Perbedaan mind mapping dengan metode catatan biasa

17

h. Penilaian Mind Mapping

Penilaian mind mapping tidak dinilai berdasarkan benar dan salah karena mind mapping merupakan imajinasi dan pemikiran individu. Oleh karena itu mind mapping yang dibuat kelompok siswa akan dinilai menggunakan rubrik dengan kriteria seperti pada Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3 Rubric Assessment Tugas Mind Mapping No Variabel Distribusi Nilai Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 1. Penilaian sub tema atau sub topik 2. Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya 3. Penggunaan kata kunci 4. Desain warna dan desain 5. Struktur keseluruhan Skor Kumulatif Sumber: Adaptasi dari Ohassta Onario history and social sciences teacher’ association: 2004

3. Hakikat Hasil belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar merupakan tindakan yang hanya di alami oleh individu itu sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar, oleh karena itu suksesnya tujuan suatu pendidikan sangat bergantung dari proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. 25 Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase – fase belajar, salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting 25 Asep Jihad, op, cit, h.1 18 yaitu : a. tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi, b. tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi, c. tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi. 26 Menurut Gagne, belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. 27 Sudjana berpendapat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Sedangkan menurut John Deweys, belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lingkungannya. 28 , Slameto merumuskan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 29 Hal senada pun diungkapkan oleh Herman Hu dojo , “belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku”. 30 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. 26 Ibid, h.2 27 Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: RinekaCipta, 2009 h. 10 28 Asep Jihad, loc.cit. 29 Ibid. h.2. 30 Ibid. h.3. 19

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Menurut Winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan tersebut mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 31 Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sudjana pun berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 32 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan, kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik. 33 Menurut A.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran outputs dari suatu sistem pemprosesan masukan input. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam – macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja performance. 34 Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. 35 Ketiga tingkatan itu dikenal dengan Bloom’s Taxonomy Taksonomi Bloom. Akan tetapi pada tahun 2001 dalam buku A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing A Revision of Bloom’s taxonomy of Educational Objectives, Lorin W. Anderson dan David R. Krathwol melakukan revisimen 31 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011, h. 44 - 45 32 Asep Jihad, op, cit, h.15. 33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, cet. VII, h. 22 34 Asep Jihad, op. cit., h.14 35 Zulfiani, op. cit., h.64 20 dasar mengenai klasifikasi kognitif yang pernah dikembangan oleh Bloom. Adapun revisi taksonomi Bloom antara lain, sebagai berikut: 1 Ranah Kognitif Di bawah ini merupakan penjabaran dari dimensi proses kognitif hasil revisi taksonomi Bloom: a. Mengingat C1 Mengingat merupakan tahapan paling sederhana dalam proses kognitif belajar. Mengingat berarti memanggil kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kemampuan mengingat ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konsep, pengetahuan prosedural atau pengetahuan meta kognitif 36 b. Memahami C2 Siswa dikatakan mengerti ketika mereka mampu membangun pemahaman dari pesan pengetahuan yang disampaikan baik lisan, tulisan dalam bentuk grafik maupun ketika penyampaian tersebut media buku atau komputer sekalipun. Jenis pengetahuan yang membutuhkan proses memahami ini adalah pengetahuan konsep. Terdapat tujuh proses kognitif yang tergabung dalam proses memahami, yaitu: 1 Menafsirkan interpreting 2 Menggunakan contoh exemplifying 3 Mengklasifikasi classifying 4 Meringkas summarizing 5 Menyimpulkan inferring 6 Membandingkan comparing 7 Menjelaskan explaining. 37 36 W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objective, New York: Longman,2001, h. 66. 37 Ibid, h. 70 - 75