Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Penegakan Hukum yang Berkeadilan di Indonesia

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Penegakan Hukum yang Berkeadilan di Indonesia

Setelah Anda m em pertanyakan t er had ap m asalah penegakan h ukum , selanju tnya kita akan m eng gali sejum lah sum ber tentang penegakan hukum di Indon esia yang meliput i sum b er hist oris, so siologis, d an politis. Den gan m enggali sum ber - sum ber m asalah penegakan huku m dihar ap kan Anda akan dapat m enjawab pertanyaan di atas seperti “Siap akah atau apakah lem baga atau badan

keku asaan yang m erdeka un tuk m enyelenggarakan peradilan guna m enegakkan h ukum dan keadilan?”

Un tuk menjawab p er tanyaan ter seb ut Anda diharapkan telah m en gerti bahwa up aya penegakan huku m dan kead ilan sangat ter kait er at dengan tuju an n egara. Anda dih ar apkan telah m engenal d an m em ahami bahwa salah sat u t ujuan negar a RI adalah “ m elindung i warg a negara atau m enjaga ketertib an” selain b er upaya m ensejah terakan m asyarakat. Dalam t ujuan negara sebagaimana din yatakan di atas, secara eksplisit d inyatakan bahwa “n eg ar a m elindun gi segenap ban gsa Indo nesia dan seluruh tum pah darah Indonesia, m em aju kan kesejaht er aan um um , dan m en cerdaskan kehid upan bangsa serta melaksanakan ketertiban dunia”

Agar negar a dapat m elaksanakan tugas dalam bidang keter tiban dan perlindu ngan warga negara, m aka disu sunlah peraturan- peratur an yang disebut per atur an h ukum . Peratur an hu kum m engatur hubun gan antar a m anusia yang satu d en gan m anu sia lainnya, di sam pin g m engatur hubu ngan m anusia atau war ga negara dengan negara, ser ta m en gatur or gan- or gan negar a d alam m en jalankan p em erintahan negara. Ada d ua pem bagian besar hu kum . Pertam a, hukum p rivat ialah hukum yang m engatur

yang m enyan gkut "kepent ingan pr ibadi" (misalnya m asalah jual beli, sew a- m enyewa, pem bagian waris). Kedua, h uku m publik ialah hu kum yan g m engatur

hubu ngan antarm anusia

(in dividu)

hubu ngan antara negara dengan org an negar a at au h ubung an n eg ar a dengan p er seorangan yang m enyang kut kepenting an um um . Misalnya, hubu ngan antara negara dengan org an negar a at au h ubung an n eg ar a dengan p er seorangan yang m enyang kut kepenting an um um . Misalnya,

Gambar VII.5 Negara dituntut melindungi seluruh warga negara Indonesia dan menegakkan hukum secara adil. Sudahkah tugas ini dilaksanakan? Sumber: htttp://www.hmihukumugm.org/

Peraturan- peratur an hu kum , baik yang bersifat publik m enyan gkut kep en tingan um u m m aupun yang bersifat pr ivat m enyan gkut kepentingan prib ad i,

h aru s dilaksanakan dan dit eg akkan dalam kehidup an berm asyarakat, berbang sa, dan bern eg ar a. Apabila seg ala tind akan pem erintah atau aparatur berwajib m enjalankan tu gas sesu ai d en gan hukum at au d ilan dasi o leh h ukum yang berlaku, m aka negara tersebut disebut negara h ukum . Jadi, negara h ukum adalah negara yan g setiap kegiatan penyeleng gar aan pem erin tah an nya didasarkan atas huku m yang berlaku di neg ar a tersebut.

Hukum bert ujuan untuk m engatur kehid upan dan ketertib an m asyarakat. Un tuk m ewujudkan m asyarakat yang tertib, m aka hukum harus dilaksanakan at au ditegakkan secara konseku en. Apa yang tertera dalam peratur an hukum seyogianya d apat terwuju d d alam p elaksanaannya di m asyarakat. Dalam hal in i, penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untu k m eningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam m asyarakat sehing ga m asyarakat m erasa m em peroleh per lin dungan akan hak- haknya.

Gustav Radbr uch , seor an g ah li f ilsafat Jerm an (dalam Sudikno Merto kusum o , 19 86 :1 30 ), m enyat akan bahwa untuk m enegakkan hukum ada tiga unsur yan g selalu harus d iperhatikan yaitu: (1 ) Ger echtigheit , atau unsu r kead ilan; (2 ) Zeckm aessigkeit , atau unsur kem anfaatan; dan (3 ) Sich erh eit , atau unsu r kepast ian .

1) Keadilan Keadilan m erupakan u nsur yang harus dip er hat ikan dalam m enegakkan

hukum . Art inya bahwa dalam pelaksanaan hukum para ap ar at p en eg ak hukum har us bersikap adil. Pelaksanaan h uku m yan g tidak ad il akan m engakibatkan keresah an m asyarakat, sehingg a wibawa hukum dan aparatnya akan lu ntur di m asyarakat. Apabila m asyarakat tidak peduli terhadap hukum , m aka ketertiban dan ketentram an m asyarakat akan terancam yang pad a akhirnya akan m en gganggu st abilit as nasio nal.

2) Kem anfaatan Selain un sur keadilan, para apar atu r penegak h uku m dalam m enjalankan

tugasnya harus m em per tim bangkan agar p roses penegakan h ukum dan pengam bilan kepu tusan m em iliki m anfaat bagi m asyarakat. Hukum har us berm anfaat bagi m an usia. Oleh karena itu , pelaksan aan huku m atau penegakan huku m harus m em b er i m anfaat at au kegu naan bagi m anusia.

3) Kep astian hukum Un sur ketiga dari penegakan hukum adalah kepast ian hu kum , art inya

penegakan h ukum pada hakikat nya adalah perlindung an hukum terhadap tind akan sewenang- wenang. Adanya kep astian hukum m em ungkinkan seseorang akan dapat m em peroleh sesuatu yan g diharapkan . Misalnya, seseorang yang m elangg ar hu kum akan ditunt ut pertanggun gjawab an atas perbu at annya itu m elalu i p roses pengadilan , dan apab ila terbu kti bersalah akan dihukum . Oleh kar ena itu , ad anya kepastian hu kum sangat p en ting. Orang t idak akan m engetahui ap a yang harus d iperbuat bila tanpa kep astian huku m sehingg a akhirnya akan tim bul ker esahan.

Dalam r an gka m enegakkan hu kum , aparatur penegak hukum har us m enunaikan tug as sesuai deng an tun tutannya yang ada d alam hukum m aterial dan hukum f orm al. Pertam a, huku m m aterial ad alah h ukum yang

m em uat peraturan- peratu ran yang mengatur kepentin gan - kep en tingan dan hubu ngan- hub ungan yang berupa perintah- perin tah dan larangan - m em uat peraturan- peratu ran yang mengatur kepentin gan - kep en tingan dan hubu ngan- hub ungan yang berupa perintah- perin tah dan larangan -

Gambar VII.6 Banyak putusan pengadilan yang tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat.

Mengapa demikian? Bagaimana negara harus menjamin kepastian hukum? Sumber: http://www.hukumonline.com/

Ked ua, hu kum form al at au disebut juga hukum acar a yaitu p er at uran hukum yang m eng atur tentang car a b agaim ana m em pertahankan dan m enjalankan p er at uran hukum material. Con tohnya: hukum acar a pid an a yang diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Acar a Pidana (KUHAP) dan hukum acara Perdata. Melalui hukum acara in ilah huku m material dapat dijalankan atau dim an faatkan. Tanpa adanya hukum acar a, m aka h ukum m aterial tidak dapat berf ungsi.

Untuk mengetahui tindakan atau perbuatan-perbuatan yang melawan hukum, Anda diminta untuk mempelajari Kitab Undang -Undang Hukum Pidana (KUHP untuk hukum pidana material) dan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUHPER untuk hukum per data mater ial).

Selanjutkan Anda kemukakan sejumlah pasal hukum pidana mater ial yang mengatur tentang kejahatan menghilangkan nyawa orang lain. Presentasikan hasil penelusuran Anda dihadapan teman-teman sekelas untuk mendapat tanggapan.

Par a apar atur penegak huku m dapat m em pr oses siapa pun yang m elakukan perbu at an m elawan h ukum m elalui pr oses pengadilan serta m em beri put usan (vo nis). Dengan kata lain , h ukum acar a b er fungsi u ntuk m em proses dan m enyelesaikan m asalah yang mem enuh i n orm a- nor m a lar an gan huku m m aterial m elalui suatu pr oses pengadilan deng an berpedo m an pada p er at uran huku m acara. Oleh kar ena itu , dapat disim pu lkan bahwa hukum acar a b er fungsi sebagai sar ana untuk m enegakkan hukum m at er ial. Hukum acara hanya digu nakan dalam keadaan tertentu yaitu dalam h al hukum m at er ial atau kewenangan yang oleh hukum m ater ial diber ikan kepada yang berh ak dan p er lu diper tah ankan.

Agar m asyarakat patuh dan m engho rm ati hu kum , m aka ap ar at hukum harus m enegakkan hukum dengan jujur tanp a pilih kasih dan dem i Kead ilan Berdasar kan Kepada Tuh an Yang Maha Esa. Selain it u, ap arat penegak hukum hendaknya m em berikan penyuluhan- penyuluhan huku m secar a intensif dan persuasif sehin gga kesadar an hukum dan kepatuhan m asyarakat ter hadap hukum sem akin m enin gkat.

Dalam u paya m ewu judkan sistem hukum nasional yang bersum ber pada Pan casila dan UUD NRI 19 4 5, b ukan hanya diperlukan pem baharuan m ateri hukum , tetap i yang lebih penting ad alah pem binaan aparatu r hukum nya sebagai pelaksana dan penegak hukum . Di negara Indo nesia, pem er intah bukan hanya harus tu nduk dan menjalankan h ukum , tetapi juga harus aktif m em berikan penyuluhan h ukum kepada seg en ap m asyar akat, agar m asyarakat sem akin sadar hukum . Den gan cara d em ikian, akan terbentu k perilaku warga negara yang m enjunjun g tinggi h ukum serta taat p ad a hukum .

1. Lem baga Penegak hu kum Un tuk m enjalankan h uku m seb agaim ana m estinya, m aka dibentu k

beberapa lem b aga aparat p en eg ak hukum , yaitu antara lain: Kepolisian yang berfun gsi u tam a sebagai lem baga p enyidik; Kejaksaan yang f ungsi

utam anya seb agai lem baga penun tut; Kehakim an yang ber fungsi sebag ai lemb aga p em u tus/ pengadilan; d an lem baga Penasehat atau m em beri bantuan huku m .

a. Kepo lisian Kep olisian negara ialah alat negara p en eg ak hukum yang t er utama

bertu gas m em elihara keam anan dan ketertib an di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum , khusu snya Hukum Acara Pidana, Kepolisian negara ber tindak sebagai penyelid ik dan penyidik. Men urut Pasal 4 UU nom o r 8 t ahu n 19 8 1 tentang Undang- Un dang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Penyelid ik adalah setiap pejabat po lisi negara RI. Penyelidik m em punyai wewenan g:

1) m enerim a lapor an atau pengaduan dar i seseo ran g t ent an g adanya tind ak Pidana;

2) m encari keterang an dan b ar ang bukti;

3) m enyu ruh berhenti seor ang yan g d icur igai d an m enanyakan sert a mem eriksa tan da pengenal diri;

4) m engadakan tindakan lain m en urut hukum yang bertanggu ng jawab.

Atas perint ah penyidik, penyelid ik d ap at m elaku kan tin dakan b er upa:

a) penangkap an , lar an gan m eninggalkan tem pat, penggeledahan dan penyitaan ;

b) pem eriksaan dan penyitaan surat;

c) m engam bil sidik jari dan m em otr et seseorang;

d) m em bawa dan m enghadapkan seseorang p ada penyid ik. Setelah it u, penyelidik berwewenan g m em buat dan m enyam paikan lapo ran

hasil pelaksanaan tindakan tersebut di at as kepada penyidik. Selain selaku penyelidik, polisi bert indak pula seb agai penyidik. Menurut

Pasal 6 UU No.8/ 1 98 1 yang b er tindak sebagai penyidik yaitu:

1) pejabat Polisi Negara Repu blik Indon esia;

2) pejabat pegawai n eg er i sipil tertent u yang diber i wewenang khusus oleh u ndang- undang .

Penyidik, karena kewajib an nya m em punyai wewenan g sebagai berikut:

1) m enerim a lapo ran dan p engaduan dari seor an g tentang adanya tindak Pidana;

2) m elakukan tindakan pertam a pada saat di t em p at kejadian;

3) m enyu ruh b er henti seorang tersan gka dan m em eriksa tand a p en genal diri tersangka;

4) m elakukan pen an gkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;

5) m elakukan pem er iksaan dan penyit aan su rat;

6) m engam bil sidik jari dan m em otr et seseorang;

7) m em an ggil o rang untuk d idengar dan d iperiksa sebagai tersang ka atau saksi;

8) m endatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubun gan nya d en gan pem eriksaan per kara;

9) m engadakan pen ghentian p enyidikan;

1 0) m engadakan tindakan lain m en urut hukum yang bertanggu ng jawab.

Gambar VII.7 Lembaga ini bertugas memelihara keamanan dan ketertiban di dalam negeri.

Sudahkah lembaga ini menjalankan tugas dan fungsinya? Sumber: http://merdeka.com/

b. Kejaksaan Dalam Undang - Un dang No. 16 tahun 2 0 04 tentang Kejaksaan Repu blik

Indonesia Pasal 1 dinyatakan bahwa “Jaksa ad alah pejabat fungsio nal yang diberi wewenang oleh undang- un dang u ntuk b ertindak seb agai penun tut um um dan p elaksanaan putusan pengadilan yang telah m emp er oleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berd asarkan undang- undang .” Jadi, Kejaksaan adalah lem baga pem erintahan yang m elaksanakan kekuasaan negar a di bidang penuntu tan . Sedangkan yang dim aksud penunt utan adalah tindakan p en untut um um unt uk m elim pahkan perkara ke Pen gad ilan Neger i yang berwenang dalam hal dan m enur ut cara yang Indonesia Pasal 1 dinyatakan bahwa “Jaksa ad alah pejabat fungsio nal yang diberi wewenang oleh undang- un dang u ntuk b ertindak seb agai penun tut um um dan p elaksanaan putusan pengadilan yang telah m emp er oleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berd asarkan undang- undang .” Jadi, Kejaksaan adalah lem baga pem erintahan yang m elaksanakan kekuasaan negar a di bidang penuntu tan . Sedangkan yang dim aksud penunt utan adalah tindakan p en untut um um unt uk m elim pahkan perkara ke Pen gad ilan Neger i yang berwenang dalam hal dan m enur ut cara yang

Dalam kaitannya deng an pelaksan aan at au penegakan huku m , Kejaksaan berkedudukan sebagai lem bag a pem er intahan yang m elaksan akan kekuasaan negara di bidang penun tutan. Berdasarkan Pasal 4 UU No. 1 6 tahun 2 00 4 ten tan g "Kejaksaan Rep ublik Indon esia" pelaksan aan kekuasaan negar a di b idang p en untut an tersebut diseleng gar akan o leh:

1) Kejaksaan Ag ung, ber kedudu kan di ib uko ta negara Rep ublik In donesia dan daerah hukum nya m elip uti wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.

2) Kejaksaan Tinggi, berked udukan d i ibukota pr ovinsi d an daer ah hukum nya meliput i wilayah pr ovin si.

3) Kejaksaan n eg er i, berkedu dukan di ib uko ta kabupaten/ ko ta yang daerah hu kum nya m elip uti d aerah kabupaten/ ko ta.

Tugas dan wewenang Kejaksaan bu kan hanya d alam bidang Pidana, tetapi juga di bidang Perdata dan Tata usaha negara, di bid an g ketert iban dan kep en tingan um um , sert a dapat m emb er ikan per tim ban gan dalam bidang hukum kepad a instansi p em er intah lainnya.

Dalam Pasal 30 UU No. 1 6 tahun 2 00 4 tentang "Kejaksaan Republik Indonesia" dinyat akan bah wa d i bidang pidan a, kejaksaan m em punyai

tugas dan wew en an g : (a) Melakukan penu ntutan; (b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah m em peroleh kekuatan hukum tetap; (c) Melaku kan peng awasan ter had ap pelaksan aan putu san pidana ber syarat, putusan pidana peng awasan, dan kep utusan lepas b er syarat; (d) Melaku kan penyelidikan terhadap tin dak pidana tugas dan wew en an g : (a) Melakukan penu ntutan; (b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah m em peroleh kekuatan hukum tetap; (c) Melaku kan peng awasan ter had ap pelaksan aan putu san pidana ber syarat, putusan pidana peng awasan, dan kep utusan lepas b er syarat; (d) Melaku kan penyelidikan terhadap tin dak pidana

Di bid ang per dat a dan tata usaha negar a, kejaksaan d en gan kuasa kh usus dapat ber tindak baik di d alam m aupun di lu ar pengadilan u ntuk dan atas nam a negara atau pem erintah.

Dalam bidang ketertiban d an ketent eram an um um , kejaksaan tur ut m eyelen ggarakan kegiatan: (a) Pening katan kesadaran huku m m asyarakat; (b ) Pengam anan kebijakan penegakan hu kum ; (c) Pengawasan peredaran barang cetakan; (d) Pengawasan kepercayaan yang dapat mem bahayakan m asyarakat dan n eg ara; (e) Pen cegahan p enyalahgu naan dan/ atau penod aan agam a; (f) Penelitian dan pengem bangan hu kum sert a statik krim inal.

Gambar VII.8 Lembaga ini berwenang sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Sudahkah lembaga ini menjalankan tugas dan fungsinya? Sumber: https://nasionalisrakyatmerdeka.files.wordpress.com/2013/01/imag1364.jpg

c. Kehakim an Keh akim an m eru pakan suat u lem baga yang d iberi kekuasaan untuk

m engadili. Adapun Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diber i wewenang oleh und ang- undang u ntuk m en gad ili. Menu rut Pasal 1 UU

Nom or 8 t ahu n19 8 1 tent ang Und ang- Undang Huku m Acara Pidan a (KUHAP) m eng adili ad alah ser ang kaian tin dakan h akim un tuk m enerim a, m em eriksa, dan m em utus p er kara pidana berdasarkan asas bebas, jujur , dan tid ak m em ihak di sidang pengadilan d alam hal dan m enuru t car a yang diatur dalam undang- und ang tersebut .

Dalam u paya m enegakkan huku m dan keadilan serta kebenaran, h akim diberi kekuasaan yan g m erdeka un tuk menyelenggarakan p er adilan. Artinya, hakim tidak b oleh dipengaru hi o leh keku asaan- kekuasaan lain dalam m em utuskan perkar a. Apabila hakim m endapat peng aru h dari p ihak lain dalam m em utuskan p er kara, m aka cenderung keputu san h akim itu tidak adil, yang pada akhir nya ak an m eresahkan m asyar akat dan wibawa

hukum dan hakim akan pudar.

2. Lem baga Peradilan

Gambar VII.9 Lembaga kehakiman bertugas menerima, memeriksa, dan memutus perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan. Sudahkah

mereka melaksanakan tugas dan fungsinya?

(Sumber: http://www.tribunnews.com/images/editorial/view/767782/majelis-hakim-sidang-

djoko-susilo)

Penyelesaian perbuatan- perbu at an yang m elawan hukum d apat dilakukan dalam berbagai badan p er ad ilan sesuai dengan m asalah dan p elaku nya. Dalam bagian p er tim bangan Undang- Undang No. 4 8 tah un 2 0 09 tentang Kekuasaan Kehakim an d itegaskan bah wa kekuasaan keh akim an m enur ut Un dan g- Undang Dasar Negar a Repu blik Indo nesia Tah un 1 94 5 m erupakan kekuasaan yan g m erd eka yang dilakukan o leh sebuah Mahkam ah Agu ng dan badan peradilan yang berada d i bawah nya dalam lingkungan per ad ilan um um , lingku ngan peradilan agam a, lingkungan per adilan m iliter , Penyelesaian perbuatan- perbu at an yang m elawan hukum d apat dilakukan dalam berbagai badan p er ad ilan sesuai dengan m asalah dan p elaku nya. Dalam bagian p er tim bangan Undang- Undang No. 4 8 tah un 2 0 09 tentang Kekuasaan Kehakim an d itegaskan bah wa kekuasaan keh akim an m enur ut Un dan g- Undang Dasar Negar a Repu blik Indo nesia Tah un 1 94 5 m erupakan kekuasaan yan g m erd eka yang dilakukan o leh sebuah Mahkam ah Agu ng dan badan peradilan yang berada d i bawah nya dalam lingkungan per ad ilan um um , lingku ngan peradilan agam a, lingkungan per adilan m iliter ,

Keem pat lingkungan p er ad ilan t er seb ut m asing- m asing m em punyai lingkungan wewenang m engadili perkara terten tu dan m elipu ti badan peradilan secara b er tingkat. Peradilan m iliter, peradilan Agam a, dan peradilan Tata Usaha Negara m er upakan peradilan khusus, karena m engadili perkara- perkara tertent u atau m engadili g olongan/ kelom po k rakyat t er tentu. Sedang kan peradilan um um m erupakan peradilan bag i rakyat p ada um um nya baik m engenai perkara Per data m aupun perkara Pidana.

a. Peradilan Agam a Peradilan agama terbaru diatur dalam Undang - Undang nom o r 5 0 tahun

2 00 9 seb agai per ubahan kedu a atas UU No. 7 tahun 19 89 . Ber dasar undang- und ang tersebu t, Per ad ilan Ag am a b er tugas d an berwewenang m em eriksa perkar a- perkar a d i tingkat pertam a antara or an g- or ang yang beragam a Islam di bid an g: a) p er kawinan; b) kewarisan, wasiat, dan hib ah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam ; c) wakaf d an shadaq ah .

b. Peradilan Militer Wewen ang Peradilan Milit er m enur ut Undang - Un dang Darur at No. 1 6 /1 95 0

yang telah d iperbaharui m enjadi UU No. 31 tahun 1 99 7 tentang Per ad ilan Militer adalah m em eriksa dan m em utuskan per kara Pidan a t er hadap kejahatan atau pelangg ar an yang diaku kan o leh:

1) seorang yang pada waktu itu adalah anggo ta An gkatan Perang RI;

2) seorang yang pada waktu it u adalah o rang yang oleh Pr esid en deng an Peraturan Pem er intah d itetapkan sam a dengan An gkatan Perang RI;

3) seorang yan g p ada waktu itu ialah an ggota suatu golong an yang diper sam akan atau dian ggap sebagai An gkatan Perang RI oleh atau berdasarkan Und ang- Undang;

4) or ang yang tidak term asu k go lo ngan tersebut di atas (1,2,3) tetapi atas keter ang an Ment er i Kehakim an h ar us diadili oleh Pengadilan dalam lingkungan p er ad ilan Militer.

