Konsep Sesajen MAKNA SESAJEN

80

BAB IV MAKNA SESAJEN

4.1 Konsep Sesajen

Pada sistem kepercayan tradisional etnis Karo yaitu agama Perbegu Pemena, sudah menggunakan persembahan sesajian berupa bunga, air, buah - buahan, makan, dan lain - lain yang dipersembahan kepada mahluk gaib supranatural. Penganut agama perbegu pemena menyebutnya ercibal. Akan tetapi kegiatan ercibal tersebut hanya diperuntukkan kepada Tuhan yang tidak diketahui siapa, roh leluhur mereka yaitu begu jabu dan mahluk halus lainnya yang dilakukan pada tempat - tempat yang menurut mereka keramat. Pada mulanya, penduduk yang menjadi penganut agama Perbegu Pemena yang ada di Desa Lau Rakit menjadi pemeluk agama Hindu. Walaupun yang menjadi penganut agama Perbegu Pemena yang terdahulu adalah penganut agama Hindu sekarang, penganut agama Hindu tidak menyebutkan ercibal sebagai persembahan sajian yang mereka gunakan. Akan tetapi penganut agama Hindu etnis Karo menyebutkannya adalah sesajen, sebagai persembahan sajian yang mereka gunakan. Hal tersebut terjadi, karena penganut agama Hindu etnis Karo menganggap bahwa ercibal yang mereka gunakan pada saat menjadi penganut agama Perbegu Pemena itu indentik dengan begu jabu dan roh - roh halus. Sedangkan penganut agama Hindu beretnis Karo, tidak hanya begu jabu saja yang diberikan sajian, akan tetapi Tuhan yaitu Sang Hyang Widhi Brahman, dewa dan dewi sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi. Sehingga penganut agama Universitas Sumatera Utara 81 Hindu etnis Karo menyebutkan sesajen sebagai persembahan sesajian yang mereka gunakan. Walaupun isi dan perlengkapan dari sajian antara agama perbegu pemena dengan agama Hindu etnis Karo tidak begitu berbeda terlalu jauh. Isi dari sesajen tersebut adalah bunga, buah - buahan jeruk, apel, dan lain - lain, kurban hewan, minyak wangi, air, serta makanan. Dalam agama Hindu sesajen sangat penting dan harus ada pada setiap upacaranya. Sehingga penganut agama Hindu etnis Karo menggunakan sesajen yang telah ada pada kepercayaan lamanya dan dilengkapi sesajen yang berasal dari Bali. Konsep sesajen bagi penganut agama Hindu etnis Karo di Desa Lau Rakit adalah suatu persembahan suci dengan hati yang tulus dan ikhlas, sebagai tanda rasa ungkapan terimakasih dan rasa hormat kepada Tuhan yaitu Sang Hyang Widhi Brahman, dewa, begu jabu roh leluhur . Besar dan kecilnya sesajen yang dipersembahan, tergantung dari kemampuan setiap orang yang ingin mempersembahkannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Anwar Ginting 40 : “ibas hindu kami e, sesajen seh kel pentingna. Sebab Sesajen emekap pesembahen kita man Dibata, dewai, ras begu jabu, silakoken ibas lias ate tutus ras lalit paksaan arah ise pe” artinya : “Di dalam agama Hindu yang kami anut ini, sesajen sangat penting. Sebab sesajen merupakan persembahan seseorang kepada Tuhan, Dewa, Roh leluhur, yang dilakukan dengan hati yang tulus Dan tidak ada paksaan dari siapa pun”. Dari kutian diatas dapat dilihat bahwa sesajen sangat penting bagi agama Hindu etnis Karo, pada saat dilakukannya upacara religi yang mereka yakini. Sesajen sebagai persembahan yang dilakukan secara pribadi ataupun kelompok, Universitas Sumatera Utara 82 bertujuan sebagai pemberian kepada Tuhan, dewa, roh leluhur, dengan hati yang tulus agar dilindungi dari mara bahaya dan permohonan mereka dapat dikabulkan.

4.2 Jenis dan Bentuk Sesajen