34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data yang dianalisis berupa kalimat dan paragraf yang berkaitan dengan unsur struktur novel, psikologi dalam novel, konflik batin tokoh utama, dan relevansinya
sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Data yang berkaitan dengan unsur struktur novel sebanyak 93 kutipan, yang terbagi atas alur, tokoh, dan
penokohan. Pada bagian alur, data yang dianalisis sebanyak 35 kutipan yang terdiri dari 25 kalimat dan 10 paragraf serta tokoh dan penokohan data yang dianalisis
sebanyak 58 kutipan, yang terdiri dari 44 kalimat dan 14 paragraf. Pada bagian latar, data yang dianilis sebanyak 29 kutipan, yang terdiri dari 25 kalimat dan 4 paragraf.
Pada bagian psikologi novel, data yang dianilis sebanyak 24 kutipan, yang terdiri dari 17 kalimat dan 7 paragraf.
Pada bagian konflik batin tokoh utama, data yang dianalisis sebanyak 21 kutipan, yang terdiri dari 13 kalimat dan 8 paragraf. Pada
bagian relevansi novel sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI, data yang dianalisis sebanyak 29 kutipan, yang terdiri dari 27 kalimat dan 2 paragraf.
Seluruh data tersebut dikutip dari novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari.
4.2 Analisis Struktural Novel
Pada bagian ini, akan dipaparkan analisis struktur novel, yaitu alur, tokoh, penokohan, dan latar. Analisis dilakukan dengan cara menemukan kalimat dan
35
paragraf yang mempunyai kaitan dengan unsur struktur novel. Kalimat dan paragraf tersebut kemudian dideskripsikan agar unsur struktur novel yang membentuk konflik
batin tokoh utama tampak lebih jelas.
4.2.1 Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini menggunakan tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Setiap tahap yang dianalisis mempunyai
hubungan dengan peristiwa yang dialami tokoh utama dan yang membentuk konflik batin tokoh utama.
a. Tahap awal
Tahap awal sebuah cerita juga disebut sebagai perkenalan. Tahap ini memperkenalkan suasana proyek, peristiwa, dan masalah yang menimbulkan konflik
batin tokoh utama. Dalam novel ini, pengarang mencoba menggambarkan situasi latar pembangunan jambatan dan suasana proyek melalui deskripsi tempat dan suasana.
Kutipan yang menggambarkan hal tersebut dapat dilihat di bawah ini.
1 Pagi ini sungai Cibawor kelihatan letih. Tiga hari yang lalu hujan deras di hulu
membuat sungai ini banjir besar. Untung sudah jadi watak sungai di pegunungan, banjir yang terjadi berlangsung cepat. hlm. 5
2 Tampak proyek pembangunan jembatan sungai Cibawor terletak di tengah
bulak, di wilayah kosong. Di sekeliling tempat itu tak ada rumah penduduk.
Hanya ada hamparan tanah pertanian kering dan hutan bambu. hlm. 15 3
“Pak Tarya, sekarang tanggal berapa?” “Kalau tidak salah 13 Juni 1991. Kenapa?” hlm.70
Berlangsungnya cerita digambarkan melalui proyek pembangunan jembatan di sungai Cibawor pada tahun 1991, yaitu pada kutipan 3. Di dalam lokasi proyek,
36
banyak orang yang terlibat, misalnya mandor, tukang besi, kuli-kuli, dan lain-lain. Suasana proyek tersebut dapat dilihat dalam kutipan 4 berikut ini.
4 Lebih dari seratus orang lebih bekerja di situ. Mereka adalah tukang
batu, perancang besi, mandor, beberapa insyinyur sipil, dan kuli-kuli. Operator alat-alat berat. Sopir-sopir truk dan kernetnya. Preman-preman
kampong dan pensiunan tentara yang direkrut menjadi satpam. Warung- warung juga bermunculan. Rokok, minuman, dan nasi rames bisa dibeli.
Juga obat nyamuk juga aspirin. Bakso dan jamu pegal linu. Rujak atau es cendol. hlm. 15
Selain tempat di mana lokasi penceritaan berlangsung, berikut adalah pengenalan masalah dalam pembangunan jembatan yang memicu munculnya konflik
batin dalam diri tokoh utama. Sedikit demi sedikit konflik mulai dimunculkan. Awal munculnya masalah dapat dilihat dalam kutipan 5 dan 6 berikut ini.
5 “Karena kerugian itu sesungguhnya bisa dihindarkan bila awal pelaksanaan
pembangunan jembatan itu ditunda sampai musim kemarau tiba beberapa bulan lagi. Itulah rekomendasi dari para perancang. Namun rekomendasi itu
diabaikan, konon demi mengejar waktu.” hlm. 10
6
“Penguasa yang proyek dan para pemimpin politik lokal menghendaki jembatan itu selesai sebelum Pemilu 1992. Karena, saya kira, peresmian akan
dimanfaatkan sebagai
ajang kampanye
partai golongan
penguasa. Menyebalkan. Dan inilah akibatnya bila perhitungan teknis-ilmiah dikalahkan
oleh perhitungan politik.” hlm. 10
Kedua kutipan di atas menunjukkan bahwa pembangunan jembatan bukan murni untuk kepentingan warga. Melainkan disisipi dengan kepentingan-kepentingan
golongan, dalam hal ini adalah partai GLM. Campur tangan itu menyebabkan konflik batin tokoh dalam diri Kabul karena berlawanan dengan idealismenya. Melalui
kutipan berikut akan terlihat bagaimana perasaan Kabul melihat hal tersebut.
37
7 Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan ini. Mutu
bangunan menjadi tahruhannya. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan, masyarakatlah yang akan menanggung akibat buruknya. Dan bagi Kabul hal
ini adalah pengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. hlm. 28
Masalah yang muncul bukan hanya masalah dalam proyek pembangunan jembatan. Dalam diri tokoh utama, muncul permasalahan lain dalam dirinya, yaitu
cinta. Munculnya tokoh Wati dalam proyek pembangunan jembatan, membawa angin sejuk dalam diri tokoh utama sekaligus konflik. Kutipan 8 dan 9 dibawah ini akan
menunjukkan permasalahan pribadi tersebut.
8 Kabul juga senang ada Wati di proyek itu. Berbicara dengan Wati terasa menjadi selingan yang enak, karena sehari-hari terlalu banyak omong dengan
ratusan lelaki. Suara wati yang riang seperti gadis kecil bisa menjadi penawar bagi kerasnya teriakan para mandor atau suara benturan godam yang memecah
batu kali. Atau bunyi mesin molen yang datar dan amat menjemukan. hlm. 24- 25
9 Wati manja. Sedikit bersungut. Kabul terdiam. Terasa ada satu detik yang aneh.
Yakni ketika Kabul merasa dalam sepersekian detik muncul daya pikat dari penampilan Wati. Apanya? Sungutnnya? Mungkin. Atau entah. Yang pasti ada
sesuatu yang baru terasa dalam beberapa detik ini. hlm. 54
Tahap awal dalam novel menperkenalkan latar tempat, suasana, peristiwa dalam proyek serta idealisme Kabul sebagai tokoh utama. Di tahap awal, idealisme
Kabul tampak bertabrakkan dengan suasana yang terjadi dalam proyek. Kabul, seorang yang jujur dan tidak mudah terpengaruh, masuk ke dalam dunia proyek yang
penuh dengan permainan dan campur tangan golongan penguasa. Oleh karena itu, masalah demi masalah mulai muncul di tahap ini.
38
b. Tahap tengah