c. Peradilan Tata Usaha Negara Peradilan Tata Usaha Negara d iatu r Undang - Un dang Nom or 5 t ahun 1 98 6

yang telah diperbaharu i m enjadi UU No . 9 tah un 2 0 04 . Dalam pasal 1 ayat 1 disebut kan bahwa Tata Usah a Negara adalah adm inistrasi n eg ar a yang m elaksan akan f ungsi unt uk m enyelenggarakan ur usan pem er intahan baik di pusat m aupun di daer ah. Peradilan Tata Usaha Neg ar a bertug as untuk m engadili perkara atas perb uat an m elawan hukum yang dilakukan oleh pegawai t ata usaha negara. Dalam p er ad ilan Tata Usah a Neg ar a ini yang m enjadi terg ugat bukan or an g atau pribad i, tetap i badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang m engeluarkan keput usan berd asarkan wewenang yang ada padanya atau dilim pahkan kep adanya. Sedangkan pihak p en ggugat dapat dilakukan o leh orang atau badan h ukum perdata.

d. Peradilan Um um Peradilan um um ad alah salah satu pelaksan aan keku asaan kehakim an bag i

rakyat p en cari keadilan pad a um um nya . Rakyat (p ada um um nya) apabila m elakukan suatu pelanggaran atau kejah atan yang m enuru t per atur an dapat d ihukum , akan diadili dalam lin gkung an Peradilan Um um . Untuk m enyelesaikan p er kara- perkar a yan g t er m asuk wewenang Peradilan um um , digu nakan beber apa t ingkat atau badan p engadilan yaitu:

1) Pengadilan Negeri

Pengadilan negeri d ikenal pula deng an istilah pen gad ilan tingkat pertam a yang wewenangnya m eliputi satu daerah Tingkat II. Misalnya: Peng adilan Neg er i Bekasi, Pengadilan Neg er i Tasikmalaya, Peng adilan Negeri Bogor , dan sebagainya. Dikatakan p en gad ilan t ingkat per tam a karen a peng adilan negeri m erup akan bad an p en gad ilan yang pertam a (perm ulaan ) dalam m enyelesaikan perkar a- perkar a huku m . Oleh karena it u, p ad a d asarnya setiap p er kara h ukum harus diselesaikan terlebih dahulu o leh pengadilan negeri sebelum

m enem puh p en gad ilan tin gkat Bandin g. Unt uk m em perlan car pro ses p en gad ilan, di pengadilan negeri terd apat beberap a unsu r yait u: Pim pin an , Hakim Anggota, Panitera, sekr et ar is, dan juru sita.

Adap un Fungsi Pengadilan Neger i adalah m em eriksa dan m em utu skan serta m enyelesaikan per kara dalam t ingkat pertam a dari segala p er kara perdata d an perkar a pidana sip il untuk sem ua go lo ngan pend uduk.

2) Pengadilan Tinggi

Putusan hakim Pengadilan Neger i yang diangg ap oleh salah satu p ihak belum m em enu hi rasa keadilan dan kebenaran dapat diajukan Banding . Proses Banding ter seb ut ditangani o leh Pengadilan Tingg i yang berkedudukan di setiap ibu kot a Provinsi. Dengan d em ikian, pengadilan Tinggi ad alah peng ad ilan ban ding yang m engadili lagi pada tingkat kedua (t ingkat band ing) suat u perkar a p er data atau p er kara Pidana, yang telah diadili/ diput uskan oleh p eng adilan neger i. Pengadilan Tin ggi hanya m em eriksa at as dasar p em eriksaan berkas per kara saja, kecuali bila Pengadilan Tingg i m erasa per lu untu k langsun g m endengarkan para p ihak yang berperkara.

Daerah huku m pengadilan tin ggi p ad a asasnya adalah m eliputi satu daerah tingkat I. Men urut Und an g- Undang No . 2 tah un 1 9 86 , tugas dan wewen ang Pengadilan Tin ggi adalah:

a) m em eriksa, m em u tus, dan m enyelesaikan perkara Pidana d an Perd at a di tingkat banding ;

b) m engadili di tingkat pertam a dan terakhir sengket a kewenangan m engadili antar Peng ad ilan Negeri di d aer ah hukum nya.

