D. Putusan di BPSK Kota Medan Sudah Memenuhi Unsur-Unsur
Perlindungan Konsumen
1. Kasus Posisi
a. Pada hari jum’at tanggal 6 juli 2012 sekitar pukul 11.00 Wib, saya
Emanuel T. Zalukhu, S.H bersama engan istri saya yang bernama anaria Zalukhu, umur 31 tahun pergi berobat kerumah sakit santa
Elisabeth, karena istri saya sedang hamil tua anak pertama dan tensi darahnya cukup tinggi serta mengalami sesak nafas.
b. Ketika sudah sampai di rumah sakit santa Elisabeth saya bersama
istri saya langsung menuju ruangan unit gawat darurat UGD dan dokter yang menerima kami adalah dokter yang juga menanyakan
kepada kami siapa dokter yang sering melakukan control terhadap istri anda, saya mengatakan dr. Zuman Kaban yang juga
berpraktek, setelah itu pihak tumah sakit santa Elisabeth menawarkan dokter yang lain yang bernama dr. simon saing S.pog
yang juga bekerja dirumah sakit tersebut. Setelah itu saya dan istri berunding dengan dokter yang bersangkutan, kemudian dr. simon
melakukan pemeriksaan terhadap istri saya dan hasilnya istri saya harus dilakukan operasi karena kata dokter ini penyakit kehamilan
racun kehamilan yang artinya kalau bayinya segera diangkat atau dikeluarkan dari kandungan maka sesak nafas yang diderita istri
anda sembuh dan tidak ada lagi. c.
Saya sebagai suami setelah mendengarkan saran dokter bahwa istri saya akan segera di operasi mengingat keadaan yang semakin sesak
Universitas Sumatera Utara
dengan sendirinya saya menyetujuinya. Setelah selesai menjalankan operasi istri saya dibawa keruangan persalinan untuk
dilakukan perawatan selanjutnya di ruangan ibu dan anak. d.
Dua hari kemudian istri saya mengalami gangguan pernafasan dan bagian urine dimana air kencingnya tidak berjalan seperti biasa
sementara infuse berupa cairan tetap terpasang ditubuhnya, dan dokter yang merawatnya melakukan pemeruksaan ulang ternyata
hasilnya, istri saya mengalami penyakit ginjal sesuai USG yang dilakukan dr. simon sebanyak dua kali, dan seterusnya dokter
kandungan tersbut menyatakan tidak ada masalah kandungan istri saya, dan kemudian disarankan untuk diperiksa sebagai penyakit
dalam, dalam hal ini dilakukan oleh dr. arbian nababan selama kurang lebih tiga hari dilakukan pemeriksaan dibagian penyakit
dalam, dan kemudian disarankan agar berkonsultasi dengan dokter ginjal oleh dr. julkelmi nasution melakukan pemeriksaan terhadap
istri saya dokter menyarankan agar diajukan cuci darah mereka memvonis bahwa istri saya mengalami sakit ginjal. Setelah
mengalami pencucian darah selama dua kali dirumah sakit tersebut kondisi istri saya tidak mengalami peruabahan bahkan mengalami
pembengkakan akibat tidak lancarnya pembuangan air kecil urine.
e. Karena istri saya tidak sembuh maka dokter ginjal menyarankan
saya ke radiologi untuk dilakukan pemerisaan dan hasilnya
Universitas Sumatera Utara
dianjurkan lagi agar istri saya melakukan pencucian darah lagi, karena melihat situasi dan kondisi istri saya yang tidak mengalami
perubahn, meskipun sudah dilakukan pncucian darah, maka anjuran dokter ginjal tersebut untuk melakukan pencucian darah
lagi tidak saya penuhi dan mengambil sikap untuk keluar dari rumah sakit tersebut dan berobat kerumah sakit dipenang dengan
melakukan pembayaran perobatan dan perawatan di rumah sakit santa Elisabeth dengan total kurang lebih sebersar Rp. 35.000.000
pada hari sabtu tanggal 14 juli 2012. f.
Pada tanggal 19 juli 2012 hari kamis saya bersama istri pergi kepulau penang Malaysia untuk melakukan perobatan selanjutnya
terhadap penyakit yang diderita sebelum dari rumah sakit santa Elisabeth. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak rumah sakit
glenegles hospital yang ditangani oleh dokter kandungan dr.surez ternyata penyakit istri saya adalah penggumpalan darah pada bekas
operasi yang dilakukan pihak rumah sakit santa Elisabeth sebelumnya dimana gumpalan darah tersbut menimpa ginjal
sehingga ginjal istri saya tidak berfungsi dan mengganggu kelancara buang air kecil urine.
g. Dari hasil pemeriksaan dokter di RS Glenegles Hospital dianjurkan
besok untuk dilakukan operasi ulang terhadap istri saya dengan cara membuka kembali bekas jahitan operasi yang dilakukan pihak
rumah sakit santa Elisabeth dan ternyata terdapat gumpalan darah
Universitas Sumatera Utara
kurang lebih 1 Kg yang telah menggumpal dibekas bagian operasi yang lama.
h. Setelah dilakukan operasi dan pengangkatan gumpalan darah
tersebut maka sejak saat itu istri saya memperoleh kesembuhan dengan mengeluarkan air urinenya tanpa hambatan, dokter
menyatakan istri saya tidak lagi divonis mengalami penyakit ginjal yang dilakukan oleh rumah sakit santa Elisabeth dan kini kesehatan
istri saya telah pulih dan kembali seperti sedia kala. 2.
