20 normatif, sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan bersama hanya
mungkin apabila anggota-anggota bersedia mematuhi dan mengikuti aturan yang ditentukan.
Di banyak negara berkembang muncul pandangan bahwa korupsi adalah akibat dari perilaku-perilaku yang membudaya. Anggapan ini lama-
lama akan berubah jika uang pelicin yang diminta semakin besar, atau konsumen tahu bahwa kelangkaan yang melandasi uang semir sengaja
diciptakan atau justru prosedur dan proses yang lebih baik bisa diciptakan.
2.1.1.2.2 Bentuk-bentuk Korupsi
Bentuk-bentuk tindakan
korupsi berdasarkan
tingkatnya dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Pengkhianatan kepercayaan betrayal of trust
Merupakan bentuk korupsi yang paling sederhana dan mudah terjadi di kalangan masyarakat luas. Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati
kepercayaan maupun amanat yang diterima bisa disebut sebagai koruptor. Misalnya saja DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat atau
menggunakan aspirasi rakyat untuk kepentingan pribadi pun juga merupakan tindakan pengkhianatan kepercayaan.
2. Penyalahgunaan kepercayaan abuse of power
Tindakan korupsi ini merupakan korupsi tingkat menengah dengan segala bentuk tindakan penyimpangan yang dilakukan melalui struktur
kekuasaan, baik di tingkat negara maupun lembaga struktural lain, termasuk lembaga pendidikan tanpa memperoleh keuntungan materi. Misalnya saja
21 memasukkan anak ke dalam struktural jabatannya untuk memperluas dinasti
yang menjabat seperti yang terjadi di Kepulauan Seribu dan Klaten yang dipimpin oleh suatu Dinasti garis keluarga.
3. Penyalahgunaan kekuasaan agar bisa memperoleh keuntungan
materi material benefit
Tindakan penyalahgunaan kekuasaan ini memperoleh keuntungan materi, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Korupsi yang terjadi
merupakan korupsi yang paling membahayakan karena kekuasaan dan keuntungan materi serta sering terjadi di Indonesia. Contohnya adalah
Hakim MK Mahkamah Konstitusi yang ditangkap oleh KPK karena terlibat operasi tangkap tangan dari kasus suap importir daging. Hakim ini
menerima suap untuk perusahaan yang ingin usahanya lancar di Indonesia. Sifat egoisme mernjadi penyebab utama timbulnya korupsi. ICW
merumuskan penyebab timbulnya korupsi dengan persamaan:
C = N + K
Yang mana C adalah Corruption yang berarti korupsi atau tindakan kriminal; N adalah niat yang dikaitkan dengan faktor moral, budaya, individu,
dan keinginan; dan K adalah kesempatan yang dikaitkan dengan faktor sistem, struktur sosial, politik, ekonomi, struktur pengawasan, hukum,
ataupun kelembagaan. Dari perpaduan faktor tersebut yang menjadi penyebab adanya
tindak pidana korupsi. Artinya apabila ada niat untuk melakukan korupsi tetapi tidak ada kesempatan, perbuatan korupsi tidak akan terjadi. Sebaliknya,
22 jika kesempatan untuk melakukan korupsi terbuka lebar dan niat untuk
melakukan korupsi tidak ada, korups tidak akan terjadi. Sehingga dengan demikian korupsi merupakan perpaduan masalah moral dan sister dari
keegoisan manusia itu sendiri untuk mengubah dan menjadikan sistem sebagai kepentingan pribadi.
Berbeda dengan rumusan yang dibuat oleh ICW, menurut Yogi Suwarno dalam Mukodi dan Burhanuddin, 2014: 49 suatu tindakan dapat
dikategorikan sebagai korupsi apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. 2.
Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau masyarakat umumnya.
3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan
khusus. 4.
Dilakukan dengan rahasia, kecuali dengan keadaan dimana orang- orang berkuasa tahu bawahannya menganggapnya tidak perlu.
5. Melibatkan lebih dari satu orang pihak.
6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama dalam bentuk uang atau
yang lain. 7.
Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya.
8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk
pengesahan hukum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23 9.
Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif berlawanan pada mereka yang melakukan korupsi.
Sedangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, bentuk- bentuk yang tergolong korupsi dalam www.kpk.go.idbentuk-korupsi.html
adalah sebagai berikut: 1.
Kerugian uang negara Tindakan ini menggunakan uang milik negara untuk menyokong
kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang menyebabkan negara merugi.
2. Suap menyuap
Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkan sejumlah pemberian kepada seseorang dengan sedemikian rupa
sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi bisa berupa
barang berharga, rujukan hak-hak istimewa, keuntungan ataupun janji tindakan, suara atau pengaruh seseorang dalam sebuah jabatan publik.
3. Penggelapan
Merupakan bentuk korupsi yang melibatkan pencurian uang, properti atau barang berharga dari seseorang yang telah memberikan amanat
untuk menjaga dan mengurus hal-hal itu. 4.
Pemerasan Ini berarti menggunakan ancaman kekerasan atau pembujukan secara
keras untuk diajak kerjasama. Misalnya seorang pejabat menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24 korban pemerasan oleh orang yang dulunya menolongnya untuk
mengambil keuntungannya. 5.
Perbuatan curang nepotisme Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan
pertimbagan hubungan kekeluargaan, bukan karena kemampuannya. Kata nepotisme berasal dari bahasa Latin yaitu nepos yang berarti
keponakan atau cucu www.wikipedia.comnepotisme
. Dalam UU RI No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; menyebutkan bahwa, nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara
melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara
Pasal 1 Angka 5. Contoh dari perbuatan nepotisme misalnya seorang
pejabat negara yang mengangkat anggota keluarganya menduduki jabatan tertentu tanpa memperhatikan aturan hukum yang berlaku
dikutip dari www.pengertianahli.comnepotisme
. 6.
Benturan kepentingan dalam pengadaan Yang dimaksudkan adalah apabila seseorang ditugaskan untuk
menjalankan suatu jabatan, kemudian baik secara langsung atau tidak langsung ikut serta dalam pemborongan.
7. Gratifikasi
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat discount, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
25 fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencegah tindakan-
tindakan korupsi seperti di atas adalah memberikan penanaman nilai-nilai antikorupsi yang dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan seperti
pendidikan antikorupsi. Pendidikan antikorupsi diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa bisa sehingga mereka membedakan kegiatan korupsi
selain itu juga digunakan sebagai tindakan mencegah, mengurangi, dan memberantas korupsi sebagai upaya untuk mendorong generasi muda.
Tindakan mencegah ini dapat digunakan sebagai langkah mengembangkan sikap menolak tegas untuk tidak bersedia menerima dan memaafkan
perbuatan korupsi dalam kondisi apapun.
2.1.1.3 Pengertian Pendidikan Antikorupsi
Sikap antikorupsi adalah sikap tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang terhadap tindakan korupsi. Antikorupsi merupakan sikap yang dapat
mencegah dan menghilangkan perkembangan korupsi. Artian mencegah disini adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan
tindak korupsi serta menyelamatkan uang dan aset negara atau yang bukan hak milik pelaku korupsi itu.
Sikap antikorupsi dapat diintegrasikan dalam dunia pendidikan karena pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberikan pemahaman dan
pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta