72
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa status sosial masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek berserta pekerja berstatus rendah. Mereka
tidak tahu tentang permainan yang dilakukan oleh petinggi mereka.
4.3 Analisis Psikologi dalam Novel
Orang-orang Proyek
Setelah novel Orang-orang Proyek dianalisis secara struktural, pada bagian ini hasil analisis tersebut akan digunakan untuk membantu dalam analisis psikologis.
Analisis psikologis pada penelitian ini akan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini digunakan sebagai dasar penelitian terhadap novel
Orang-orang Proyek. Analisis psikologis mengenai kebutuhan manusia menurut
Maslow yang akan diuraikan berkaitan dengan konflik batin tokoh Kabul, yaitu kebutuhan akan cinta dan keberadaan, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan
akan aktualisasi diri.
4.3.1 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan
Kebutuhan ini biasanya akan muncul setelah rasa aman dalam diri seseorang sudah terpenuhi. Namun dalam cerita, kebutuhan akan cinta pada diri Kabul tidak
terpenuhi. Secara perlahan, rasa cinta terhadap Wati muncul dalam diri Kabul. Namun, Kabul merasa tak berdaya karena pekerjaan di proyek dan tanggung jawab
terhadap keluarga sungguh menyita waktunya. Walaupun sebenarnya, Kabul pun ingin juga segera mengakhiri masa lajangnya. Hal itu dapat dilihat melalui kutipan
dibawah ini.
73
122
Memang hidup membujang selama tiga puluh tahun kadang terasa gersang. Sesungguhnya Kabul merasa sama dengan lelaki yang lain. Ingin segera kawin
setelah cari uang. Namun, penghasilan Kabul habis untuk menghidupi ibu, dan terutama kedua adiknya yang masih kuliah. hlm. 52
Semakin lama, rasa cinta itu semakin jelas. Kabul mulai merasakan situasi- situasi yang penuh cinta ketika ia sedang bersama Wati. Kutipan di bawah ini akan
memperlihatkan hal tersebut. 123
“Nggak boleh apa?” Sedikit merengut. Ah, entahlah. Kabul ingat detik yang
aneh itu. Yakni detik ketika Kabul menyadari Wati yang sudah berbulan-bulan bersamanya dalam satu ruangan memang cantik. Detik itu datang ketika Wati
sedang merengut. hlm. 74
Rasa cinta yang berkembang semakin mendekatkan diri Kabul kepada Wati. Namun, rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan karena Wati sudah mempunyai pacar
membuat Kabul sadar diri bahwa dia memang harus menjauhi Wati. Keraguan sikap Kabul terhadap Wati dapat dilihat dalam kutipan berikut.
124
Kabul terdiam. Kalau naik motor, Kabul merasa kurang enak. Sebab orang akan menganggap dia sudah benar-benar dekat dengan Wati. Kabul sadar akan
nilai-nilai masyarakat dusun. Apalagi konon Wati sudah punya pacar. hlm. 76
Perasaan Kabul terhadap Wati terkadang membuat Kabul tidak menjadi dirinya
sendiri. Kabul
sering salah
tingkah apabila
disinggung mengenai
hubungannya dengan Wati. Dalam diri Kabul masih bertanya-tanya apa nanti jadinya kalau dia berpacaran dengan Wati. Kabul tidak ingin memaksakan kehendaknya
untuk memiliki Wati tanpa memikirkan perasaan orang lain, walaupun Kabul mempunyai rasa ketertarikan pada Wati. Sikap Kabul tersebut terlihat melalui kutipan
dialog antara Basar dan Kabul berikut ini.
74
125
“Bul, kali ini aku datang sebagai teman. Artinya sama sekali tidak ada kaitannya dengan jabatanku sebagai kades.” ….
“Ya, kenapa? “Suara di luar kian santer. Orang bilang, kamu pacaran sama Wati. Betul?”
Kabul mengeluh. Kabul gelisah. Cengar-cengir seperti anak kecil yang merasa akan dipermalukan.
“Aku mau bilang apa ya? Rasanya aku biasa saja. Ya, jujur saja, aku menganggap Wati sebagai teman yang punya daya tarik. Tapi aku tahu kalau
dia sudahpunya pacar. Jadi, aku sampai saat ini tetap menjaga jarak.” …. Makin gelisah. Kabul minum kopi, mengambil keripik, tapi tak dimakan.
Terbayang wajah Wati ketika merengut. Dan garuk-garuk kepala.
hlm. 105-106
Kabul juga terkadang merasa kehilangan apabila wati meninggalkan lokasi proyek, lebih tepatnya kantor proyek. Dia merasa kesepian ketika Wati mulai
menghidupkan mesin sepeda motor lalu hilang meninggalkan lokasi proyek. Hal itu menunjukkan bagaimana perasaan cinta Kabul terhadap Wati yang untuk sementara
belum terpenuhi. Perasaan Kabul itu terlihat melalui kutipan berikut. 126
Kabul hanya memandang Wati dari tempat duduk. Tak lama kemudian terdengar bunyi motor dihidupkan, dan hati Kabul terasa ikut tergulir. Dan
guliran itu berhenti setelah bunyi motor Wati benar-benar hilang dari pendengaran. hlm. 113
127
Sepi. Terasa ada ruang kosong yang mengembang di hati Kabul. Padahal dulu, Kabul tak punya perasaan seperti itu. Wati ada atau tidak, sama saja. hlm.
113
Rasa cinta Kabul terhadap Wati memang ada. Namun, Kabul masih harus berpikir apabila dia ingin menikahi Wati. Dia tidak ingin melukai perasaan orang
lain. Melalui kutipan 25, 46 terlihat sikap tegas yang diambil Kabul. Meskipun sikap itu sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan akan rasa cinta pada Kabul,
namun dia tetap teguh dengan sikap itu.
4.3.2 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan