commit to user
menghadapi masalah yang sulit, menemukan suatu hal yang baru, dan menghadapi teka-teki.
4 Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. 5 Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di
depan umum. 6 Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
7 Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa. Suasana ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengukur kemampuan
dirinya melalui kemampuan orang lain.
5. Kemampuan Kognitif
Fisika
Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan menurut Bloom, hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu “...ranah kognitif, afektif, dan ranah
psikomotorik” Nana Sudjana, 1991: 22. Ranah kognitif berhubungan erat dengan hasil belajar intelektual.
Komponen ranah kognitif meliputi beberapa aspek diantaranya pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Ranah afektif berhubungan dengan sikap. Ranah ini meliputi aspek penemuan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak. Ranah ini meliputi gerakan refleks, aspek keterampilan
gerakan dasar, aspek kemampuan perseptual, aspek keharmonisan atau ketepatan, serta aspek gerakan ekspresif dan interpretatif.
Menurut Benjamin Bloom yang dikutip oleh M. G. Dwi Hastuti 2006: 52, komponen kognitif meliputi:
a. PengetahuanIngatan C1
Merupakan aspek terendah ranah kognitif. Aspek ini mengacu pada kemampuan mengenalmengingat materi yang sudah dipelajari dari yang
sederhana sampai hal-hal yang sukar.
commit to user
b. Pemahaman C2
Merupakan aspek berikutnya dari ranah kognitif berupa kemampuan memahami makna materi yang dipelajari. Pada umumnya unsur pemahaman ini
menyangkut kemampuan menangkap makna suatu konsep, yang ditandai dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata sendiri.
c. PenerapanAplikasi
C3
Merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi yang konkret. Aspek ini mengacu pada kemampuan
menggunakan atau menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi yang baru, yang menyangkut penggunaan aturan dan prinsip dalam memecahkan
persoalan.
d. Analisis C4
Merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok. Kemampuan ini merupakan akumulasi atau kumpulan
pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, sehingga keaktifan belajar siswa lebih tinggi daripada keaktifan belajar yang dituntut untuk aspek aplikasi.
e. Sintesis C5
Merupakan kemampuan menggabungkan berbagai konsep dan komponen, sehingga membentuk pola struktur yang baru. Kemampuan sistesis relatif lebih
tinggi dari kemampuan analisis, sehingga untuk menguasainya diperlukan kegiatan belajar yang lebih kompleks.
f. Evaluasi
C
6
Merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk tujuan tertentu. Hasil belajar dalam tingkatan ini, merupakan hasil belajar yang tertinggi dalam
komponen kognitif, sehingga memerlukan semua tipe hasil belajar tingkatan sebelumnya. Dengan demikian, kegiatan belajar yang dituntut untuk mencapai
tujuan dalam tingkatan ini jelas lebih tinggi lagi. Dalam proses belajar bidang studi Fisika baik pada jenjang SMP maupun
jenjang SMA ranah yang sering dijadikan obyek sebagai hasil belajar adalah ranah kognitif karena ranah ini berkaitan erat dengan kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran.
commit to user
Untuk mengetahui hasil belajar siswa perlu diadakan kegiatan penilaian suatu bidang pelajaran tertentu dengan menggunakan evaluasi atau tes. Nilai itu
dapat berupa angka-angka yang menggambarkan kedudukan siswa di dalam kelompoknya, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai siswa pada mata pelajaran
Fisika merupakan hasil belajarnya.
6 . Konsep Suhu
Dan Kalor a. Suhu Dan Termometer
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu didefinisikan sebagai ukuran derajat panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu
tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Cara kerja termometer
memanfaatkan sifat termometrik zat yaitu perubahan sifat fisis zat karena perubahan suhu, misalnya volume zat cair, panjang logam, tekanan gas pada
volume tetap. Termometer berupa tabung kaca yang di dalamnya berisi zat cair, yaitu raksa atau alkohol lihat Gambar 2.1. Pada suhu yang lebih tinggi, raksa
dalam tabung memuai sehingga menunjuk angka yang lebih tinggi pada skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah raksa dalam tabung menyusut sehingga
menunjuk angka yang lebih rendah pada skala. Terdapat empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan
Kelvin.
Gambar 2.1 Termometer Raksa Kalibrasi termometer adalah kegiatan menetapkan skala sebuah
termometer yang belum memiliki skala. Suhu termasuk besaran pokok dalam fisika sehingga suhu mempunyai standar. Standar untuk suhu disebut titik tetap, di
mana ada dua titik tetap yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Berdasarkan
commit to user
pengukuran dengan termometer celcius, titik tetap bawah didefinisikan sebagai titik lebur es murni dan ditandai dengan angka 0
C. Alasan menyebut es murni adalah karena ketidakmurnian es misalnya bercampur dengan garam akan
menyebabkan titik lebur es akan menjadi lebih rendah di bawah nol. Titik lebur
zat didefinisikan sebagai suhu di mana fase padat dan cair ada bersama dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang berubah menjadi padat atau
sebaliknya Titik tetap atas merupakan suhu uap di atas air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atm dan ditandai dengan angka 100
C. Titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam kesetimbangan.
Tabel 2.1 Perbandingan Antar Skala Pada Termometer Skala
Titik lebur es pada P = 1 atm Titik didih air pada P = 1 atm Celcius
100
Reamur 80
Fahrenheit 32
212 Kelvin
273 373
Dari Tabel 2.1 di atas dapat dibuat perbandingan antar skala T
C
: T
F
– 32 : T
R
= 5 : 9 : 4 Konversi antara skala Celsius dan skala Fahrenheit dapat dituliskan
Konversi antara skala Celsius dan skala Reamur dapat dituliskan
Konversi antara skala Fahreinheit dan skala Reamur dapat dituliskan
Konversi antara skala Celcius dan skala Kelvin dapat dituliskan T
C
= T
K
– 273 atau T
K
= T
C
+ 273
b. Pemuaian