Uji Reliabilitas Teknik Analisis Data

42 Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda D 0,00 sangat jelek 0,00 - 0,19 Jelek 0,20 - 0,39 Cukup 0,40 - 0,69 Baik 0,70 - 1,00 baik sekali Hasil uji daya pembeda instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Uji Daya pembeda Instrumen Tes Kriteria Soal Butir Soal Jumlah Soal Persentase Buruk Sekali 12 30 Buruk 8 20 Cukup 5 12,5 Baik 11 27,5 Baik Sekali 4 10 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 3.11 di atas dapat dilihat bahwa uji daya pembeda soal menunjukkan kriteria buruk sekali lebih banyak dibandingkan kriteria lainnya, yaitu sebanyak 12 soal 30. Untuk kriteria buruk ada 8 soal 20, 5 soal untuk kriteria cukup 12,5, 11 soal untuk kriteria baik 27,5 dan hanya 4 untuk kriteria baik sekali 10.

2. Pengujian Prasyarat Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis terhadap data.Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji-t t-test untuk menguji hipotesis. Namun sebelum pengujian hipotesis dengan uji-t, maka yang perlu dilakukan adalah uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data. 43

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji Liliefors. Adapun langkah – langkah untuk melakukan uji liliefors adalah: 17 Pertama menentukan taraf signifikan α = 5 0,05 dengan hipotesis yang akan diuji. H : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal Kriteria pengujian: Jika Lo= L hitung L tabel Ho diterima sedangkan jika Lo= L hitung L tabel Ho ditolak Kedua lakukan langkah – langkah pengujian normalitas berikut: 1 Data pengamatan Y 1 , Y 2 , Y 3 ….., Y n dijadikan bilangan baku Z 1 , Z 2 , Z 3 ,….,Z n dengan rumus: ̅ Keterangan: i. Yi= skor data ii. Y = nilai rata - rata iii. S = Simpangan baku iv. Zi = skor baku 2 Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang: 3 Selanjutnya dihitung proporsinya Z 1 , Z 2 , Z 3 …., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i . Jika proporsi ini dinyatakan oleh SZ i , maka: SZ i = 4 Hitung selisih FZ i – SZ i , kemudian tentukan harga mutlaknya 17 Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian: Buku Tentang Statistika yang Paling Komprehensif, Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2012, h.131