Yang Berhak Menberikan Persetujuan Tindakan Medis

tindakan medis tertentu yang terbaik menurut dokter persetujuan disebut presumed consent, dalam arti bila pasien dalam keadaan sadar, maka pasien dianggap akan menyetujui tindakan yang dilakukan dokter. Menurut Subekti sesuai dengan asas konsesual atau asas kesepakatan yang tertuang dalam Pasal 1320 KUH Perdata, pada saat terjadinya persetujuankesepakatan maka detik tersebut terbitlah kontrak atau perjanjian. Lazimnya format kontrak tertulis yang dipergunakan di lingkungan kontrak terapeutik adalah kontrak baku atau kontrak standard standard contract. Kontrak baku selalu dipersiapkan oleh pihak pemberi jasa pelayanan kesehatan secara sepihak. Di dalam kontrak biasanya di muat syarat-syarat yang membatasi kewajiban pihak pemberi jasa pelayanan kesehatan yang merugikan pihak pasien, tapi pasien tidak dapat membantah syarat tersebut. Karena kontrak itu hanya memberi dua alternative, diterima atau ditolak take it or leave it contract.

3. Yang Berhak Menberikan Persetujuan Tindakan Medis

Persetujuan tindakan medik telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 Tahun 1989. Persetujuan tindakan medik sebenarnya lebih mengarah kepada proses komunikasi dokter terhadap pasien, bukan semata-mata pengisian dan penandatangan formulir. Oleh karena itu, seorang dokter harus pandai memberikan informasi mengenai penyakit maupun tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien dengan bahasa yang mudah dipahami. Pada dasarnya persetujuan tindakan medik berasal dari hak asasi pasien dalam hubungan dokter pasien, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Hak untuk menetukan nasibnya sendiri b. Hak untuk mendapatkan informasi Dari sudut pandang dokter, persetujuan tindakan medik ini berkaitan dengan kewajiban dokter untuk memberikan informasi kepada pasien dan kewajiban untuk melakukan tindakan medik sesuai dengan standar profesi medik. Informasi yang diberikan adalah informasi yang selengkap-lengkapnya, yaitu informasi adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan dan risiko yang ditimbulkannya. Informasi yang harus diberikan adalah tentang keuntungan dan kerugian dari tindakan medis yang akan dilaksanakan, baik diagnostic maupun terapeutik. Informasi dokter yang adekuat adalah sebagai berikut : 1 Diagnosis 2 Tindakan yang diusulkan atau direncanakan 3 Prosedur alternatif jika ada 4 Kepentingan dan manfaat dari tindakan medis tersebut 5 Prosedur pelaksanaan atau cara kerja dokter dalam tindakan medic tersebut 6 Risiko yang terjadi bila tidak dilakukan tindakan medis tersebut 7 Risiko atau efek samping bila tidak dilakukan tindakan tersebut 8 Konfirmasi pemahaman pasien terhadap informasi yang disampaikan sehingga mampu mengambil keputusan 9 Kesukarelaan pasien dalam memberikan izin 10 Prognosis Universitas Sumatera Utara Informasi tersebut harus diberikan oleh dokter kepada pasien atau keluarganya dengan bahasa yang mudah dipahami. Dokter juga harus mengkonfirmasi atau meyakinkan bahwa pasien atau keluarganya benar-benar sudah memahami informasi yang disampaikan. Informasi sebaiknya disampaikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan tersebut secara langsung. Berpedoman pada Permenkes No. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik, maka yang berhak memberikan persetujuan atau menandatangani perjanjian adalah pasien yang sudah dewasa di atas 21 tahun atau sudah menikah dan dalam keadaan sehat mental. Sedapat mungkin persetujuan tindakan medik ditandatangani oleh pasien.Hal ini berkaitan dengan kesiapan mental pasien untuk menjalani tindakan medik maupun untuk menandatangani persetujuan tindakan medik tersebut. Untuk pasien dibawah umur 21 tahun dan pasien dengan gangguan jiwa maka yang menandatangani persetujuan tindakan medik adalah orang tua atau keluarga terdekat atau walinya. Untuk pasien yang tidak sadar, pingsan atau tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medis dalam keadaan gawat darurat dan perlu dilakukan tindakan segera atau yang bersifat menyelamatkan kehidupan tidak diperlukan persetujuan. Menurut penjelasan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pada Pasal 45 ayat 1 telah di tentukan orang-orang yang berhak memberikan persetujuan. Orang-orang yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medik yaitu pasien yang bersangkutan. Namun dalam hal-hal tertentu seperti: Universitas Sumatera Utara a. Apabila pasien yang bersangkutan di bawah pengampuan under curatele, persetujuan atau penolakan tindakan medis dapat diberikan oleh keluarga terdekat antara lain suamiistriayahibu kandung, anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung. b. Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun setelah pasien sadar atau dalam kondisi yang sudah memungkinkan, segera diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan. c. Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, maka penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar. d. Apabila tidak ada yang mengantar dan tidak ada keluarganya sedangkan tindakan medis harus dilakukan maka penjelasan diberikan kepada anak yang bersangkutan atau pada kesempatan pertama pasien sudah sadar. 48

4. Tujuan Pemberi Persetujuan Tindakan Medis