1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sastra tidak akan pernah lepas dari pembelajaran Bahasa Indonesia karena bahasa merupakan bahan pokok dari sastra. Pembelajaran dan
pengajaran sastra sangat penting karena sastra mempunyai relevansi dengan masalah- masalah dunia nyata. Karya sastra sebagai wujud penggambaran dari dunia nyata bisa
dijadikan ukuran bagi siapa saja untuk introspeksi, tidak terkecuali untuk dunia pendidikan dan pembelajaran. Dunia pendidikan pada saat ini sangat membutuhkan
solusi yang tepat agar masalah-masalah yang ada dapat terselesaikan dengan cara yang berpendidikan. Oleh karena itu, melalui pengajaran sastra yang tepat dan bahan
ajar yang menarik serta relevan, pembelajaran bahasa Indonesia dapat memberikan sumbangan dalam memecahkan masalah dalam masyarakat.
Rahmanto 1988: 16 memaparkan terdapat empat manfaat dari pengajaran sastra terhadap dunia pendidikan. Manfaat yang pertama adalah pengajaran sastra
mampu membantu keterampilan berbahasa siswa. Kedua, melalui pengajaran sastra, siswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan budayanya. Ketiga, pengajaran
sastra mampu mengembangkan cipta dan rasa. Keempat, pengajaran sastra mampu menunjang pembentukan watak siswa.
Dalam kenyataannya, pengajaran sastra kurang menarik bagi siswa. Bagi siswa, bahan yang digunakan dalam pembelajaran sastra terlalu membosankan.
2
Apakah dari materi yang disampaikan atau dari segi penyampaian materi oleh pendidik? Pembelajaran di sekolah, khususnya sastra, terkadang membuat sastra
sendiri semakin ditinggalkan karena pemanfaatan bahan yang monoton dan kurang menarik bagi siswa. Ketika siswa merasa bosan dalam pembelajaran, konsentrasi
belajar mereka akan semakin berkurang. Akibatnya, tujuan pembelajaran sastra tidak akan tercapai secara maksimal.
Dalam memilih
bahan pembelajaran
sastra, pendidik
harus mempertimbangkan relevansi bahan ajar, nilai yang terkandung dalam karya sastra
itu, dan psikologi siswa. Oleh karena itu, penulis mencoba memanfaatkan bahan yang menarik, mengandung nilai kejujuran dan keteguhan, serta sesuai dengan tahap
psikologi siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menemukan relevansi novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari dengan pembelajaran sastra di SMA
kelas XI semester 1. Penulis memilih karya sastra tersebut karena di dalamnya banyak sekali
digambarkan bagaimana nilai kejujuran serta keteguhan hati diuji. Kabul, sebagai tokoh utama mampu menggambarkan bagaimana nilai-nilai kejujuran serta keteguhan
hati dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang sama sekali tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dimiliki Kabul. Tindakan korupsi yang marak terjadi di lingkungan
sekitarnya tidak membuatnya tertarik untuk mengikutinya. Ia justru tetap pada pendiriannya untuk selalu bersikap jujur, walaupun ia harus menemui berbagai
rintangan dalam hidupnya. Perasaan batin dalam diri Kabul selalu mendapatkan tentangan dari luar, sehingga membuat perasaan Kabul selalu bergejolak. Pikiran-
3
pikiran Kabul yang konsisten terhadap prinsip yang dia pegang lagi-lagi dihadapkan oleh permasalahan yang dia hadapi. Konflik batin yang dialami Kabul tidak
membuatnya goyah akan pendiriannya. Meski Kabul mendapat tentangan yang membuat perasaan batinnya diuji, dia tetap menjunjung tinggi prinsip yang dia pakai,
terlihat melalui sikap jujurnya. Nilai-nilai dalam diri Kabul itulah yang akan diterapkan dalam diri siswa
melalui pembelajaran sastra. Sebelumnya, peneliti akan menganalisis kepribadian tokoh Kabul dalam novel tersebut untuk lebih meyakinkan bahwa karakter tokoh
yang diciptakan oleh Ahmad Tohari itu patut diterapkan dalam kehidupan siswa.
1.2 Rumusan Masalah