Membangun Argumen t entang Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara

D. Membangun Argumen t entang Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Pengalam an sejar ah bangsa In donesia t elah m emb uktikan pad a kita pada, konsep ketah anan nasional kita terbu kti m am p u m enangkal b er bagai bentuk ancam an sehing ga tidak beru jung pada kehancur an bangsa at au berakh irnya NKRI. Setidaknya ini ter bukt i pad a saat bangsa In donesia m enghadapai ancam an kom un ism e tah un 1 96 5 dan yang lebih aktual m enghadapi krisis eko nom i dan po lit ik pada tahun 1 99 7 - 1 99 8. Sam pai saat ini kita m asih kuat b ertahan dalam wuju d NKRI. Bandingkan d en gan pengalaman Yugo slavia ketika m enghadapi an cam an p er pecahan tahun

1 99 0- an. Nam un dem ikian, seperti halnya keh idupan ind ividual yang t er us

berkem ban g, kehid upan berbangsa juga m en galam i perubahan, perkem ban gan , dan dinam ika yang terus m enerus. Ketahanan nasional Indonesia akan selalu m enghadapi aneka tantangan dan ancam an yan g terus berubah.

Ket ahanan nasion al sebagai kon disi, salah sat u wajah Tannas, akan selalu m enunjukkan dinam ika sejalan dengan keadaan atau obyektif yan g ada di

m asyarakat kita. Sebagai ko ndisi, gam baran Tannas bisa berub ah - ubah, kadang tinggi, kadang r endah.

Beriku t ini pem beritaan t erkait den gan Tannas sebagai Kond isi:

Lemhannas: Ketahanan Nasional Indonesia Rapuh

Rabu, 13 November 2013 | 17:35 [JAKARTA] Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dalam kajiannya menemukan

fakta bahwa ketahanan nasional Indonesia tidak tangguh alias rapuh. Kesimpulan itu diambil berdasarkan pengkajian pengukuran ketahanan nasional dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dengan 847 indikator.

“Hasilnya sampai tahun 2012, ketahana n nasional kita tidak tangguh. Apa karena struktur kelembagaan negara, kultur kita setelah reformasi, atau prosesnya yang salah,” kata Deputi Bidang Pendidikan Lemhannas, Mayjen TNI (Purn) I Putu Sastra dalam diskusi bertajuk “Menata Ulang Sistem Bernegara” di Gedung DPD RI, Jakarta, Rabu (13/11).

Hadir sebagai pembicara bersama Sekretaris Tim Pengkajian Sistem Kebangsaan RI Partai Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa, pengamat politik Yudi Latif, dan anggota DPD RI, AM Fatwa.

Menurut Putu, hasil pengkajian ini bersifat kuantitatif, karena masih perlu diurai lagi penyebabnya, apakah karena kultur atau struktur yang salah, lembaganya yang salah atau prosesnya yang keliru. “Ada 8 gatra yang menjadi ukuran ketahanan nasional, di antaranya geografi, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan

pertahanan dan keamanan (Hakam),” ujarnya. Putu mengatakan, solusi untuk mengatasi hal ini adalah perlu dilakukan amendemen

UUD 1945. “Persoalannya tinggal bagaimana mekanismenya, kapan waktunya, dan sebagainya,” katanya.

Sumber: http://www.suarapembaruan.com/home/lemhannas-ketahanan- nasionalindonesia-rapuh/44880

Berdasar pem beritaan di atas, dinyatakan bah wa kondisi Tann as kita, konsep si ket ahanan n asional sebagai kondisi, diang gap rapuh berdasarkan hasil pengkajian pengu kur an Tann as. Ukuran yan g digunakan adalah ajaran asta gatra yang m encakup delapan aspek/ unsur.

Sekarang Anda secara kelompok dipersilakan memberi penilaian kondisi dinamik ketahanan nasional I ndonesia saat ini ditinjau dari aspek berdasar bidang ilmu yang Anda tekuni. Misal dari sisi ketahanan bidang hukum, bidang pertanian, bidang transportasi, bidang agama, bidang informasi,

dan sebagainya. Selanjutnya kemukakan juga tantangan apa dari kondisi tannas tersebut di masa depan. Hasilnya tulis dalam paparan singkat lalu dipresentasikan.