PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan Untuk Tahun yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and
For the Year Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
36
3. SUMBER
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
lanjutan 3. SOURCE
OF ESTIMATION
UNCERTAINTY continued
Pertimbangan Judgments
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan konsolidasian: The
following judgments
are made
by management in the process of applying those of
the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in
the consolidated financial statements:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial
Liabilities
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
dipenuhi. Dengan demikian, aset dan liabilitas keuangan diakui sesuai
dengan kebijakan
akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2t.
The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets
and financial liabilities by judging if they meet the definitions set out in PSAK No. 55. Accordingly,
the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s
accounting policies disclosed in Note 2t.
Penentuan Mata Uang Fungsional Determination of Functional Currency
Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari
lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang
yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan.
The functional currency of each of the entities under the Group is the currency of the primary
economic environment in which each entity operates. It is the currency that influences the
revenue and cost of rendering services.
Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi
ketidakpastian lain
pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat
aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha
mendasarkan
asumsi dan
estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan
situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau
situasi
di luar
kendali Kelompok
Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi
terkait pada saat terjadinya. The key assumptions concerning the future and
other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing
material adjustments to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial
yearperiod are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters
available
when the
consolidated financial
statements were prepared. Existing circumstances and assumptions relating to future developments
may change as a result of market changes or circumstances beyond the control of the Group.
Such changes are reflected in the assumptions when they occur.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan Untuk Tahun yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and
For the Year Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
37
3. SUMBER
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
lanjutan 3. SOURCE
OF ESTIMATION
UNCERTAINTY continued
Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha Allowance for Impairment of Trade Receivables
a. Evaluasi Individual a. Individual Assessment
Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang
bersangkutan tidak
dapat memenuhi
kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok
Usaha mempertimbangkan,
berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka
waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan
catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat
provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang
diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Penyisihan spesifik ini dievaluasi
kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah
cadangan atas penurunan nilai piutang usaha. The Group evaluates specific accounts where
it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In
these cases, the Group exercises its judgment, based on the available facts and
circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and
the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market
factors, to record specific provisions for customers’ receivables in an effort to reduce
the receivable amounts that the Group expects to collect. These specific provisions are re-
evaluated
and adjusted
if additional
information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables.
b. Evaluasi Kolektif b. Collective Assessment
Bila Kelompok Usaha memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan
nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun
tidak, Kelompok Usaha menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit
yang serupa karakteristiknya dan melakukan evaluasi
kolektif atas
penurunan nilai.
Karakteristik yang
dipilih mempengaruhi
estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan
indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.
If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an
individually assessed
trade receivable,
whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit
risk characteristics and collectively assesses them for impairment. The characteristics
chosen will influence the estimation of future cash flows for groups of such trade
receivables by serving as an indication of the customers’ ability to settle in full amounts due.
Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk
penurunan nilai
diestimasi berdasarkan
pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang
serupa dengan piutang usaha pada kelompok tersebut.
Future cash flows in a group of trade receivables that are collectively evaluated for
impairment are estimated on the basis of historical loss experience for trade receivables
with credit risk characteristics similar to those in the group.
Nilai tercatat dari piutang usaha Kelompok Usaha sebelum cadangan atas penurunan
nilai pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp2.507.460
dan Rp1.798.637. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5.
The carrying amount of the Group’s trade receivables before allowance for impairment
as of December 31, 2013 and 2012 were Rp2,507,460 and Rp1,798,637, respectively.
Further details are disclosed in Note 5.