Pengertian Buku Cerita Bergambar

31

8. Keberanian

Berani menyampaikan pendapat adalah modal awal untuk mencegah terjadinya korupsi. Nilai keberanian dapat dikembangkan peserta didik diantaranya melalui berani mengatakan dan membela kebenaran, berani bertanggung jawab terhadap segala bentuk kesalahan, berani menyampaikan pendapat, dan sebagainya. 9. Keadilan Keadilan diartikan dengan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberi sesuatu dengan kebutuhannya. Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh peserta didik diantaranya melalui bentuk memberikan saran perbaikan dan semangat pada temannnya yang tidak berprestasi, tidak memilih teman dalam bergaul berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan. Terkait dengan 9 nilai pendidikan anti korupsi di atas, peneliti memunculkan beberapa nilai anti korupsi dalam pengembangan produk buku cerita bergambar miliknya. Nilai pendidikan anti korupsi yang dimunculkan peneliti yaitu nilai kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian. Pemunculan nilai-nilai pendidikan antikorupsi dimaksudkan agar anak dapat mengambil amanat setelah membaca cerita tersebut.

2.1.2 Buku Cerita Bergambar

2.1.2.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar

Variasi dari literasi yang digunakan sebagai bahan bacaan anak-anak haruslah bermacam-macam. Salah satunya adalah buku cerita bergambar yang 32 dapat menarik minat siswa kelas bawah untuk membaca. Pada siswa usia kelas bawah, gambar memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Karena masih berada di tahapan imajinatif, buku-buku yang memiliki gambar menarik perhatian lebih dari siswa-siswa tersebut. Buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi Nurgiyantoro, 2005: 152. Mitchel dalam Nurgiyantoro, 2005: 153 mengatakan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita dengan gambar dan teks yang keduanya saling menjalin. Sedangkan Lukens dalam Nurgiyantoro, 2005: 153 berpendapat bahwa ilustrasi cerita dan gambar adalah media yang berbeda tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk suatu perpaduan. Dengan demikian, pembaca dapat mengerti alur cerita yang diberikan dari teks narasi dan gambar tersebut. Akan lebih baik apabila buku cerita bergambar memiliki tampilan serta isi yang menarik siswa dan juga bahasa yang digunakan pun bahasa yang mudah dimengerti anak sehingga anak menjadi suka untuk membacanya. Apabila buku tersebut dibuat secara asal- asalan, kegiatan membaca buku tersebut dapat menjadi hal yang membosankan ketika anak membaca Priyono, 2006: 3. Berdasarkan uraian teori-teori mengenai buku cerita bergambar di atas dapat diketahui bahwa sesungguhnya buku cerita bergambar adalah sebuah media yang dibuat dengan adanya perpaduan antara teks narasi dan ilustrasi yang dapat memberikan penjelasan alur cerita pada pembaca walaupun tanpa membaca teks narasi. 33 Dengan mengembangkan buku cerita bergambar yang memiliki landasan pendidikan antikorupsi, diharapkan anak-anak yang membaca buku tersebut memiliki pengalaman membaca yang baru. Di mana dalam kegiatan membaca terdapat pesan-pesan moral yang bisa diterima oleh anak-anak. Dan tujuan pengembangan buku tersebut pun dapat tercapai.

2.1.2.2 Fungsi Buku Cerita Bergambar