47
2.1.4.2 Perkembangan Anak SD Kelas Bawah
Usia anak untuk bisa masuk di SD umumnya berusia 67 tahun. Pada masa bersekolah di SD ini ada 6 kelas yang dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu kelas bawah dan kelas atas. Untuk kelas bawah sendiri adalah anak-anak yang duduk di kelas I 67 tahun hingga kelas III 910 tahun dan sedangkan
anak-anak yang ada di kelas atas yaitu kelas IV yang memiliki kisaran usia 910 tahun hingga kelas VI usia 1213 tahun. Mereka yang masih bersekolah di
SD merupakan termasuk dalam tahap operasional konkret. dalam tahapan tersebut siswa sudah memiliki pemikirannya sendiri, namun agar lebih optimal
dalam mengembangkan potensinya perlu adanya dorongan serta dukungan dari orang-orang dewasa di sekitar mereka.
Anak-anak yang ada di kelas bawah memiliki beberapa karakteristik seperti: 1 memiliki hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah; 2 cenderung suka memuji diri sendiri; 3 kalau tidak bisa menyelesaikan tugas dianggap tidak pending tugas tersebut; 4 suka
membandingkan dirinya dengan anak lain yang menguntungkan dirinya; dan
5 suka meremahkan orang lain Purwanti 2015: 2.
Peneliti menyusun
buku cerita
dengan mempertimbangkan
perkembangan kognitif anak yang berada pada tahap operasional konkret. Dengan mempertimbangkan cerita yang ada di kehidupan sehari-hari siswa,
gambar serta bahasa yang mudah dipahami siswa kelas bawah. Maka diharapkan, buku cerita berbasis pendidikan antikorupsi yang disusun secara
kontekstual ini mampu memberikan pemahaman kepada siswa cara bersikap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48 antikorupsi. Dan peneliti pun merujuk pada nilai-nilai antikorupsi seperti
kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan dan keberanian. 2.1.5
Perkembangan Bahasa Anak
Sejak dilahirkan, anak langsung dikondisikan dengan mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekelilingnya. Berkembangnya fisik
seorang anak akan berpengaruh terhadap perkembangan emosional dan bahasanya. Tahap perkembangan bahasa anak menurut Piaget dan Vygotsky
Tarigan dalam Madyawati, 2016: 62 ada 3 tahapan besar yaitu: 1 Tahap Meraban Pertama Pralinguistik, 2 Tahap Meraban Kedua, dan 3 Tahap
Linguistik. Dan untuk penjelasannya adalah berikut ini: 1.
Tahap Meraban Pertama Pralingustik Tahap ini terjadi pada anak usia 0-0,5 tahun. Di tahap ini, anak pada
umumnya belum bisa berbicara banyak namun sudah mengeluarkan suara tangisan dan ocehan, dengkuran, jeritan, dan tertawa.
Pada tahapan pralinguistik ini anak mulai meraban mengoceh dengan suara melodis. Pada tahap ini, perkembangan bahasa anak yang paling
mencolok adalah perkembangan comprehensionpenggunaan bahasa secara pasif. Marat dalam Madyawati 2016: 63
2. Tahap Meraban Kedua
Tahapan meraban kedua ini terjadi pada anak usia 0.5-1 tahun. Usia ini anak mulai aktif, artinya tidak sepasif waktu anak berada di tahap meraban
pertama. Orang tua anak pada usia ini mulai merasa asyik ketika mengajak anak mereka berkomunikasi dan tentunya akan lebih baik jika orang tua
49 aktif untuk terus mengajak anak berkomunikasi. Keberhasilan tahap ini
ditandai dengan adanya keberhasilan anak mengucapkan beberapa suku kata sebagai reaksi terhadap sesuatu.
3. Tahap Linguistik
Pada tahap ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa yang menyerupai ujaran orang dewasa. Para ahli linguistik membagi tahap ini menjadi lima
tahapan, yaitu: a.
Tahap Holofrastik 1-2 tahun Menurut Tarigan dalam Madyawati, 2016: 66 ucapan satu kata pada
tahap ini disebut holofrasaholofrastik karena anak dapat menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata yang
diucapkannya. Anak berumur satu tahun menggunakan isyarat secara komunikatif.
b. Tahap II: Kalimat Dua Kata 2-3 tahun
Komunikasi yang dilakukan anak dalam tahapan ini adalah meminta dan bertanya. Masih juga dengan mengucapkan dua holofrasa dalam
rangkaian cepat Tarigan dalam Madyawati, 2016: 67. Kata yang akan sering muncul adalah: sana, sini, itu, lihat, mau, dan minta.
c. Tahap Linguistik III: Pengembangan Tata Bahasa 3-4 tahun
Di tahapan ini anak mulai aktif dan bisa bercakap-cakap dengan teman sebayanya. Menurut Marrat dalam Madyawati, 2016: 68 keterampilan
anak berkembang dengan menguasai bahasa ibunya, pengertian abstrak ruang dan waktu sudah mulai dimengerti.
