Ketuntasan Belajar Siswa Aktivitas Klasikal Siswa

commit to user 30.30 P e rs e n ta se Ke te rc a p a ia n Siklu

c. Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes kognitif tuntas sebanyak 22 orang den ketercapaian ketuntasan belaja dirinci tiap butir soal, persenta Tabel 4.17 Persentase Rata-rata Persentase Ra C1 84 Dari tabel di atas dapat diketa kegiatan pembahasan soal di a siswa dalam memecahkan soa dilihat dari perolehan persenta disimpulkan terjadi kenaikan kognitif siklus I yang persen berdampak terhadap peningk perbandingan antara hasil ketu diagram batang di bawah ini : Gambar 4.25 D Sis .30 66.67 69.70 33.33 Tun Tida iklus I Siklus II wa itif tes siklus I diperoleh data bahwa jumlah s dengan persentase 66,67. Hal tersebut menu lajar sebesar 60 telah tercapai. Apabila hasil ntase ketercapaian masing-masing adalah sebag rata Ketercapaian Tes Kognitif Siklus II Rata-rata Ketercapaian Tiap Ranah Kognitif C2 C3 C4 77 73 55 etahui bahwa pelaksanaan pembelajaran siklu i akhir KBM tiap pertemuan berdampak positif oal berupa hitungan atau aplikasi konsep dalam ntase ketercapaian siswa menjawab benar yang an persentase sebesar 18,5 jika dibanding sentasenya hanya mencapai 54,5. Kenaika gkatan tingkat ketuntasan siswa yang menca etuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus Diagram Batang Perbandingan Persentase Ketu Siswa Pada Observasi Siklus I Dengan Siklus 86 Tuntas Tidak Tuntas h siswa yang dinyatakan nunjukkan bahwa target asil tes kognitif siklus I agai berikut : lus II yang menerapkan itif terhadap kemampuan lam rumus. Hal ini dapat ang mencapai 73. Dan ingkan dengan hasil tes ikan persentase tersebut capai 66,67. Adapun lus II dapat dilihat dalam etuntasan Belajar lus II commit to user 87

D. Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas di kelas X3 SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 20092010 ini dilakukan karena berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa tingkat motivasi belajar fisika dan nilai kognitif fisika siswa di kelas tersebut masih rendah. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui film pendek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapkan pembelajaran kontekstual melalui film pendek dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar fisika dan nilai kognitif fisika siswa. Peningkatan motivasi belajar fisika siswa dapat dilihat melalui hasil penyebaran angket dan observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar. Sedangkan peningkatan kemampuan kognitif fisika siswa dapat diketahui dari hasil tes kemampuan kognitif di akhir siklus. Pada akhir siklus I terdapat peningkatan motivasi belajar fisika dan kemampuan kognitif fisika siswa. Peningkatan motivasi belajar fisika siswa dilihat dari hasil angket dan observasi aktivitas siswa. Rata-rata persentase angket motivasi belajar fisika siswa meningkat sebesar 11,6 dari pra siklus sebesar 55,37 menjadi 66,97 pada akhir siklus I. Sedangkan rata-rata persentase observasi aktivitas klasikal siswa meningkat sebesar 31,11 dari pra siklus sebesar 39,39 menjadi 70,5 pada akhir siklus I. Kemampuan kognitif fisika meningkat 18,18 dilihat dari tingkat ketuntasan pada hasil tes kognitif siklus I yang mencapai 30,3 dibandingkan hasil ulangan bab optik sebesar 12,12. Akan tetapi peningkatan kemampuan kognitif fisika siswa belum maksimal dikarenakan masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 60. Namun demikian, adanya peningkatan persentase dari masing-masing aspek yang dinilai tersebut angket motivasi, aktivitas siswa, dan tes kognitif membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual melalui film pendek memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi belajar fisika dan kemampuan kognitif fisika siswa. Hasil refeksi tindakan I digunakan peneliti sebagai bahan perbaikan penerapan pembelajaran pada tindakan II. Perbaikan tersebut meliputi : 1. Perubahan jumlah anggota kelompok yang semula berjumlah 4-5 orang berubah menjadi 2-3 orang. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan berlangsungnya diskusi yaitu agar semua siswa dapat terlibat aktif selama kegiatan diskusi berlangsung.