PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan Untuk Tahun yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and
For the Year Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
56
9. PAJAK DIBAYAR DI MUKA, TAGIHAN DAN KEBERATAN ATAS HASIL PEMERIKSAAN
PAJAK lanjutan
9. PREPAID TAXES, CLAIMS FOR TAX REFUND AND TAX ASSESSMENTS UNDER APPEAL
continued Pajak Penghasilan Badan tahun-tahun 2007, 2011
dan 2012 Corporate Income Tax for years 2007, 2011 and
2012 Pada tanggal 29 November 2013, Perusahaan
menerima SKPKB atas pajak penghasilan badan tahun 2007, 2011 dan 2012 masing-masing
sebesar Rp30.902, Rp50.258 dan Rp49.758 dikarenakan koreksi beban royalti dan beban
umum dan administrasi dalam perhitungan pajak penghasilan
badan. Pada
tanggal 26 Februari 2014, Perusahaan mengajukan surat
keberatan kepada DJP atas SKPKB sehubungan dengan koreksi beban royalti tahun 2007, 2011 dan
2012 masing-masing sebesar Rp30.902, Rp41.346 dan
Rp40.968 sedangkan sisanya sebesar
Rp17.702 telah dibebankan pada akun “Beban Pajak Penghasilan - Pajak Kini” Catatan 27.
Sampai dengan tanggal 26 Maret 2014, DJP belum mengeluarkan keputusan.
On November 29, 2013, the Company received SKPKB for 2007, 2011 and 2012 corporate income
tax amounting to Rp30,902, Rp50,258 and Rp49,758, respectively, as a result of a correction
to a royalty fee and general and administrative expense. On February 26, 2014, the Company filed
an objection letters DGT on these SKPKBs in relation with a correction to a royalty fee for 2007,
2011 and 2012 amounting to Rp30,902, Rp41,346 and Rp40,968, respectively, while the remaining
balance of Rp17,702 were recognized as an expense in the “Income Tax expense - Current
Tax” account Note 27. As of March 26, 2014, DGT has not issued the decision.
Pajak Penghasilan Badan tahun-tahun 2009 dan 2010
Corporate Income Tax for years 2009 and 2010 Pada tanggal 22 Agustus 2013, Perusahaan
menerima SKPKB atas pajak penghasilan badan tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar
Rp12.936 dan Rp11.612. Perusahaan mencatat beban pajak pemeriksaan tersebut dalam akun
“Beban
Pajak Penghasilan
- Pajak
Kini” Catatan 27.
On August 22, 2013, the Company received an SKPKB for 2009 and 2010 corporate income tax
amounting to
Rp12,936 and
Rp11,612, respectively. The Company recorded the tax audit
expense in the “Income Tax Expense - Current Tax” account Note 27.
10. UTANG BANK JANGKA PENDEK 10. SHORT-TERM BANK LOANS
Akun ini terdiri dari pinjaman dalam mata uang Rupiah Indonesia dan Dolar Amerika Serikat
kepada bank-bank berikut: This account consists of loans in Indonesian
Rupiah and United States dollar to the following banks:
31 Desember 2013 31 Desember 2012 December 31, 2013 December 31, 2012
Dolar Amerika Serikat: United States dollar:
Citibank N.A., Jakarta Citibank N.A., Jakarta
Trust Receipt Trust Receipt
AS10.000.000 dalam tahun 2013 US10,000,000 in 2013
dan AS22.500.000 dalam tahun and US22,500,000
2012 121.890
217.575 in 2012
Rupiah Indonesia: Indonesian Rupiah:
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk
Pinjaman revolving -
260.000 Revolving loans
Total 121.890
477.575 Total
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan Untuk Tahun yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and
For the Year Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
57
10. UTANG BANK JANGKA PENDEK lanjutan 10. SHORT-TERM BANK LOANS
continued
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk
Pada tanggal 9 September 2002, Perusahaan dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman dengan
PT Bank Central Asia Tbk “BCA” untuk mendapatkan fasilitas pinjaman Time Revolving
Loan “TRL” dengan jumlah maksimal Rp260.000, terdiri atas fasilitas pinjaman untuk Perusahaan
sebesar Rp200.000 dan CPJF sebesar Rp60.000. Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu 1 tahun.
On September 9, 2002, the Company and CPJF entered
into a
loan agreement
with PT Bank Central Asia Tbk “BCA” to obtain Time
Revolving Loan “TRL” facilities with a maximum amount of Rp260,000, consisting of the Company’s
portion of Rp200,000 and CPJF’s portion of Rp60,000. These loan facilities have a maturity
period of one year.
Berdasarkan adendum kedua perjanjian pinjaman dengan BCA tertanggal 14 April 2003, sebagian
dari fasilitas TRL Perusahaan tersebut di atas, yaitu sebesar Rp20.000 dialihkan menjadi fasilitas
kredit rekening koran cerukan. Based on the second amendment of the loan
agreement with BCA dated April 14, 2003, a portion of the Company’s TRL facility amounting
to Rp20,000 was converted into an overdraft facility.
Berdasarkan surat dari BCA pada tanggal 1 Desember 2006, fasilitas TRL Perusahaan
dengan jumlah
maksimal Rp180.000
telah ditingkatkan menjadi Rp230.000.
Based on a letter, from BCA dated December 1, 2006, the Company’s TRL facility with a maximum
limit of Rp180,000 has been increased to Rp230,000.
Berdasarkan adendum
ketujuhbelas No.
126ADD-KCK2012 perjanjian
pinjaman dengan BCA tertanggal 20 Juni 2012, fasilitas TRL
Perusahaan tersebut diatas dengan nilai maksimal masing-masing Rp230.000 dan Rp60.000 diubah
menjadi fasilitas bersama untuk Perusahaan dan CPJF.
Based on
the seventeenth
amendment No.126ADD-KCK2012 agreement with BCA dated
June 20, 2012, the Company and CPJF’s TRL facility with a maximum limit of Rp230,000 and
Rp60,000, respectively was changed into joint facility of the Company and CPJF.
Fasilitas tersebut di atas telah diperpanjang beberapa kali terakhir sampai dengan tanggal
12 Februari 2014. The availability of the above facilities has been
extended several times, with the most recent extension being up to February 12, 2014.
Sejak tanggal 27 Oktober 2011 fasilitas yang diberikan adalah tanpa jaminan.
Starting October 27, 2011 the credit facilities are no longer secured.
Perjanjian tersebut mensyaratkan Perusahaan dan CPJF untuk mempertahankan rasio keuangan
sebagai berikut: The
related loan agreement required the Company
and CPJF to maintain financial ratios as follows: -
Rasio utang terhadap tangible net worth tidak boleh melebihi 2 kali
- Total debt to tangible net worth ratio not
exceeding 2 times -
Rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar minimal 1 kali
- Current assets to current liabilities ratio of at
least 1 time -
Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga minimal 2 kali
- EBITDA to interest payment ratio of at least 2
times -
Mempertahankan rasio
utang terhadap
EBITDA maksimal 3,75 kali. -
Maintain liabilities to EBITDA ratio not exceeding 3.75 times.