55 Pada tahun 1976 dibentuklah Parisada Hindu Dharma bagi etnis Karo yang
ada di Desa Lau Rakit. Struktur pengurusan Parisada Hindu Dharma pada waktu itu adalah ketuanya Leket Tarigan, wakil ketua adalah Penjahitan ginting,
sekretaris adalah umbun Barus dan dibantu oleh 2 orang lainnya yaitu Mucul Barus dan Prep Barus.
3.2 Sistem Kepercayaan pada Agama Hindu
Adapun sistem kepercayaan dan pokok - pokok keimanan dalam agama Hindu dapat dibagi menjadi lima bagian yang disebut dengan panca sraddha
lima Kepercayaan atau Keimanan, yaitu 1. Percaya adanya Tuhan, 2. percaya adalanya atman, 3. Percaya adanya hukum karma phala, 4. Percaya adanya
reinkarnasi punarbhawa, dan 5. Percaya adanya moksa.
3.2.1 Percaya adanya Tuhan Sang Hyang Widhi Brahman
Setiap agama bertitik tolak kepada kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada sesuatu hal yang membuat seseorang harus percaya terhadap adanya
Tuhan dan kepercayaan tersebut muncul secara alami. Adanya gejala, kejadian dan keajaiban yang tidak dapat dipecahkan secara logika oleh manusia,
menyebabkan munculnya keyakinan. Semua kejadian pasti ada sebabnya, dan tempat yang terakhir adalah Tuhan yang maha kuasa.
Penganut agama Hindu etnis Karo yang ada di Desa Lau Rakit menyebutkan Tuhannya adalah Dibata. Kata dibata ditujukan untuk Tuhan yang maha esa yaitu
Sang Hyang Wihdi Brahman. Percaya terhadap Tuhan menurut mereka,
Universitas Sumatera Utara
56 mempunyai pengertian yakin dan iman terhadap Tuhan. Yakin dan iman
merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Esa dan Maha segala - galanya. Tuhan yang maha kuasa, yang
disebut Sang Hyang Widhi Brahman adalah yang berkuasa atas segala yang ada, tidak ada apapun yang luput dari Kuasa - Nya. Tuhan dipandang sebagai pencipta
Brahmana , sebagai pemelihara Wisnu , dan Pelebur alam semesta dengan segala isinya Siwa .
3.2.2 Percaya Adanya Atman Roh Jiwa
Penganut agama Hindu etnis Karo di Desa Lau Rakit menyebutkan Atman sebagai Tendi. Tendi adalah roh dan jiwa yang ada pada tubuh manusia yang
menyebabkan manusia hidup. Walaupun manusia mengalami kematian, namun tendi yang ada pada tubuh mereka tidak akan mati, hanya tubuh saja yang hancur.
Tendi digambarkan sebagai percikan terkecil dari Tuhan. Oleh karena sebab itu, Tendi merupakan bagian dari Tuhan Sang Hyang Widhi Brahman . Tendi
memiliki sifat yang sama dengan sumbernya yaitu sempurna, kekal abadi, tidak mengalami kematian, bebas dari suka dan duka.
3.2.3 Percaya Adanya Hukum Karmaphala
Karma adalah Segala gerak atau aktivitas yang dilakukan, disengaja atau tidak, baik atau buruk, benar atau salah, disadari atau diluar kesadaran. Menurut
hukum sebab akibat, maka segala sebab pasti akan membuat akibat. Demikianlah
Universitas Sumatera Utara
57 sebab dari suatu gerak atau perbuatan akan menimbulkan akibat, buah, hasil
phala. Hukum sebab akibat inilah yang disebut dengan Hukum karma phala. Penganut agama Hindu etnis Karo di Desa Lau Rakit meyakini bahwa setiap
orang berbuat baik, pasti akan menerima hasil dari perbuatan baiknya. Demikian pula sebaliknya, setiap yang berbuat buruk, maka keburukan itu sendiri tidak bisa
terelakkan dan pasti akan diterima. Phala hasil dari perbuatan tidak selalu langsung dapat dirasakan atau dinikmati. Setiap perbuatan yang dilakukan akan
meninggalkan bekas, Oleh karena itu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada kehidupan sekarang, maka akan diterima setelah di akherat kelak dan ada
kalanya pula akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang. Hukum karma phala dapat digolongkan menjadi 3 macam, sesuai dengan
saat dan kesempatan dalam menerima hasil Phala, yaitu : 1.
Sancita Karma Phala Hasil perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati,
dapat menentukan kehidupan kita yang sekarang. 2.
Prarabda Karma Phala Hasil perbuatan pada kehidupan sekarang tanpa ada sisanya lagi. Suatu
perbuatan baik atapun jahat yang dilakukan seseorang pada waktu hidup sekarang, hasil dan balasan dari perbuatannya tersebut akan diterimanya dalam kehidupan
sekarang juga. 3.
Kriyamana Karma Phala Hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat sekarang, sehingga
harus diterima pada kehidupan yang akan datang. Seseorang yang masih hidup di
Universitas Sumatera Utara
58 dunia pada saat ini belum mendapatkan balasan dari Tuhan dari hasil perbuatan
baik atau jahat yang telah ia lakukan, dikarenakan telah dipanggil Tuhan terlebih dahulu. Maka balasan dari hasil perbuatan yang ia lakukan tersebut, akan
dinikmati setelah ia bereinkarnasi kembali.
3.2.4 Percaya Adanya Reinkarnasi Punarbhawa