut antara lain kawasan pemukiman, persawahan dan pertambakan masyarakat, serta jaringan jalan. Biaya kerusakan yang digunakan diasumsikan
saat kondisi rusak berat akibat banjir pasang air laut. Kenaikan muka air laut yang terjadi pada saat kondisi pasang normal
setinggi 0,8 meter. Frekuensi terjadinya kondisi ini terhitung cukup besar, yaitu dapat mencapai sekitar 432 jam per tahun, atau selama musim Timur dan musim
peralihan Maret-November. Banjir rob diperkirakan dapat menggenangi wilayah pesisir cukup besar, yaitu dapat mencapai luas wilayah genangan 240,02 hektar
atau 11 persen dari total luas wilayah Kecamatan Medan Belawan. Desa Canang Kering terletak pada Lingkungan 20 di Kelurahan Belawan
Sicanang yang juga terkena dampak banjir rob. Luas wilayah Lingkungan 20 yaitu 45,50 hektar atau 3,01 persen dari seluruh luasan Kelurahan Belawan Sicanang.
Total wilayah tergenang saat terjadi banjir pasang di wilayah Desa Canang Kering diperoleh dari Kantor Kelurahan Belawan Sicanang 2013. Estimasi nilai
kerugian pada setiap guna lahan akibat abrasi dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24 Nilai kerugian akibat abrasi
Guna Lahan Total Wilayah
Tergenang a Standar Biaya
Rp b Biaya Kerusakan
Rp c=a×b Persentase
Pemukiman rumah 117,00
20.000.000,00 2.340.000.000,00
46 Sawah ha
0,00 32.400.000,00
0,00 Tambak ha
70,00 38.400.000,00
2.688.000.000,00 53
Jaringan jalan m 37
2.464.465,00 91.185.205,00
1
Total Biaya Kerusakan Rptahun 5.119.185.205,00
100 Estimasi Kerusakan pada Desa Canang Kering
Rptahun 33,33 1.621.435.562,00
Keterangan: Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan 2008
Kepala Lingkungan 20 mengungkapkan bahwa dampak yang terjadi di Desa Canang Kering tergolong pada kondisi rusak ringan, hal ini dikarenakan
lokasi desa yang tidak berbatasan langsung dengan pantai. Menurut hasil wawancara dengan key person yang merupakan seorang pemerhati lingkungan,
nilai kerugian akibat banjir rob diestimasikan sebesar 33,33 dari kerugian yang dialami oleh kawasan pesisir pantai, sehingga perkiraan kerugian ekonomi akibat
banjir rob di Desa Canang Kering adalah Rp 1.621.435.562,00tahun Tabel 25. Tabel 25 Nilai ekonomi hutan mangrove sebagai penahan abrasi
Uraian Nilai
Biaya Kerusakan Desa Canang Kering Sebelum Penerapan Sistem Tambak Silvofishery
Rptahun a 1.621.435.562,00
Convertion Factor b
10 Biaya Kerusakan Desa Canang Kering Setelah Penerapan Sistem Tambak
Silvofishery c=a-a×b 1.459.292.005,80
Nilai Kerugian Desa Canang Kering Akibat Penerapan Sistem Tambak Silvofishery
Rptahun d=a-c 162.143.556,20
Biaya Pembelian Bibit Mangrove Rp e 101.292.857,10
Biaya Pemeliharaan Mangrove Rptahun f 11.600.000,00
Nilai Manfaat Tambak Silvofishery sebagai Penahan Abrasi
Rptahun g=d-e-f
49.250.699,10
Sistem tambak silvofishery diterapkan di Desa Canang Kering dengan total luasan 29 hektar tambak selama kurang lebih empat tahun terakhir. Key person
mengestimasikan perubahan kerugian yang terjadi akibat banjir pasang setelah diterapkan sistem tambak silvofishery yaitu sebesar 10. Nilai manfaat tambak
silvofishery sebagai penahan abrasi yaitu senilai Rp 49.250.669,10 per tahun.
Nilai hutan mangrove sebagai penyedia pakan alami feeding ground diestimasi dengan selisih antara biaya pakan tambak silvofishery dengan biaya
pakan pada tambak non-silvofishery. Nilai manfaat tambak silvofishery sebagai
feeding ground yaitu senilai Rp 1.989.048,81 per tahun. Perhitungan nilai
ekonomi hutan mangrove sebagai feeding ground dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Nilai ekonomi hutan mangrove sebagai feeding ground
Keterangan Nilai
Biaya pakan tambak non-silvofishery RpHatahun a 400.730,76
Biaya pakan tambak silvofishery RpHatahun b 332.142,87
Nilai feeding ground udang RpHatahun c=a-b 68.587,89
Total nilai feeding ground Rptahun
1.989.048,81
Nilai manfaat sosial penyerapan tenaga kerja diperoleh dari selisih upah tenaga kerja tambak silvofishery dan opportunity cost pekerjaan lain. Usaha
tambak silvofishery menggunakan tenaga kerja luar hanya pada kegiatan pemanenan, yaitu rata-rata membutuhkan tiga orang tenaga kerja yang dihitung
berdasarkan jumlah hari orang kerja HOK. Pada lokasi penelitian kegiatan panen dilakukan selama satu hari, dalam setahun terdapat tiga kali musim panen
sehingga untuk satu hektar tambak terdapat 9 HOK dalam setahun. Jumlah tenaga kerja yang tersedia diasumsikan dari jumlah kepala keluarga KK yang terdapat
pada Desa Canang Kering. Perhitungan persentase penyerapan tenaga kerja dari usaha tambak silvofishery disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27 Persentase penyerapan tenaga kerja tambak silvofishery
Keterangan Nilai
Jumlah Tenaga Kerja a 29 orang
Jumlah Hari Kerja dalam setahun b 9 hari
Jumlah Tenaga Kerja yang Tersedia c 117 orang
Jumlah Hari Kerja dalam Setahun d 303 hari
Persentase Penyerapan Tenaga Kerja e= 0,0074
Pendekatan opportunity cost dilakukan dengan menghitung upah kesempatan kerja selain sebagai tenaga kerja tambak silvofishery. Pada penelitian
ini diasumsikan alternatif pekerjaan lain adalah sebagai buruh, karena buruh merupakan mata pencaharian yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Desa
Canang Kering. Upah buruh sebesar Rp 35.000 per hari orang kerja HOK. Nilai manfaat sosial tambak silvofishery sebagai penyerapan tenaga kerja adalah Rp
11.745.000,00 per tahun. Perhitungan nilai penyerapan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 28.