commit to user
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu
peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Data-data dari hasil penelitian di
lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman 1992: 16-19 yang dilakukan dalam
tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data
dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis
data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.
Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaktif model dapat dilihat dalam skema di bawah ini:
commit to user
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian Data
Kesimpulan dan Verifikasi
Gambar 3.2 Skema Analisis Data
H. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan tindakan terhadap peningkatan aktivitas siswa, motivasi belajar fisika, dan kemampuan kognitif fisika siswa kelas X3 SMA
Negeri 1 Wonogiri dapat dilihat dari : Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Siklus
Aspek yang Dinilai
Target Cara Penilaian
Aktivitas Siswa
60 siswa melaksanakan
aktivitas x100
siswa seluruh
aktivitas tiap
kriteria an
melaksanak yang
siswa
∑ ∑
=
Motivasi Belajar
Fisika Siswa Pencapaian
persentase indikator motivasi
belajar fisika mencapai 60
x100 indikator
indikator tiap
persentase
∑ ∑
=
commit to user
Kemampuan Kognitif
Fisika Siswa 60 siswa
mencapai KKM
x100 siswa
seluruh KKM
nilai memperoleh
siswa
∑ ∑
≥ =
I. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart
yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan planning, tindakan acting, pengamatan
observing dan refleksi reflecting. Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah Suharsimi Arikunto dkk, 2006: 117.
Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah tersebut :
1. Tahap persiapan a. Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru fisika SMA Negeri 1
Wonogiri. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal keadaan kelas dan kegiatan
belajar mengajar khususnya mata pelajaran fisika di kelas X3 SMA Negeri 1 Wonogiri.
c. Mengidentifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar fisika kelas X3 berdasar hasil observasi awal yang telah dilakukan.
2. Tahap perencanaan Planning a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan
pembelajaran kontekstual melalui film pendek pada pokok bahasan suhu dan kalor.
b. Menyusun instrumen penelitian meliputi rancangan pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa, soal tes
kognitif, angket, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
commit to user
3. Tahap pelaksanaan atau tindakan Acting Tindakan dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain : a. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam
Rencana Pembelajaran. b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung oleh observer dan angket siswa. c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif fisika
siswa. d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif
tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi dan Evaluasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah : a. Pengumpulan data.
b. Sumber data. c. Critical friend dalam penelitian.
d. Analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai
berikut : a. Pelaksanaan pengamatan oleh peneliti dan observer.
b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen sebagai critical friend
terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat-alat evaluasi. b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.
c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi. d. Kriteria keberhasilan tindakan.
commit to user
5. Tahap Refleksi Reflecting Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi
pada siswa dan suasana kelas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan refleksi sebagai berikut :
a. Menganalisis jawaban siswa pada lembar angket untuk mengetahui perubahan tingkat motivasi belajar fisika siswa.
b. Menganalisis hasil tes siklus I untuk mengetahui dampak penerapan pembelajaran yang dilakukan terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.
c. Mencocokkan pengamatan oleh observer pada lembar observasi aktivitas klasikal siswa dan lembar observasi diskusi kelompok. Apabila hasil
pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan
terjadi komunikasi multi arah maka model kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan kemampuan
kogntif belajar fisika siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau
kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
maka peneliti menentukan tindakan perbaikan berikutnya siklus 2 dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.
commit to user
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan II
Belum terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Perencanaan Tindakan II
Observasi II
Refleksi II Selesai
SIKLUS I
SIKLUS II
Observasi I
Gambar 3.3 Skema Prosedur Penelitian
commit to user
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap guru pengampu mata pelajaran fisika kelas X SMA Negeri 1 Wonogiri diketahui bahwa hasil
belajar siswa kelas X secara keseluruhan jauh dari memuaskan. Kendati SMA Negeri 1 Wonogiri merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Wonogiri yang mana input siswanya
merupakan siswa dengan kemampuan rata-rata ke atas, tetapi nilai kognitif mereka pada mata pelajaran fisika kalah dibanding nilai mata pelajaran yang lain seperti biologi, kimia, dan
matematika. Menurut Bp Sukarjo, M.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran fisika di kelas X1-X6 hal ini disebabkan oleh kurang tertariknya siswa terhadap mata pelajaran fisika
dikarenakan mereka menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang membosankan karena identik dengan menghitung dan menghafal rumus.
Selanjutnya berdasarkan observasi langsung di lapangan pada mata pelajaran Fisika diperoleh bahwa guru biasa menggunakan media powerpoint dalam mengajar dan menjelaskan
materi fisika melalui metode ceramah pasif. Penggunaan media powerpoint tersebut bersifat informatif. Maksudnya bahwa slide yang ditampilkan oleh guru hanya berisi tulisan mengenai
materi ajar tanpa disertai animasi-animasi yang terkait materi ajar yang mengakibatkan proses pembelajaran kurang menarik. Pada saat menjelaskan sesekali guru bertanya kepada siswa,
namun jika tidak ada yang menjawab maka guru sendiri yang akan menjawabnya. Sementara itu saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa hanya diam dan mendengarkan ceramah
dari guru di kelas, beberapa siswa lainnya ada yang tidak memperhatikan dan cenderung berbicara sendiri dengan teman sebangkunya serta bermain–main sendiri di dalam kelas
misalnya dengan beraktivitas dengan telepon seluler. Ada juga beberapa siswa yang bertempat duduk di depan terlihat serius memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang dirasa penting.
Dengan adanya beberapa gejala tersebut, peneliti menilai bahwa pembelajaran yang berlangsung kurang komunikatif karena tidak ada interaksi aktif antara siswa dengan guru.
Selain memanfaatkan media powerpoint dalam pembelajaran, guru juga telah memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. Akan tetapi pemanfaatannya masih terbatas
yaitu sebagai sarana guru memberi tugas kepada siswa. Blog yang dibuat Bp. Sukarjo, M.Pd
55