Pengaruh Hindu dari Daerah Bali Terhadap Hindu Etnis Karo

68

3.6 Pengaruh Hindu dari Daerah Bali Terhadap Hindu Etnis Karo

Seperti yang telah dijelaskan terdahulu, bahwa pada awalnya perkembangan masuknya masyarakat etnis Karo menjadi penganut agama Hindu, sangat dipengaruhi oleh Hindu etnis Tamil yang berasal dari daerah Medan. Akan tetapi kerja sama antara Hindu etnis Tamil dengan Hindu etnis Karo semakin renggang. Secara perlahan - lahan Hindu etnis Karo, beralih ke Hindu yang berasal dari daerah Bali. Bali merupakan daerah yang memiliki penganut agama Hindu yang terbesar jumlahnya di Indonesia. Sudah lama penduduk yang ada di Bali menjadi penganut agama Hindu. Berbagai macam kegiatan kebudayaan Bali diwujudkannya dalam berbagai bentuk upacara religi Hindu. Pengaruh Hindu dari Bali sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Hindu pada etnis Karo di Desa Lau Rakit. Walaupun Hindu Bali sangat berpengaruh sekali pada masyarakat Karo yang menjadi penganut agama Hindu, kebiasaan, adat - istiadat, serta kepercayaan yang ada pada etnis Karo selama ini tetap dipertahankan tanpa bertentangan dengan Weda yang menjadi sumber kepercayaan agama Hindu. Sejak awal perkembangan masuknya masyarakat etnis Karo yang ada di Desa Lau Rakit menjadi penganut agama Hindu, sudah dipengaruhi oleh Hindu yang berasal dari Bali. Hal tersebut ditandai dengan datangnya pendeta dari Bali ke Desa Lau Rakit, yang masyarakatnya masih menjadi penganut agama pemena perbegu. Pendeta Hindu dari Bali mengajarkan mengenai konsep keTuhanan Universitas Sumatera Utara 69 dan menghubungan kepercayaan tradisonal Karo yaitu agama pemena perbegu dengan kepercayaan yang terdapat pada agama Hindu. Pura yang terdapat di Desa Lau Rakit dan yang menjadi tempat ibadah agama Hindu, sangat dipengaruhi oleh arsitektur yang berasal dari pura - pura yang ada di daerah Bali. Namun tanpa menghilangkan citra dari etnis Karo sendiri, dengan terdapatnya sebuah losd di dalam pura. Penganut Hindu etnis Karo mengambil bentuk rumah ibadah dari Bali disebabkan, karena pada religi tradisional Karo tidak terdapat konsep mengenai rumah ibadah, sehingga penganut Hindu etnis Karo memakai konsep rumah ibadah yang berasal dari daerah Bali. Ada juga penganut agama Hindu etnis Karo yang berasal dari daerah lain yaitu Desa Rumah pilpil, Kecamatan Sibolangit yang menggunakan konsep rumah ibadah yang berasal dari Hindu Tamil yaitu Kuil. Hari besar keagamaan yang ada pada penganut agama Hindu etnis Karo juga berasal dari Hindu daerah Bali. Adapun hari besar keagamaan yang dilakukan penganut Hindu etnis Karo adalah hari raya nyepi. Hari raya nyepi, hanya sebagian upacara saja yang dijalankan oleh penganut agama Hindu etnis Karo di Desa Lau rakit, karena mereka lebih mementingkan mengurusi pekerjaan sehari - hari. Walaupun pengaruh Hindu Bali sangat besar terhadap Hindu etnis Karo, tidak semua upacara religi yang berasal dari Hindu Bali dijalankan oleh penganut Hindu etnis Karo, misalnya : pada Hindu Bali terdapat perayaan hari raya Galungan, Kuningan, dan setiap upacara religi Hindu Bali terdapat ogoh - ogoh 9 9 Ogoh - ogoh adalah seni patung dan merupakan kebudayaan yang terdapat di daerah Bali Universitas Sumatera Utara 70 dan sesajen yang terdapat pada Hindu Bali diarak secara beramai - ramai dan bersamaan dari perkampungan menuju pura, akan tetapi pada penganut agama Hindu etnis Karo di Desa Lau Rakit, tidak terdapat perayaan hari raya Galungan ataupun Kuningan seperti itu, begitu juga ogoh - ogoh tidak terdapat pada Hindu etnis Karo. Sesajen pada Hindu etnis Karo pun tidak diarak - arak melainkan dibawa secara pribadi - pribadi ke pura. Begitu juga halnya dengan pakaian yang digunakan dalam sembahyang, Hindu Bali memiliki pakaian khusus dalam melaksanakan persembahyangan, pada Hindu etnis Karo memakai pakaian yang biasa digunakan oleh masyarakat Karo pada umumnya. Penganut agama Hindu etnis Karo menerima kebudayaan yang berasal dari Hindu Bali. Karena penganut Hindu beretnis Karo merasa masih banyak kekurangan yang ada pada mereka. Untuk mengisi kekurangan tersebut penganut agama Hindu etnis Karo memakai kebudayaan yang berasal dari daerah Bali. Kebudayaan Hindu Bali yang diterima, harus sesuai dan tidak bertentangan dengan kebudayaan dan kebiasaan yang dilakukan oleh etnis Karo selama ini. Walaupun setiap etnis menjadi penganut agama Hindu dan menjalankan setiap upacara keagamaan berbeda - beda, namun sesuai dengan kebudayaan dan kebiasaan yang telah mereka lakukan selama ini. Mereka tetap menyatakan diri mereka adalah agama Hindu dan Weda menjadi kitab suci mereka. Universitas Sumatera Utara 71

3.7 Sikap Hidup