II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangrove
2.1.1 Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove termasuk ekosistem pantai atau komunitas bahari dangkal yang menarik, mangrove hidup pada lingkungan yang ekstrim karena
membutuhkan air asin salinitas air, berlumpur, dan selalu tergenang Irwan 1992. Vegetasi mangrove tumbuh dan berkembang dengan baik pada pantai
yang memiliki sungai besar dan terlindung seperti delta dan estuaria, dan dapat pula tumbuh di lingkungan daerah pesisir yang berlumpur Noor et al. 1999.
Irwan 1992 menjelaskan bahwa sejumlah pohon mangrove mempunyai sistem perakaran yang istimewa. Jenis Rizophora mempunyai akar jangkar yang
panjang untuk mencegah tumbuhnya semaian didekatnya. Adapula yang mempunyai akar yang muncul tegak di permukaan tanah yaitu dari jenis
Sonneratia dan Avicennia, serta adanya akar napas berbentuk lutut dari jenis
Bruquiera untuk memberikan kesempatan bagi oksigen untuk masuk ke dalam
sistem perakaran. Fungsi utama akar pohon mangrove yang umumnya berbentuk cakram adalah untuk mengurangi arus pasang surut, mengendapkan lumpur, dan
merupakan tempat anak-anak udang dan ikan mencari makan sambil berlindung dari kejaran predatornya.
Hutan mangrove merupakan ekosistem dengan tingkat produktivitas yang tinggi dengan berbagai macam fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
penting. Penipisan dan penurunan kapasitas suatu ekosistem untuk memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan pada akhirnya mendorong negara-negara
untuk menerapkan paradigma baru yaitu pembangunan berkelanjutan Kusumastanto dan Meilani 1998. Pemanfaatan wilayah pesisir dalam bentuk
pengubahan fungsi hutan mangrove secara tidak terkendali mengakibatkan keadaan tidak sesuai dengan skenario pembangunan berkelanjutan Indrajaya
1992.
2.1.2 Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Secara ekologis fungsi
hutan mangrove menurut Kusmana et al. 2005, sebagai: 1
Fungsi biologis; yaitu sebagai penyedia makanan bagi organisme yang tinggal di sekitar mangrove, dan tempat pemijahan atau asuhan nursery
ground bagi anak udang, ikan, dan biota laut lainnya.
2 Fungsi fisik; yaitu sebagai pemecah gelombang, melindungi pantai dari
abrasi, mencegah intrusi air laut, menahan lumpur, dan mengolah limbah organik.
3 Fungsi ekonomis; yaitu sebagai lokasi pembuatan tambak, lahan pertanian,
kolam garam, lokasi kegiatan ekoturisme, serta flora dan fauna mangrove yang dapat dimanfaatkan secara langsung.
Tabel 1 Produk dan jasa hutan mangrove
Produk dan Jasa Hutan Mangrove Jenis Produk
Bahan Bakar Fuel Kayu Bakar Fuelwood
Arang Charcoal
Konstruksi Construction Kayu sebagai Bahan Bangunan Timber, scaffolding
Konstruksi Heavy construction Alat Pertambangan Mining props
Pembuatan Kapal Boat-building
Perikanan Fishing Alat Pancing Fishing pole
Tempat Perlindungan Ikan Fish-attracting shelters
Tekstil Textile, Leather Benang Sintetis Synthetic fibres rayon
Bahan Pewarna Kain Dye for cloth Tennin
Produk Alami Lainnya Other Natural Products
Ikan Fish Crustaceans
Madu Honey Wax
Burung Birds Mamalia Mammals
Reptil Reptiles Fauna lainnya Other fauna
Makanan dan Obat-obatan Food, Drugs, and Beverages
Gula Sugar Alkohol Alcohol
Minyak Goreng Cooking oil Cuka Vinegar
Pengganti Teh Tea substitute Sayuran Vegetables fruitleaves
Pertanian Agriculture Pakan Ternak Fodder
Produk dan Jasa Hutan Mangrove Jenis Produk
Barang Rumah Tangga Household Items
Lem Glue Minyak Rambut Hairdressing oil
Alu Rice mortar Mainan Toys
Korek Api Match sticks
Produk Hutan Lainnya Other Forest Products
Kotak Pengemasan Packing boxes Obat-obatan Medicines
Bahan Kertas Paper Products Berbagai jenis kertas Paper-various
Sumber: FAO 2007
Berkaitan dengan manfaat hutan mangrove secara ekonomi seringkali terjadi kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang tidak terkendali dan pada
akhirnya menyebabkan kerusakan pada ekosistem mangrove. Kerusakan hutan mangrove dapat menyebabkan hilangnya manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung dari ekosistem mangrove tersebut.
2.1.3 Kondisi Fisik Kerusakan Ekosistem Mangrove
Kerusakan ekosistem hutan mangrove adalah perubahan kondisi fisik biotik maupun abiotik di dalam ekosistem hutan mangrove menjadi tidak utuh lagi
rusak yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia Tirtakusumah 1994 dalam Rahmawaty 2006. Pada umumnya kerusakan ekosistem hutan mangrove
disebabkan oleh aktivitas manusia dalam pendayagunaan sumberdaya alam wilayah pantai yang tidak memperhatikan kelestarian, seperti penebangan untuk
keperluan kayu bakar yang berlebihan, tambak, pemukiman, industri dan pertambangan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21 tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove,
maka kondisi ekosistem hutan mangrove dibagi menjadi tiga kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kriteria ekosistem hutan mangrove
No Kriteria
Penutupan Kerapatan PohonHa
1 Baik
≥ 75 ≥ 1500 PohonHa
2 Sedang
≥ 50 - 75 ≥ 1000 - 1500 PohonHa
3 Rusak
50 1000 PohonHa
Sumber: Dahuri et al. 1996