Fungsi sesajen MAKNA SESAJEN

103

4.5 Fungsi sesajen

Sesajen merupakan salah satu sarana dan media yang sangat peting bagi agama Hindu dimana pun berada. Begitu juga yang terjadi pada agama Hindu etnis Karo yang ada di Desa Lau Rakit, juga menggunakan sesajen di dalam setiap aktifitas kegiatan religinya. Berbagai macam bentuk dan sesajen yang digunakan oleh penganut agama Hindu etnis Karo yang memiliki fungsi sebagai sarana dalam kegiatan upacara religi, berupa sarana permohonan, sarana penyucian, sarana persembahan. Sesajian yang diaturkan oleh seseorang ataupun kelompok dalam kepercayaan agama Hindu etnis Karo merupakan lambang dari diri orang yang mengaturkan sesajen dan lambang dari alam semesta. Lambang dari diri seseorang yang mengaturkan sesajian maksudnya, setiap orang atau kelompok yang mengaturkan sesajen kepada Tuhan, dewa, roh leluhur memiliki tujuannya masing - masing. Tujuan tersebut berupa meningkatkan ketakwaan dan ras bakti terhadap kepercayaan yang mereka akui demi terpenuhinya keinginan orang yang mengaturkan sesajian. Keinginan setiap orang berbeda - beda, sebagian besar orang yang mengaturkan sesajen bertujuan untuk memperoleh pelindungan dan permohonan mereka dapat dikabulkan oleh Tuhan, dewa ataupun roh leluhur. Lambang dari alam semesta merupakan bentuk dan jenis sesajian yang digunakan oleh penganut agama Hindu etnis Karo, berasal dari alam sekitar yang diciptakan oleh Tuhan. Bentuk dan jenis sesajen tersebut berupa bunga, buah - buahan, makanan. Menggunakan sesajen dari alam, merupakan lambang dari Universitas Sumatera Utara 104 ucapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan alam yang indah dan sebagai tempat tinggal segala mahluk ciptaannya. Sesaji yang digunakan oleh penganut agama Hindu etnis Karo, bukan merupakan makanan untuk disuguhkan kepada Tuhan, dewa, roh leluhur, akan tetapi sesajian tersebut berfungsi sebagai bahasa simbol untuk menyampaikan rasa keimanan, ketakwaan, serta rasa bakti manusia kepada Tuhan, dewa dan roh leluhur. Selain itu, Sesajen dapat merupakan lambang bahasa lahiriah untuk mewakili pikiran dan perasaan yang tidak mampu sepenuhnya terwakili oleh bahasa verbal ucapan . Universitas Sumatera Utara 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada awalnya, penduduk yang ada di Desa Lau Rakit adalah penganut agama tradisional etnis Karo yaitu agama perbegu pemena . Sistem kepercayaan yang terdapat pada agama perbegu pemena yang dilakukan dengan berbagai kagiatan upacara - upacara religi tradisonal etnis Karo, dianggap mirip dengan kepercayaan Hinduisme. Kemiripan tersebut terletak pada pembagian kosep ketuhanan, pada agama perbegu pemena , Tuhan dibagi atas tiga bagian yaitu Dibata kaci - kaci yang menguasai dunia atas, Dibata banua koling yang menguasai dunia manusia, Dibata padukah ni aji yang menguasai dunia bawah atau nekara yang digambarkan sebagai dunia kejahatan. Sedangkan pada agama Hindu sifat Tuhan terdiri dari tiga bagian yaitu Brahmana sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Siwa sebagai penghancur ataupun pelubur. Penggunaan media sesajen dalam setiap aktifitas kegiatan religi yang dilakukan oleh penganut agama perbegu pemena merupakan aktifas yang sama juga terdapat pada religi agama Hindu. Begitu juga keyakinan adanya roh leluhur yang dapat membantu manusia juga keyakinan yang sama terdapat pada kedua agama tersebut. Sehingga kepercayaan yang dilakukan oleh penganut agama perbegu pemena yang lakukan selama ini adalah kepercayaan yang juga terdapat pada agama Hindu. Universitas Sumatera Utara