PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan Untuk Tahun yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and
For the Year Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
e. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali lanjutan
e. Business Combinations of Entities under Common Control continued
Dalam PSAK No. 38, pengalihan bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan
perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dialihkan dan tidak dapat
menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi
entitas individual dalam kelompok usaha tersebut. Karena pengalihan bisnis antara
entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi, bisnis yang
dipertukarkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi
bisnis dengan
menggunakan metode penyatuan kepemilikan.
Under PSAK No. 38, transfer of business within entities under common control does not
result in a change of the economic substance of ownership of the business being transferred
and does not result in gain or loss to the group or to the individual entity within the group.
Since the transfer of business of entities under common control does not result in a change of
the economic substance, the business being exchanged is recorded at book value as a
business combination using the pooling-of- interests method.
Dalam menerapkan
metode penyatuan
kepemilikan, komponen laporan keuangan dimana terjadi kombinasi bisnis dan untuk
periode lain yang disajikan untuk tujuan perbandingan, disajikan sedemikian rupa
seolah-olah kombinasi bisnis telah terjadi sejak awal periode terjadi sepengendalian. Selisih
antara nilai tercatat transaksi kombinasi bisnis dan jumlah imbalan yang dialihkan diakui
dalam akun “Tambahan Modal Disetor”. In applying the pooling-of-interests method,
the components of the financial statements for the period during which the restructuring
occurred and for other periods presented, for comparison purposes, are presented in such a
manner as if the restructuring had already happened from the beginning of the periods
during which the entities were under common control. The difference between the carrying
amounts
of the
business combination
transaction and the consideration transferred is recognized under the account “Additional
Paid-in Capital”.
f. Persediaan
f. Inventories
Persediaan diukur sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai
realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode
rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto persediaan
adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha
biasa dikurangi
estimasi biaya
penyelesaian dan
estimasi biaya
yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Inventories are valued at the lower of cost or net realizable value. Cost is calculated using
the weighted-average method. Net realizable value is the estimated selling price in the
ordinary course of business, less estimated costs of completion and the estimated costs
necessary to make the sale.
Kelompok Usaha menetapkan cadangan penurunan nilai dan keusangan persediaan
berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan.
The Group provides allowance for decline in market value and obsolescence of inventories
based on periodic reviews of the physical condition and the net realizable values of the
inventories.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan Untuk Tahun yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and
For the Year Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
g. Ayam Pembibit Turunan g. Breeding Flocks
Ayam pembibit turunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi,
cadangan kematian
dan ayam
afkir. Biaya-biaya
yang terjadi
selama masa
pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi
dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun berdasarkan taksiran umur produktif
ayam telah menghasilkan sejak awal masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa.
Masa deplesi adalah kurang lebih 42 minggu. Penentuan awal masa produksi didasarkan
pada
pertimbangan dan
pengalaman manajemen. Ayam pembibit turunan dapat
dianggap mulai berproduksi setelah berumur kurang lebih 24 minggu. Cadangan kematian
diestimasi berdasarkan
data kematian
sebelumnya dan usia ayam. Breeding flocks are stated at cost less
accumulated depletion, allowance for mortality and culled birds. Costs incurred during the
growing period are accumulated and depleted at the start of the production period. Depletion
is computed using the declining balance method based on the estimated productive
lives of the producing flocks from the start of the production period after taking into account
their salvage values. The depletion period is normally 42 weeks. The start of the production
period is determined on the basis of management’s assessment and experience.
Breeding flocks can normally start producing after 24 weeks. Mortality allowance is
estimated from past mortality data and the age of the birds.
h
. Pembayaran di Muka h. Prepaid Expenses
Pembayaran di muka diamortisasi dan dibebankan pada laba rugi selama masa
manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari
akun “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Prepaid expenses are amortized and charged to profit or loss over the periods of benefit. The
long-term portion of prepaid expenses are presented as part of the “Other Non-current
Assets” account in the consolidated statement of financial position.
i.
Biaya Pinjaman i.
Borrowing Costs
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi, atau
pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari
biaya bunga dan biaya pendanaan lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan
dengan peminjaman dana. Borrowing costs that are directly attributable to
the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the
cost of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when
incurred. Borrowing costs consist of interest and other financing charges that will be borne
by the Group in connection with the borrowing of funds.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas
yang diperlukan
untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan
sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk
aset kualifikasian
dan biaya
pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya
secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan
untuk mempersiapkan
aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai
dengan maksudnya. Capitalization of borrowing costs commences
when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use are in progress and
the expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred.
Capitalization of borrowing costs ceases when substantially all of the activities necessary to
prepare the qualifying assets have been completed and the assets are ready for their
intended use.