Aspek Hukum Keperdataan Dalam Kontrak Terapeutik

1 Objek hukum perjanjian terapeutik adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh dokter terhadap pasien yang berhak untuk menerima tindakan medis. 2 Subjek hukum perjanjian terapeutik adalah pasien, dokter dan sarana kesehatan menurut Pasal 1 angka 4 UU Kesehatan, sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 3 Causa hukum perjanjian terapeutik adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

B. Aspek Hukum Keperdataan Dalam Kontrak Terapeutik

Hukum keperdataan disebut juga dengan hukum perdata dalam arti luas. Hukum perdata dalam arti luas ialah hukum sebagaimana yang diatur dalam KUH Perdata, KUH Dagang, UUPK dan undang-undang lainnya yang meliputi semua hukum “private materiil”, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan. Hukum perdata dalam arti sempit ialah hukum perdata sebagaimana terdapat didalam KUH perdata. Menurut F.X. Suhardana,”hukum keperdataan adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara orangbadan hukum yang satu dengan Universitas Sumatera Utara orangbadan hukum yang lain didalam masyarakat dengan menitik beratkan kepada kepentingan persorangan pribadibadan hukum”. 35 Hubungan yang bersifat istimewa antara dokter dengan pasien dapat menimbulkan permasalahan yang disebabkan antara lain oleh rasa ketidakpuasan pasien atas adanya dugaan kesalahankelalaian yang dilakukan oleh dokter. Hal itu pada umumnya disebabkan oleh kurangnya informasi yang seharusnya menjadi hak dan kewajiban masing-masing pihak dokter dan pasien. Kedudukan antara dokter dengan pasien sebagai para pihak yang terikat dalam perjanjian terapeutik tidak seimbang. Hal ini menarik di tinjau dari aspek hukum. Dari aspek hukum pidana, tindakan medis yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien tidak bertentangan dengan hukum, meskipun menimbulkan rasa sakit. Dokter tidak dapat dipidana atas rasa sakit yang ditimbulkan dalam suatu tindakan medis tertentu, meskipun rasa sakit merupakan salah satu tindakan pidana penganiayaan. Atas tindakan medis tertentu yang dilakukan oleh dokter tidak dapat dijatuhkan sanksi pidana, apabila memenuhi beberapa syarat berikut : 1. Ada indikasi medis yang dilakukan untuk mencapai tujuan konkrit tertentu 2. Tindakan medis dilakukan menurut aturan dalam ilmu kedokteran 3. Mendapatkan persetujuan dari pasien terlebih dahulu Meskipun ada persetujuan pasienkeluarganya berupa persetujuan tindakan medis, namun jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh dokter maka perbuatan tersebut tidak menghilangkan sifat melawan hukum dalam hukum pidana. Dengan demikian, apabila ada kesalahan oleh dokter maka kesalahan tersebut tetap dapat 35 F.X. Suhardana, Hukum Perdata I Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 7 Universitas Sumatera Utara di pertanggung jawabkan menurut hukum pidana, meskipun tindakan medis yang dilakukan oleh dokter disetujui oleh pasienkeluarganya. Dari aspek hukum perdata, tindakan medis yang dilakukan oleh dokter merupaka pelaksanaan dari perikatan berupa perjanjiantransaksi terapeutik antara dokter dengan pasien. Perikatan antara dokter dengan pasien disebut perjanjiantransaksi terapeutik, yaitu perjanjian yang dilakukan antar dokter dengan pasien untuk mencarimenemukan terapi sebagai upaya penyembuhan penyakit pasien oleh dokter. Aspek hukum perdata dalam kontrak terapeutik ialah adanya hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum lainnya yaitu antara pasien dan tenaga kesehatan, rumah sakit yang menimbulkan hak dan kewajiban secara bertimbal balik.Yang menjadi hak pasien adalah kewajiban bagi tenaga kesehatan dan rumah sakit dan hak tenaga kesehatan dan rumah sakit adalah menjadi kewajiban pasien. Hubungan tenaga kesehatan, rumah sakit dan pasien adalah hubungan jasa dalam hal pemberian pelayanan kesehatan.Tenaga kesehatan, rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, dan pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan. Hubungan hukum itu dalam hukum perdata disebut ‘perikatan” verbintennis, karena setiap kontrak adalah perikatan namun setiap perikatan belum tentu kontrak, karena sumber hukum perikatan tidak hanya kontrak melainkan juga undang-undang 1233 KUHPerdata. 36 Di dalam ilmu hukum, khususnya hukum perdata ada dua jenis perjanjian, yaitu resultaatsverbintenis perjanjian berdasarkan hasil kerja dan 36 Sunarto Ady Wibowo, Op.Cit, hal. 36-37 Universitas Sumatera Utara inspanningverbintenis perjanjian berdasarkan usaha yang maksimal ikhtiar. Pada umumnya perjanjian terapeutik merupakan inspanningverbintenis. Dalam hal ini, secara hati-hati dan teliti dokter berusaha mempergunakan ilmu, kepandaian, keterampilan, dan pengalamannya untuk menyembuhkan pasien. Hasil usahayang dilakukan oleh dokter tidak pasti, ada kemungkinan pasien sembuh, tetap sakit, tambah sakit, atau bahkan mati. Dokter tidak dapat menjamin hasil usaha yang dilakukannya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Akan tetapi, dalam perjanjian terapeutik juga dimungkinkan adanya resultaatsverbintenis. Dalam hal ini, penerapan perjanjian yang dilakukan oleh dokter dengan pasien didasarkan atas hasil kerja, misalnya dalam pembuatan gigi palsu, pembuatan organ anggota badan palsu, dan sebagainya. Pada hakikatnya perjanjian terapeutik tidak berbeda dengan perjanjian pada umumnya. Adapun syarat perjanjian pada umumnya menurut pasal 1320 KUH Perdata meliputi: a. Kesepakatan antara para pihak. b. Kecakapan untuk membuat perikatan. c. Adanya suatu hal tertentu. d. Adanya sebab yang halal. Perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban yang ditimbulkan dari adanya pelayanan kesehatan menurut hukum yang meliputi aspek hukum perdata berupa persetujuan antara dokter dengan pasien danatau keluarganya merupakan akibat kelalaian dibidang perdata serta tuntutannya terhadap pelayanan masyarakat. Aspek hukum pidana yang ditimbulkan adanya hubungan hukum Universitas Sumatera Utara dalam pelayanan kesehatan meliputi kebenaran dari isi surat keterangan kesehatan, wajib simpan rahasia oleh dokter tentang kesehatan pasien, pengguguran kandungan abortus provocatus criminalis, penyalahgunaan pemberian resep obat yang mengandung psikotropika, dan sebagainya.

C. Dasar Hukum Kontrak Terapeutik