50 d.
Tahap Linguistik IV: Bahasa Menjelang Dewasa Pradewasa 4-5 tahun
Anak mulai bisa menyusun kalimat-kalimat yang cukup rumit seperti “Ibu beli sayur dan kerupuk; Ayo nyanyi dan nari”. Perbendaharaan
kata anak bertambah dan memiliki peningkatan kemampuan komunikasi anak. Namun, pada tahap ini anak masih mengalami
kesulitan untuk mengungkapkan pikirannya ke dalam kata-kata yang bermakna Clark dalam Madyawati, 2016: 69
e. Tahap Linguistik V: Kompetensi Penuh 5 tahun-lebih
Anak-anak pada tahap ini telah mengusai bahasa ibunya dengan penuh dan memiliki kompetensi untuk memahami bahasa dengan baik.
Walaupun masih terbatas perbendaharaan kata-katanya. Menurut Gielson dalam Madyawati 2016: 70 pada periode ini merupakan
periode yang sensitif untuk belajar bahasa. Bagaimana perkembangan bahasa seorang anak pun bergantung pada keadaan keluarga dan
peranan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Berbeda dengan Piaget dan Vygotsky yang lebih merincikan
perkembangan bahasa anak sejak usia 0 tahun, tokoh Ross dan Roe Zuchdi Budiasih, 1997: 98 membagi tahap perkembangan bahasa menjadi tiga tahap,
yaitu sebagai berikut: 1
Perkiraan usia 0-2 tahun merupakan Tahap perkembangan bahasa fase fonologis yang mana anak mampu mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa
hingga menyebutkan kata sederhana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51 2
Perkiraan usia 2-7 tahun adalah perkembangan bahasa fase sintaktik atau kemampuan anak menunjukkan kemampuan gramatis, berbicara
menggunakan kalimat. 3
Perkiraan 7-11 tahun merupakan perkembangan bahasa fase semantik atau kemampuan anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep
yang terkandung dalam kalimat. Anak-anak kelas rendah masuk dalam perkembangan bahasa fase
sintaktik dan juga masuk dalam fase semantik. Ada lima sistem aturan bahasa yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik Waldo
dalam Santrock, 2007: 353.
Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak
No Sistem Aturan
Definisi 1
Fonologi Sistem bunyi dari bahasa termasuk bunyi yang
digunakan dan
bagaiman bunyi-bunyi
tersebut dikombinasikan.
2 Morfologi
Satuan makna yang melibatkan pembentukan kata. 3
Sintaksis Merupakan cara mengkombinasikan kata-kata untuk
menyusun frase dan kalimat yang dapat diterima. 4
Semantik Merujuk pada makna kata dan kalimat.
5 Pragmatik
Sistem dari penggunaan percakapan dan pengetahuan yang sesuai mengenai bagaimana menggunakan bahasa
secara efektif dalam berbagai konteks.
dikutip dari website: www.kompasiana.comperkembanganbahasapadaanak
Tujuan pengembangan bahasa pada anak adalah supaya dapat memperlancarnya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu dengan
perbendaharaan kata-katanya tersebut dapat memudahkannya untuk membaca. Karena dengan pengenalan kata, menjadi suatu prasyarat yang diperlukan anal
untuk mampu membaca, apabila pengenalan kata saja anak tidak mampu tentu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52 akan kecil nilainya untuk dikatakan mampu Harris dan Sipay dalam Zuchdi,
2008: 19. 2.1.4.1
Perkembangan Bahasa Anak Kelas III SD
Anak-anak yang duduk di kelas III SD masuk dalam perkembangan bahasa fase semantik, di mana pada fase ini anak mampu membedakan kata
sebagai simbol dan konsep yang ada dalam kalimat. Piaget mengkategorikan anak usia 910 tahun masuk ke tahap operasional konkret. ciri-ciri
perkembangan bahasa pada anak masa ini adalah 1 bertambahnya kosakata; 2 mampu menghubungkan kalimat satu dengan yang lain dan menghasilkan
deskripsi, narasi, serta cerita; 3 keahlian membaca mulai berkembang; 4 anak perempuan lebih banyak bicara dibandingkan anak laki-laki Purwanti,
2015: 8. Kesenangan membaca anak di usia ini meningkat. Mulai dari bacaan- bacaan yang realistis, cerita-cerita petualangan, sejarah, cerita mengenai hobi,
maupun olahraga yang lebih disukai oleh anak laki-laki. Sedangkan anak perempuan lebih menyukai cerita tentang binatang, cerita realistis, puisi, cerita
dari kitab suci maupun cerita fantasi dongeng Anonymous, 2015: 47.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian untuk mengembangkan buku-buku yang bermuatan pelajaran Bahasa Indonesia sudah sering dilakukan. Sehingga sudah banyak jurnal-jurnal
penelitian dan skripsi yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam berbahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan bahkan dari aspek
mendengarkan. Namun dalam penelitian ini dikhususkan pada mengembangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI