Sum ber Sosiolog is Akhir - akhir ini kit a m enyaksikan berbagai gejolak dalam m asyarakat yang

2. Sum ber Sosiolog is Akhir - akhir ini kit a m enyaksikan berbagai gejolak dalam m asyarakat yang

sangat m em pr ihatinkan, yakn i m unculnya karakter b uruk yang ditandai kondisi kehidu pan sosial bu daya kita yang berubah sed em ikian d rast is dan fantastis. Bang sa yang sebelum nya diken al penyabar, ram ah, penuh so pan santun, dan pandai berbasa- basi sekonyon g- ko nyon g m en jad i p em arah, suka m encaci, pendendam , perang antar kam pung dan suku deng an tingkat kekejam an yang san gat b iad ab. Bahkan yang leb ih tragis, anak - anak kita yang m asih du duk di bangku sekolah pun sudah dapat saling m enyakiti. Bagaim ana kit a dapat m em aham i situasi sem acam in i? Situ asi yang bergolak ser upa ini dapat dijelaskan secara sosio lo gis kar en a ini m em iliki kaitan dengan struktur sosial dan sistem b udaya yang telah terbangu n pada m asa yang lalu. Mencoba m em baca situasi p asca refo rm asi sekarang ini terdapat b eberapa gejala sosiolog is fun dam ent al yang m en jad i sum ber terjadinya berbagai gejolak dalam m asyar akat kit a (Wiruto m o,

2 00 1). Pertam a, suatu kenyat aan yan g m em p rihatinkan b ahw a setelah

tum bangnya stru ktur kekuasaan “ otokrasi” yang d imain kan Rezim Or de Bar u ternyata bukan dem okr asi yang kita peroleh m elainkan o lig ar ki d i m ana kekuasaan terpusat pada sekelom pok kecil elit, sem en tar a sebagian besar rakyat ( dem os ) tetap jauh d ar i sum ber- sum ber kekuasaan (w ewenang, uang , h uku m , in form asi, pendid ikan, dan sebagainya).

Ked ua, sum ber ter jadinya berbagai gejolak dalam m asyarakat kita saat ini adalah akib at m u nculn ya kebencian so sial bu daya terselub ung ( socio- cu ltural anim osity ). Gejala ini m uncul dan sem akin m enjadi- jadi pasca run tuhnya r ezim Or de Baru. Ketika r ezim Or de Baru b er hasil dileng ser kan, pola ko nflik di Indonesia ternyata b uk an hanya terjadi antara pendukung fanatik Orde Baru dengan pendukung Reform asi, tetapi justru m eluas m enjadi ko nflik an tarsuku, antarum at beragam a, kelas sosial, kam p ung, dan seb againya. Sifatnya pun bukan vert ikal antara kelas atas dengan kelas bawah tetapi ju stru lebih serin g hor izon tal, antarsesam a rakyat kecil, Ked ua, sum ber ter jadinya berbagai gejolak dalam m asyarakat kita saat ini adalah akib at m u nculn ya kebencian so sial bu daya terselub ung ( socio- cu ltural anim osity ). Gejala ini m uncul dan sem akin m enjadi- jadi pasca run tuhnya r ezim Or de Baru. Ketika r ezim Or de Baru b er hasil dileng ser kan, pola ko nflik di Indonesia ternyata b uk an hanya terjadi antara pendukung fanatik Orde Baru dengan pendukung Reform asi, tetapi justru m eluas m enjadi ko nflik an tarsuku, antarum at beragam a, kelas sosial, kam p ung, dan seb againya. Sifatnya pun bukan vert ikal antara kelas atas dengan kelas bawah tetapi ju stru lebih serin g hor izon tal, antarsesam a rakyat kecil,

Jika m enengok pada p roses integr asi bangsa Indonesia, p er soalannya terletak pada ku ran gnya m engem bangkan kesepakatan nilai secara alam iah dan part isipatif (integrasi no rm atif) d an lebih m en gan dalkan pendekat an kekuasaan (integr asi ko ersif). Atas dasar kenyataan dem ikian m aka cita- cita r ef orm asi u ntuk m em bangun Indon esia Bar u h ar us dilakukan d en gan cara apa? Bagaimana pandangan Anda tentang hal tersebut ?

Ada satu p an dan gan bahwa Indo nesia baru harus dibangun dari hasil pero m bakan terhadap keseluruhan tat anan kehid upan m asa lalu. In ti dari cita- cita tersebut ad alah sebu ah m asyarakat sipil d em o kratis yang m am pu m engharm on ikan kewajiban dan hak negara dan warga negara. Entit as negara p er satuan dar i ban gsa m ultikultur seperti Indonesia hanya bisa bertahan leb ih kokoh jika bediri di at as lan dasan pengelolaan p em erintahan yang sanggup m enjam in kesim bangan an tara pem enuhan prinsip kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, yang berlaku bagi segenap warga dan elem en kebangsaan. Tunt utan bukan hanya tentang pem enuhan hak- hak in divid u ( in dividu al righ ts ) dan kelom pok m asyarakat ( collective rights ), melainkan juga kewajiban u ntuk m engem bangkan solidarit as sosial (goto ng royong) dalam r an gka kem aslahatan d an kebahagiaan h idup b an gsa secara keselur uhan (Latif, 2 01 1 ).