commit to user
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonogiri yang beralamat di Jalan Perwakilan 24 Sanggrahan, Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 20092010 dimulai pada bulan Desember 2009 sampai dengan April 2010.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survei dan observasi sekolah yang
bersangkutan, dan konsultasi instrumen penelitian.
b. Tahap
Penelitian
Yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian yang meliputi observasi, uji instrumen penelitian, pengambilan data pelaksanaan siklus-
siklus yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi.
c. Tahap
Penyelesaian
Meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Wonogiri.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif
berupa data hasil observasi atau pengamatan dengan berpedoman pada lembar
commit to user
pengamatan dan pemberian angket kepada siswa yang telah mendapat materi suhu dan kalor. Wawancara yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas,
kesulitan yang dihadapi guru dalam menghadapi siswa. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian kemampuan kognitif fisika siswa melalui nilai
ulangan umum fisika materi alat-alat optik pra siklus, tes siklus I, dan tes siklus II serta nilai angket motivasi belajar fisika siswa.
D. Variabel Penelitian
Untuk keperluan pengambilan data, dalam penelitian ini ada dua buah variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas: pendekatan kontekstual melalui film pendek dan motivasi belajar fisika siswa.
a. Pendekatan Kontekstual
1 Definisi operasional: pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. 2 Indikator
Tercapainya proses belajar mengajar menggunakan metode diskusi 3 Skala pengukuran: nominal dengan 1 kategori
a Pendekatan kontekstual melalui film pendek
b. Motivasi belajar fisika
1 Definisi operasional: Motivasi merupakan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan,
keinginan untuk mencapai hasil yang optimal, dan rasa percaya diri serta kepuasan atau yang merupakan hasil kombinasi dari unsur-unsur yang
telah ada sebelumnya.
commit to user
2 Indikator Skala sikap yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar
fisika siswa. 3 Skala Pengukuran
Skala pengukuran variabel ini adalah melalui perbandingan nilai angket motivasi belajar fisika pra siklus, siklus I, dan siklus II.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat : kemampuan kognitif fisika siswa Definisi Operasional
: hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran fisika
a Skala Pengukuran : interval b Indikator
: hasil tes
E. Teknik dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Nilai Tes
Nilai tes yang terdiri dari nilai ulangan materi fisika pra siklus materi alat-alat optik, tes siklus I dan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan kognitif
fisika siswa.
b. Observasi
Atau Pengamatan Lapangan.
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar saat kegiatan
belajar mengajar di kelas. Observasi atau pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan secara pasif. Observasi awal pra siklus berupa
pengamatan terhadap siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan peneliti dengan mengambil posisi tempat duduk paling
belakang. Pengamatan terhadap siswa diarahkan pada perhatian, kesungguhan
commit to user
dalam mengikuti PBM, keaktifan siswa, dan tingkat partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru.
c. Wawancara
. Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru fisika. Wawancara
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang proses belajar mengajar fisika yang telah berlangsung meliputi keadaan siswa, pendekatan dan metode
mengajar yang selama ini dilakukan, media pembelajaran yang digunakan, hasil belajar siswa, dan permasalahan yang dialami guru selama mengajar.
d. Kajian
Dokumentasi.
Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku atau
materi pelajaran, hasil nilai ulangan fisika, hasil nilai fisika siswa pada semester gasal.
e. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar fisika siswa. Angket yang diberikan berupa angket tertulis bersifat tertutup yang
diberikan sebanyak tiga kali yaitu sebelum pemberian tindakan pra siklus, pada akhir siklus I, pada akhir siklus II.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian.
a . Instrumen Pembelajaran
1 Satuan Pembelajaran 2 Rencana pembelajaran
3 Petunjuk pelaksanaan metode pembelajaran Langkah-langkah
pembelajaran dan
petunjuk pelaksanaan
metode pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan agar dalam pelaksanaan
PBM akan terstruktur dengan baik.
b. Instrumen Penilaian
1. Instrumen kemampuan kognitif fisika siswa.
commit to user
Untuk penilaian kemampuan kognitif fisika, menggunakan bentuk tes objektif.
Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari : a Membuat kisi-kisi soal tes
b Menyusun soal tes c Mengadakan uji coba tes try Out
Tes objektif tersebut terdiri dari 60 butir soal. Sebelum tes digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah instrumen tes kognitif tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang baik yaitu dalam hal validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda. Uji coba instrumen tes kognitif dilakukan pada siswa yang telah memperoleh pelajaran fisika materi suhu dan kalor
yaitu siswa kelas X4 SMAN 2 Wonogiri. 1 Taraf kesukaran
Soal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah. Untuk menentukan taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal digunakan rumus
Js B
P =
Suharsimi Arikunto, 2009: 208 Keterangan :
P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal betul
Js : jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan indeks kesukaran sering terjadi klasifikasi sebagai
berikut : a Soal sukar jika : 0,00
P
≤
0,30 b Soal sedang jika : 0,30
P
≤
0,70 c Soal mudah jika : 0,70
P
≤
1,00
commit to user
Hasil tes uji coba kemampuan kognitif, dari 60 soal yang diujicobakan, setelah dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dari masing-
masing soal diperoleh hasil sebagai berikut: 6 soal dikategorikan mudah, yaitu nomor 5, 7, 12, 14, 15, dan 43; 33 soal dikategorikan mempunyai
tingkat kesukaran sedang, yaitu nomor 1, 4, 8, 9, 11, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 53, 55, 56,
59, dan 60; 21 soal dikategorikan sukar, yaitu nomor 2, 3, 6, 10, 13, 18, 22, 26, 27, 28, 30, 31, 35, 39, 40, 41, 51, 52, 54, 57, dan 58. Selengkapnya di
lampiran 46 2 Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai kemampuan tinggi dengan siswa yang kurang
pandai kemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumus sebagai berikut :
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D −
= −
=
Suharsimi Arikunto, 2009: 213 Keterangan :
J : jumlah peserta tes J
A
: banyaknya siswa kelompok atas J
B
: banyaknya siswa kelompok bawah B
A
: banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar B
B
: banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar P
A
: proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar P
B
: proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar Daya pembeda nilai D diklsifikasikan sebagi berikut :
a soal dengan 0,00 D
≤
0,20 = jelek b soal dengan 0,20
D
≤
0,40 = cukup c soal dengan 0,40
D
≤
0,70 = baik d soal dengan 0,70
D
≤
1,00 = baik sekali
commit to user
Hasil tes uji coba kemampuan kognitif, dari 60 soal yang diujicobakan, setelah dilakukan analisis untuk mengetahui daya pembeda dari masing-
masing item diperoleh hasil sebagai berikut: 8 soal mempunyai daya pembeda jelek yaitu nomor 2, 6, 8, 17, 31, 53, 54, dan 58; 26 soal
mempunyai daya pembeda cukup yaitu nomor 3, 5, 9, 10, 11, 13, 14, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 34, 38, 39, 40, 41, 47, 49, 50, 52, 57 dan 59; 26 soal
mempunyai daya pembeda baik, yaitu nomor 1, 4, 7, 12, 15, 16, 18, 23, 28, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 51, 55, 56, dan 60.
Selengkapnya di lampiran 46 3 Validitas
Sebuah tes valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas item tes obyektif pilihan
ganda adalah dengan menggunakan teknik korelasi point Biserial dengan rumus :
q p
St Mt
Mp
pbi
− =
γ
Suharsimi Arikunto, 2009: 79 Keterangan :
γ
pbi
: koefisien korelasi biserial Mp
: rerata skor dari subyek yang menjawab benar Mt
: rerata skor total St : standar deviasi dari skor total
p : proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 – p
Kriteria
tabel pbi
γ γ
≥ : soal valid
tabel pbi
γ γ
: soal tidak valid invalid Hasil tes uji coba kemampuan kognitif, dari 60 soal yang diujicobakan,
setelah dilakukan analisis untuk mengetahui kevalidan dari masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut: 50 soal tergolong valid, yaitu nomor 1,
commit to user
3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51,
52, 55, 56, 57, 58, 59 dan 60; 10 soal tergolong invalid, yaitu nomor 2, 5, 8, 14, 20, 25, 26, 47, 53, dan 54. Selengkapnya di lampiran 46
4 Reliabilitas Reliabilitas sering diartikan dengan keajegan suatu tes apabila diteskan
kepada subyek yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek yang tidak sama pada waktu yang sama.
Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20,
sebagai berikut : r
11
=
Σ −
−
2 2
1 S
pq S
n n
Suharsimi Arikunto, 2009 : 101 Keterangan :
r
11
: reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah q = 1-p Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes
Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga r
hitung
r
tabel
, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen reliabel.
Kriteria nilai reliabilitas : 0,8
≤
11
r
1 : sangat tinggi 0,6
≤
11
r
0,8 : tinggi 0,4
≤
11
r
0,6 : cukup 0,2
≤
11
r
0,4 : rendah 0,0
≤
11
r
0,2 : sangat rendah Suharsimi Arikunto, 2002:75
commit to user
Setelah dilakukan analisis untuk mengetahui reliabilitas dari keseluruhan soal uji coba, diperoleh hasil bahwa untuk soal uji coba kemampuan
kognitif r
11
reliabilitas instrumen lebih besar dari r
tabel
0,967 0,361, sehingga soal dikatakan reliabel dengan tingkat realibilitas sangat tinggi.
Selengkapnya di lampiran 46 2. Instrumen angket motivasi belajar fisika
Langkah langkah pembuatan angket motivasi belajar fisika: a Membuat kisi-kisi angket motivasi belajar fisika, yaitu dengan:
1 menentukan kemampuan yang akan diukur 2 menentukan indikator dari kemampuan yang akan diukur
3 menentukan ruang lingkup dan banyaknya pernyataan untuk masing-masing sub variabel.
b Menyusun item pertanyaan angket sesuai dengan indikator. c Mengujicobakan angket motivasi belajar untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas dari angket yang akan dibuat. Prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat motivasi belajar fisika siswa,
antara lain: a Untuk angket motivasi belajar fisika siswa pada item positif
1 jawaban sangat setuju dengan skor 4 2 jawaban setuju dengan skor 3
3 jawaban tidak setuju dengan skor 2 4 jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1
b Untuk angket motivasi belajar fisika siswa pada item negatif 1 jawaban sangat setuju dengan skor 1
2 jawaban setuju dengan skor 2 3 jawaban tidak setuju dengan skor 3
4 jawaban sangat tidak setuju dengan skor 4 Reliabilitas dan validitas angket motivasi belajar dapat diketahui dengan
menggunakan rumus-rumus berikut: a. Reliabilitas angket motivasi belajar
commit to user
Oleh karena pada pengukuran ini merupakan rentangan, maka digunakan rumus alpha. Suharsimi Arikunto, 2009:192 menyatakan rumus alpha
digunakan untuk mencari tingkat reliabilitas instrumen tes yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket untuk soal uraian”. Adapun rumus alpha
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
−
− =
∑
2 2
11
1 1
t b
k k
r
σ σ
di mana:
11
r
: reliabilitas instrumen k
: banyaknya pertanyaan atau butir soal
∑
2
b
σ
: jumlah varians skor tiap item
2 t
σ
: varians total
N N
X X
b b
b 2
2 2
∑ ∑
∑
− =
σ
N N
X X
t t
t 2
2 2
∑ ∑
∑
− =
σ Hasil perhitungan uji relaibilitas dengan rumus alpha ini dinterpretasikan
sebagai berikut: 0,8
≤
11
r 1 : sangat tinggi
0,6 ≤
11
r 0,8 : tinggi
0,4 ≤
11
r 0,6 : cukup
0,2 ≤
11
r 0,4 : rendah
0,0 ≤
11
r 0,2 : sangat rendah
Suharsimi Arikunto, 2009: 75 Setelah dilakukan analisis untuk mengetahui realibilitas dari keseluruhan
angket uji coba, diperoleh hasil bahwa untuk angket uji coba r
11
reliabilitas instrumen lebih besar dari r
tabel
0,953 0,349, sehingga angket dikatakan
commit to user
reliabel dengan tingkat realibilitas sangat tinggi. Selengkapnya di lampiran 21
b. Validitas angket motivasi belajar Untuk menghitung validitas item angket motivasi belajar fisika digunakan
product moment:
{ }
{ }
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
XY
di mana : R
xy
: koefisien korelasi
N :
jumlah sampel X
: skor item masing-masing responden
Y : skor total jumlah dari keseluruhan item masing-masing
responden Butir dinyatakan valid jika r
xy
r
tabel
Suharsimi Arikunto, 2009:160 Hasil tes uji coba angket motivasi belajar, dari 50 butir angket yang
diujicobakan, setelah dilakukan analisis untuk mengetahui kevalidan dari masing-masing butir diperoleh hasil sebagai berikut: 41 butir tergolong
valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,23, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 33,34,35, 37, 38,39, 40, 41,
44,46,47,49, dan 50; 9 butir pernyataan angket tergolong invalid, yaitu nomor 15, 29, 30, 31, 36, 42,45, dan 48. Selengkapnya di lampiran 26
3. Instrumen lembar observasi aktivitas belajar siswa Langkah langkah pembuatan lembar observasi aktivitas belajar siswa :
a. Membuat kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa yaitu dengan : 1 Menentukan aspek yang akan diukur
2 Menentukan indikator dari aspek yang akan diukur 3 Menentukan ruang lingkup dan banyaknya pernyataan untuk masing-
masing sub variabel b. Menyusun item aktivitas belajar yang sesuai dengan indikator.
commit to user
Untuk menentukan validitas lembar observasi aktivitas belajar siswa dilakukan dengan cara :
1 Validitas isi berdasarkan kajian literatur 2 Validitas konten berdasarkan validasi ahli pembimbing
Selengkapnya di lampiran 39
F. Teknik Pemeriksaan Validitas Data
Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara
pengumpulan data dengan beragam teknik harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya. Teknik yang diperlukan
untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi. Menurut Elliot trianggulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut
pandang yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan pengawasan atau observan Rochiati, 2005:169. Trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Teknik trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan
metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara,
angket, dan tes prestasi. Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Skema Pemeriksaan Validitas Data Data
Observasi Arsip
Tes Angket Wawancara
Sumber Data
commit to user
G. Teknik Analisis Data