87
Pada kutipan 21 dan 96 juga terlihat bagaimana konflik batin Kabul terhadap Wati. Melalui kutipan 21 terlihat bagaimana kebimbangan Kabul terhadap sikap yang
ditunjukkan Wati kepadanya. Perhatian Wati kepada Kabul ditunjukkan melalui penyiapan alat sholat untuk Kabul. Kabul bingung, apakah ingin memakainya atau tidak, karena Kabul
tahu bahwa Wati sudah mempunyai pacara dan Kabul juga tidak ingin melukai perasaan hati orang lain, yaitu pacar Wati. Terlihat juga melalui kutipan 96, ketika Wati ingin diantar
pulang oleh Kabul, Kabul merasa tidak enak kepada lingjungan sekitar. Padahal, hati kecil Kabul bersedia untuk mengantarnya.
4.5 Pembahasan
Alur atau plot mempunyai pengertian suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan padu. Berkaitan dengan hal itu, keseluruhan rangkaian peristiwa yang
digunakan dalam novel Orang-orang Proyek adalah alur maju. Penceritaan peristiwa atau permasalahan yang dialami dan yang membentuk konflik batin tokoh utama
diuraikan secara berurutan mulai dari tahap awal, tahap tengah, hingga tahap akhir. Tahap awal ini berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan
berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya. Pada tahap awal ini memperkenalkan situasi latar pembangunan jembatan, suasana atau peristiwa yang
dialami tokoh utama. Pada tahap ini, sedikit demi sedikit masalah yang membentuk konflik tokoh utama mulai dimunculkan. Tahap awal yang digunakan dalam novel
sudah sesuai, karena pada tahap ini pengenalan suasana atau peristiwa dan masalah yang membentuk konflik batin tokoh utama sudah dipaparkan dengan jelas.
88
Tahap tengah
menampilkan pertentangan
atau konflik
yang sudah
dimunculkan pada tahap awal menjadi semakin jelas, meningkat, dan menegangkan. Pada tahap ini masalah yang membentuk konflik batin tokoh utama mencapai puncak
permasalahan. Tahap tengah dimulai sejak Kabul merasa bahwa dirinya tidak sanggup mengurangi korupsi dalam proyek. Atasannya, Dalkijo dan golongan
penguasa mulai campur tangan terhadap proyek. Situasi yang mulai memanas ketika pendapat Kabul berseberangan dengan Ir. Dalkijo. Kabul tetap pada kejujurannya dan
Dalkijo tetap pada pendiriannya untuk mencari untung sebesar-besarnya. Konflik mulai menurun ketika Kabul mengundurkan diri dari proyek. Selain konflik-konflik
dalam dunia kerja, Kabul juga mengalami konflik percintaan dengan Wati, sekretarisnya. Perasaan Kabul kepada Wati mulai muncul dan semakin berkembang
Konflik mulai muncul ketika Kabul mengetahui bahwa Wati sudah mempunyai pacar.
Tahap akhir menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Bagian ini berisi tentang kesesudahan cerita atau bagaimana akhir dari sebuah cerita. Dalam
tahap ini menunjukkan masalah dan konflik batin yang dialami tokoh utama berakhir. Penyelesaian permasalahan yang menimbulkan konflik batin tokoh utama jelas
dipaparkan. Tahap ini dimulai setelah Kabul mengundurkan diri dari proyek, Kabul beristirahat di rumah biyung. Di sisi lain, proses pembangunan proyek tetap berjalan
tetapi hasilnya sangat mengecewakan, lantai jembatan rusak ketika usianya baru satu
89
tahun. Akhir kehidupan Kabul adalah menikah dengan Wati dan hidup dengan nyaman karena Kabul bekerja di proyek swasta.
Tokoh dapat diartikan sebagai orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa. Sedangkan penokohan adalah sifat dan sikap perilaku tokoh. Melihat
pengertian tersebut, analisis tokoh dan penokohan ditemukan bahwa tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek adalah Kabul dan tokoh tambahan adalah Pak
Tarya, Mak Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo, Basar, Tante Ana, dan Samad. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel.
Dalam novel ini, Kabul adalah tokoh utama karena porsi penceritaannya paling banyak dan diutamakan. Kabul digambarkan sebagai seorang insinyur yang menjabat
sebagai pelaksana pembangunan. Dia adalah seorang bujang berusia 30 tahun yang belum menikah. Kabul juga seorang yang jujur dan tidak mudah terpengaruh dengan
lingkungannya. Penggambaran tokoh tambahan lebih sedikit dibanding tokoh utama. Dalam
novel ini, tokoh tambahan pertama ialah Pak Tarya. Pak Tarya adalah seorang
tukang mancing mantan pegawai negeri yang berpengetahuan luas. Dia adalah seorang yang kritis serta menentang ketidakjujuran. Kedua, Mak Sumeh adalah
wanita pemilik warung makan yang berusia sekitar enam puluhan. Mak Sumeh sangat akrab dengan Kabul dan pekerja-pekerja proyek. Dia juga menjadi mak comblang
antara Kabul dan Wati. Ketiga, Wati adalah gadis cantik berusia 23 tahun yang menjadi sekretaris proyek. Kehadirannya di proyek cukup menyejukkan hati laki-laki.
