Analisis Kelayakan Secara Finansial Analisis Kelayakan Secara Ekonomi

Penulis Judul Hasil Penelitian Renita 2013 Analisis Finansial dan Ekonomi Pengembangan Taman Wisata Alam Telaga Warna Sesuai Daya Dukung Kawasan Pengembangan kawasan TWA Telaga Warna secara finansial memberikan keuntungan bagi pihak ketiga, dan secara ekonomi TWA Telaga Warna tidak mengganggu kelestarian ekosistem sekitar kawasan. Pada analisis ekonomi upah tenaga kerja dianggap sebagai manfaat sosial sehingga lebih menguntungkan dibanding analisis finansial. Mantau 2008 Analisis Kelayakan Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas dan Nila dalam Keramba Jaring Apung Ganda di Pesisir Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara Analisis kelayakan usaha baik secara finansial maupun ekonomi dengan menggunakan kriteria NPV, Net BC, IRR, dan PBP menunjukkan bahwa investasi usaha budidaya ikan dalam KJA Ganda layak untuk dilaksanakan dalam kurun waktu yang panjang. Aspek keterbaruan dari penelitian ini adalah perbandingan pendapatan sistem tambak silvofishery dengan sistem tambak non-silvofishery dan analisis kelayakan secara finansial dan ekonomi mengenai tambak silvofishery. Analisis perbandingan pendapatan bertujuan untuk melihat apakah sistem tambak silvofishery lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem tambak non- silvofishery. Dilakukannya penelitian kelayakan tambak silvofishery bertujuan untuk menganalisis manfaat sosial dan biaya sosial tambak silvofishery agar mengetahui pengaruh keberadaan mangrove terhadap produktivitas tambak dan meningkatkan partisipasi petani tambak untuk menerapkan pola tambak silvofishery yang dapat menjaga kelestarian mangrove. III KERANGKA PEMIKIRAN Desa Canang Kering merupakan wilayah pesisir dimana mayoritas utama mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petambak atau nelayan. Untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan secara intensif, petani tambak memilih untuk melakukan penebangan liar ekosistem mangrove yang kemudian dijadikan tambak. Alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak berdampak pada menurunnya kualitas ekosistem mangrove dan area mangrove yang semakin mengecil. Ekosistem mangrove memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Salah satu fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai pemecah gelombang dan penjaga garis pantai Kusmana et al. 2005. Kerusakan hutan mangrove menyebabkan Desa Canang Kering menjadi rawan bencana banjir rob yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi setempat. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat, pemerintah, dan semua pihak untuk menjaga kelestarian mangrove di wilayah pesisir. Tambak merupakan salah satu bentuk manfaat langsung dari ekosistem mangrove bagi kehidupan manusia yang memiliki nilai ekonomi. Terdapat dua model tambak yang diterapkan, yaitu pengelolaan tambak silvofishery dan pengelolaan tambak non-silvofishery. Pengelolaan tambak silvofishery diduga lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem tambak non-silvofishery. Hutan mangrove bernilai tinggi karena memiliki manfaat ekologis, contohnya dengan keberadaan mangrove biaya pemeliharaan tambak menjadi murah karena petani tambak tidak perlu memberikan pakan ikan setiap hari. Hal ini disebabkan karena produksi fitoplankton sebagai energi utama perairan telah mampu memenuhi kebutuhan untuk usaha budidaya tambak sehingga terwujud efesiensi. Petani tambak di Desa Canang Kering masih banyak yang belum menerapkan sistem tambak silvofishery. Analisis perbandingan pendapatan dilakukan untuk melihat sistem tambak mana yang lebih menguntungkan antara sistem tambak silvofishery dan non-silvofishery. Setelah kedua sistem tambak dibandingkan, perlu dibuktikan bagaimana pengaruh keberadaan mangrove