Akibat Hukum dari Malpraktek Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Malpraktek

f. Tenaga keterapian fisik g. Tenaga keteknisan medis Orang-orang yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan mungkin saja melakukan tindakan malpraktek medis.Jadi tidak hanya profesi dokter saja.

B. Akibat Hukum dari Malpraktek

Secara harfiah pengertian “malpraktek adalah suatu tindakan atau praktek yang buruk atau dengan kata lain malpraktek adalah kelalaian profesi yang terjadi ketika melakukan profesinya”. Sedangkan terjadinya malpraktek oleh dokter menurut Soejono Soekanto paling sedikit tergantung pada syarat-syarat, sebagai berikut: 1. Akibat dari perbuatan dapat diperhitungkan terlebih dahulu. 2. Akibat faktor ketidak hati-hatian di dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukannya. Ada beberapa ukuran yang digunakan atau menentukan seorang dokter telah melakukan kelalaian atau tidak, syarat-syarat tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu oleh pasien bilamana si pasien memandang dokter telah melakukan kelalaian dalam melaksanakan tugasnya. Adapun syarat-syarat tersebut, yaitu: a. Kewajiban Pada penggugat harus membuktikan bahwa dokter yang bersangkutan mempunyai kewajiban khusus terhadap pasien.Kewajiban ini berdasarkan hukum yang menyangkut hubungan dokter dengan pasien Universitas Sumatera Utara yang mengharuskan dokter berbuat sesuian dengan norma-norma atau standar spesifikasi atau dasar profesi dokter. b. Kelalaian kewajiban Pasien penggugat harus menunjukkan bahwa dokter telah gagal melaksanakan kewajibannya sesuai dengan norma-norma, karena tindakannya dengan sadar atau dengan tidak sadar melanggar standarisasi pasien tersebut. c. Sebab Pasien penggugat harus menunjukkan bahwa adanya hubungan timbale balik yang erat dan masuk akal antara tindakan dokter dengan akibat yang menimbulkan bahaya bagi pasien. d. Kerugian Pasien penggugat harus menunjukkan perbuatan dokter mengakibatkan terjadinya kerugian atau kerusakan, dapat terjadi mengenai badaniyah, materi, penderitaan atau emosional bagi pasien yang bersangkutan.

C. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Malpraktek

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK sebagai suatu lembaga hukum harus memuat aspek filosofis yaitu menjamin kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan sebagaimana telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mencari konsep hukum yang mengandung asas kepastian hukum dan kepastian hak konsumen pasien ruamh sakit santa Elisabeth terhadap Universitas Sumatera Utara dugaan malpraktek yang dialami oleh pasien tersebut agar asas keadilan terhadap konsumen dapat terlaksana. Perlindungan hukum terhadap pasien malpraktek berarti adanya kepastian hukum bagi pasien malpraktek atas dugaan malpraktek yang dilakukan oleh pihak dokter rumah sakit santa elisabeth. Menurut Satjipto Raharjo, ”Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya”. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut sebagai hak, melainkan hanya Fkekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang. 56 Menurut Setiono, “Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia”. 57 Menurut Muchsin, “Perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah- kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia”. 58 56 Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000, hal. 53 57 Setiono, Rule of Law Supremasi Hukum, Thesis, Magister Ilmu Hukum , Pascasarjana: Universitas Sebelas Maret, 2004, hal. 3 58 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Thesis, Magister Ilmu Hukum , Pascasarjana: Universitas Sebelas Maret, 2003, hal. 14 Universitas Sumatera Utara Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek- subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 59 1. Perlindungan Hukum Preventif. Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu kewajiban. 2. Perlindungan Hukum Represif. Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran. Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila. Adapun elemen dan cirri-ciri Negara Hukum Pancasila ialah: a. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan. b. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan Negara 59 Ibid., hal. 20 Universitas Sumatera Utara c. Prinsip penyelesian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir. d. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Berdasarkan elemen-elemen tersebut, perlindungan hukum bagi rakyat terhadap pemerintah diarahkan kepada: 60 1 Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin mengurangi terjadinya sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan hukum preventif patut diutamakan daripada sarana perlindungan represif. 2 Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat dengan cara musyawarah. 3 Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir, peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan forum konfrontasi sehingga peradilan harus mencerminkan suasana damai dan tentram terutama melalui hubungan acaranya. Konsep hukum mengenai perlindungan hukum bagi pasien malpraktek merupakan topik yang sangat perlu diteliti, karena terdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan hukum khususnya mengenai kasus-kasus malpraktek yang terjadi dan penyelesaian kasus yang termuat dalam putusan-putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam praktek dan kebijaksanaan politik hukum oleh negara. 60 Teori Perlindungan Hukum, http:anamencoba.blogspot.com201104teori- perlindungan-hukum-dalam-melihat.html, terakhir diakses tanggal 30 januari 2014 Universitas Sumatera Utara

D. Putusan di BPSK Kota Medan Sudah Memenuhi Unsur-Unsur