90
Keempat, Ir. Dalkijo adalah atasan yang kotor. Dia mendukung korupsi yang terjadi dalam proyek karena dia adalah bendahara partai GLM, golongan penguasa masa itu.
Kelima, Basar adalah teman lama Kabul yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Dia mempunyai idealisme yang sama dengan Kabul, tetapi posisnya
sebagai kades membuatnya tidak bisa menentang ketidakjujuran. Keenam, Tante Ana adalah sumber penghiburan dalam proyek. Tante Ana adalah seorang banci yang
menjadi pengamen di daerah proyek. Ketujuh, Samad adalah adik Kabul, seorang insinyur yang mempunyai idealisme yang sama dengan kakaknya.
Latar menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa itu terjadi. Latar yang digunakan dalam novel ini
adalah latar tempat, latar waktu, latar sosial. Latar tempat dapat diartikan dimana lokasi atau peristiwa dalam novel ditampilkan. Lokasi pembangunan jembatan
dilakukan di Sungai Cibawor. Latar waktu berhubungan dengan “kapan” peristiwa itu terjadi. Dalam novel ini, proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor
dikerjakan pada tahun 1991. Latar sosial adalah hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi. Dalam novel digambarkan bahwa masyarakat di sekitar dan pekerja proyek jembatan berkelas rendah. Hal itu ditunjukkan dengan permainan yang dilakukan
atasannya atau penguasa dan mereka hanya tinggal diam. Analisis psikologi dalam novel Orang-orang Proyek ini menggunakan teori
Abraham Maslow. Analisis psikologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan
91
konflik batin Kabul dan yang dibahas adalah 1 tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan, 2 tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan, dan
3 tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan rasa cinta dan keberadaan biasanya
terwujud melalui beberapa keinginan. Misalnya, keinginan mempunyai pasangan dan anak, berteman, perkumpulan, lingkungan masyarakat. Dalam diri Kabul muncul
keinginan untuk mempunyai pasangan, namun hal itu tidak mudah didapatkan dikarenakan di usianya ke 30 tahun, dia belum juga menikah. Ketika ada seorang
gadis yang mendekatinya dan dia mulai mencintainya, gadis itu justru sudah mempunyai pacar. Keinginan Kabul yang tidak terpenuhi itu terlihat melalui kutipan
25, 46, 94-99. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan mencakup penghormatan
diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan pada diri Kabul terjadi karena dia merasa harga dirinya jatuh dan
terinjak-injak ketika terjadi permainan di dalam proyeknya tetapi dia tidak bisa menanganinya. Sebagai insinyur, dia tahu bahan apa yang terbaik bagi pembangunan
proyek. Namun, harga dirinya jatuh ketika mutu bangunan jembatan tidak selayak yang dia inginkan. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan dalam diri Kabul
tampak dalam kutipan 100 – 106. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri muncul setelah semua
kebutuhan sebelumnya terpenuhi, ini adalah puncak kebutuhan manusia. Kabutuhan
92
ini tidak terpenuhi i karena dia tidak mampu mengoptimalkan kemampuannya dalam pembagunan proyek. Kedudukannya yang tidak setinggi golongan penguasa
membuatnya harus tunduk terhadap perintah. Idealismenya yang kuat tidak sanggup mengalahkan kekuasaan itu. Melalui kutipan 107 – 115 tampak bahwa kebutuhan
akan aktualisasi diri Kabul tidak terpenuhi. Konflik mendasar yang dialami Kabul sebagai tokoh utama ada dua, yaitu
permasalahan mengenai pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Hal itu mengacu pada pengertian konflik batin, yaitu terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang
berlawanan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam satu waktu. Banyak orang yang mengira bahwa dunia proyek berisi orang-orang yang kotor dan korupsi.
Sistem pemerintahan serta para pejabat di dalamnya juga termasuk orang-orang yang tidak jujur. Konflik batin mulai muncul ketika kejujurannya harus dihadapkan pada
kenyataan ketidakjujuran dalam pekerjaannya, misalnya pemangkasan
dana, pengurangan mutu bangunan, dan penggunaan dana bagi kepentingan golongan
penguasa. Konflik batin yang lain muncul bersamaan dengan tumbuhnya perasaan cinta kepada Wati. Wati mencintai dia, dia juga mencintai Wati, tetapi Wati sudah
mempunyai pacar.
4.6 Relevansi Novel sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas XI Semester 1