Pertimbangan Hukum a.
Menimbang bahwa adapun maksud dan tujuan pengadu adalah seperti yang dimaksud diatas
b. Menimbang pengaduan konsumen adalah konsumen sebagaimana
dimaksud pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu “Konsumen adalah setiap
orang memakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Oleh karenanya majelis berpendapat bahwa pengadu adalah
konsumen sebagaimana uang dimaksud Undang-Undang Perlindungan Konsumen maka pengaduan konsumen dinyatakan
sah dan diterima. c.
Menimbang teradu adalah pelaku usaha sebagaimana pelaku usaha yang berbentuk badan hukum adalah pelaku usaha sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
dimaksud pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu” pelaku usaha adalah setiap
orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun budan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau yang melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
d. Menimbang, pelaku usaha tidak dapat menghadirkan saksi-saksi
maupun saksi ahli dari ikatan dokter Indonesia IDI, maka majelis berpendapat bahwa pelaku usaha tidak dapat membuktikan bahwa
pelaku usaha tidak bersalah, oleh karenanya pelaku usaha secara fakta telah terbukti tidak dapat membuktikannya sebagai pelaku
usaha yang tidak bersalah sesuai dengan maksud pasal 22 jo pasal 28 Undang-Undang Nomor 8 Tahun1999 tentang Perlindungan
Konsumen. e.
Menimbang, bahwa konsumen telah mengajukan bukti-bukti untuk mendukung dalil-dalil gugatannya yakni bukti K-1 sd K-3 serta
saksi-saksi maka majelis berpendapat gugatan kosumen dapat diterima sebahagian.
f. Menimbang, telah terbukti secara fakta bahwa pelaku usaha tidak
dapat menghdairkan saksi-saksi maupun saksi ahli dari ikatan
Universitas Sumatera Utara
dokter Indonesia IDI, maka majelis berpendapat permohonan konsumen dikabulkan sebagian.
g. Mengingat Undang-Undang dan peraturan lainnya yang terkait
dengan perlindungan konsumen, maka majelis setelah bermusyawarah bersama telah memeriksa, memutuskan dan
mengadili sebagai berikut; 3.
Amar Putusan a.
Mengabulkan gugatan konsumen Emmanuel T. Zalakhu, S.H sebahagian;
b. Menghukum pelaku usaha Rumah Sakit Santa Elisabeth dengan
menggangti kerugian yang dialami konsumen sejumlah Rp. 30.137.514 Tiga Puluh Juta Seratus Tiga Puluh Empat Ribu Lima
Ratus Empat Belas Rupiah; c.
Menghukum pelaku usaha untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dimasa yang akan datang;
d. Menolak gugatan konsumen selebihnya.
4. Analisis Kasus
Tugas dan wewenang BPSK berdasarkan ketentuan pasal 52 meliputi melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa
konsumen,dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi. BPSK juga bertugas memberikan konsultasi perlindungan konsumen,
melakukan pengawasan terhadap pencatuman klausulabaku, melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran
Universitas Sumatera Utara
ketentuan dalam undang-undang ini, menerima pengaduan, baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen tentang terjadinya
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen, melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen, memanggil pelaku
usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen, memanggil dan menghadirkan saksi, saksi
ahli dan atau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang, meminta bantuan penyidik untuk
menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau setiap orang yang tidak bersedia memenuhi panggilan BPSK, mendapatkan meneliti dan
atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan, memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya
kerugian di pihak konsumen, memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen,
dan menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini.
Dalam kasus ini BPSK sudah mencapai dari tujuan Perlindungan Konsumen yang seharusnya, dimana terdapat tujuan dari
perlindungan konsumen yakni umumnya dapat dibagi dalam tiga bagian utama,yaitu:
a. Memberdayakan konsumen dalam memilih,menentukan barang
danatau jasa kebutuhannya,dan menuntut hak-haknya;
Universitas Sumatera Utara
b. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang memuat unsur-
unsur kepastian hukum,keterbukaan informasi,dan akses untuk mendapatkan informasi;
c. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung jawab.
Produk hukum BPSK dalam hal ini kepustusan yang ditetapkan oleh majelis BPSK sudah memberikan perlindungan hukum yang pasti
kepada konsumen dan memberikan sanksi administratif serta sanksi moril dimana pelaku usaha dalam hal ini rumaha sakit santa Elisabeth
untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan
pertolangannya dimasa yang akan datang.
E. Kendala-kendala Penyelesaian Sengketa Konsumen di BPSK Kota