Metode Pengambilan Responden Analisis Ekonomi Tambak Silvofishery Sebagai Upaya Pemafaatan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan (Studi Kasus: Desa Canang Kering, Medan)

NPV 1 = NPV positif Rp NPV 2 = NPV negatif Rp Adapun kriteria yang digunakan selanjutnya adalah payback period PP. Kriteria PP merupakan kriteria yang digunakan untuk menunjukkan jangka waktu yang diperlukan biaya investasi untuk kembali. Menurut Gittinger 2008, PP merupakan jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan, dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. Kriteria payback period berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Analisis Kelayakan Secara Ekonomi Analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan sistem tambak silvofishery layak secara ekonomi dengan memasukkan manfaat dan biaya sosial. Indikator kelayakan dalam analisis ekonomi sama dengan indikator yang digunakan dalam analisis finansial yaitu NPV, Net BC, IRR dan PP Gray et al. 2007. Perbedaan dalam analisis ekonomi dan finansial dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Perbedaan analisis kelayakan finansial dan ekonomi Kriteria Analisis Finansial Analisis Ekonomi Harga Harga pasar untuk seluruh input dan output. Harga bayangan menggunakan border price pada input pakan dan pupuk karena merupakan barang tradeable yang dapat diperdagangkan secara internasional. Harga yang digunakan adalah harga Cost Insurance and Freight CIF. Harga bayangan menggunakan opportunity cost pada input tenaga kerja. Pajak Pajak dihitung dalam analisis finansial. Pajak tidak dihitung dalam analisis ekonomi. Bunga Pinjaman Bunga atas pinjaman merupakan biaya. Bunga atas pinjaman diabaikan dalam perhitungan biaya. Manfaat Manfaat privat yang berupa hasil perikanan dan hasil kayu mangrove. Manfaat privat dan manfaat sosial. Manfaat sosial yang dihitung adalah manfaat mangrove sebagai penahan abrasi dan feeding ground. Nilai manfaat penahan abrasi dihitung menggunakan metode economic loss dan nilai manfaat feeding ground dihitung menggunakan pendekatan biaya produksi. Sumber: Gittinger 2008 Estimasi Nilai Manfaat Mangrove Nilai ekonomi mangrove dinilai melalui identifikasi manfaat dan pengkuantifikasian nilai manfaat yang terkait dengan hutan mangrove. Nilai ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai guna dan nilai non-guna. Nilai guna meliputi nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, dan nilai guna pilihan. Nilai non guna terdiri dari nilai warisan dan nilai keberadaan. Pada penelitian ini estimasi nilai manfaat mangrove dibatasi hanya pada nilai guna langsung yang berupa hasil perikanan dan hasil kayu, dan nilai guna tidak langsung sebagai penahan abrasi dan feeding ground. 1. Nilai Guna Langsung Direct Use Value Nilai guna langsung dihasilkan dari pemanfaatan secara langsung suatu sumberdaya, dalam hal ini adalah hutan mangrove. Nilai manfaat langsung tersebut dihitung dari jenis pemanfaatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Belawan Sicanang. Nilai manfaat langsung ini diidentifikasi dari hasil tangkapan ikan,udang, kepiting, dan nilai potensi kayu mangrove.