Pengadilan Tinggi m em punyai susunan sebagai b er iku t: Pim pinan, Hakim Anggot a, Panitera, dan Sekr et ar is. Sedan gkan pem bentukan Pengadilan Ting gi dilaku kan m elalui Un dan g- Undang.

3) Pengadilan Tingkat Kasasi

Apab ila put usan hakim Pen gad ilan Tin ggi diangg ap b elum m em enuhi r asa keadilan dan keben aran o leh salah sat u pihak, m aka pihak yang bersangkutan dapat mem in ta kasasi kep ada Mahkam ah Agung. Pengadilan tingkat Kasasi d ikenal p ula dengan sebutan pengadilan Mahkam ah Agung . Di negar a kita, Mahkam ah Agung m eru pakan Badan Pengadilan yang tertin ggi, dengan ber kedud ukan di Ibu ko ta negara RI. Oleh karena it u, daerah hu kum nya m elip uti seluru h Indonesia.

Pem er iksaan tingkat kasasi hanya dapat diajukan jika perm oho nan terhadap perkaranya telah m enggunakan upaya h ukum banding, kecuali Pem er iksaan tingkat kasasi hanya dapat diajukan jika perm oho nan terhadap perkaranya telah m enggunakan upaya h ukum banding, kecuali

Kewajib an pengadilan Mahkamah Agu ng terutam a adalah m elaku kan pengawasan t er tingg i atas tindakan- tind akan seg ala p engadilan lainnya di seluruh Indonesia, d an m enjaga agar hukum d ilaksan akan d an ditegakkan dengan sepat utnya. Dalam pasal 24 ayat (2) UUD 1 9 45 ditegaskan bahwa Kekuasaan kehakim an m enur ut Undang- Un dang Dasar Negara Repub lik Indonesia Tahun 19 4 5 m er upakan kekuasaan yang mer deka yang dilakukan oleh sebuah Mahkam ah Agung dan badan peradilan yan g berada di bawah nya d alam lingkungan peradilan um u m , lin gkun gan peradilan agama, lingkungan peradilan m iliter, lingkung an peradilan tata u sah a negara, dan o leh seb uah Mahkam ah Konst itusi.*** )

Un tuk m engatur lebih lan jut pasal tentang kekuasaan keh akim an, sebelum nya telah diatur dalam Undang- Un dang Nom or 14 tahun 1 97 0 tentang Poko k- Poko k Keku asaan Kehakim an yang telah diubah m enjadi UU No. 48 tahun 2 00 9 tentang Kekuasaan Keh akim an. Dalam kaitannya dengan m asalah p en gad ilan, dalam Un dang- Un dang tersebut dijelaskan bahwa Mahkam ah Agu ng b er tugas d an berwenang m emer iksa d an m em utuskan :

a) perm o honan kasasi;

b) sengketa tentang kewen an gan m engadili;

c) perm o honan penin jau an kem bali p utusan peng adilan yan g telah m em peroleh kekuatan h ukum tetap.

Dalam m enegakkan h uku m dan keadilan, hakim b er kewajiban un tuk m em eriksa dan m engadili setiap per kara yang diaju kan. Oleh kar ena itu, hakim atau pengadilan t id ak boleh m enolak u ntuk m em eriksa dan m engadili p er kara yang diaju kan d en gan alasan hukum nya tidak atau kurang jelas. Untuk it u, hakim dip erbolehkan un tuk m enem ukan atau m em bentuk

hukum dengan tetap m em perhatikan perasaan keadilan dan kebenaran.

h uku m

m elalui

penafsiran

4) Penasehat Hukum

Penaseh at huku m m erupakan istilah yan g ditu jukan kepada pihak atau or ang yang m em ber ikan bantuan hukum . Yang dim aksud Penasehat hukum m en urut KUHAP adalah seor ang yang m em enu hi syarat yang Penaseh at huku m m erupakan istilah yan g ditu jukan kepada pihak atau or ang yang m em ber ikan bantuan hukum . Yang dim aksud Penasehat hukum m en urut KUHAP adalah seor ang yang m em enu hi syarat yang

penaseh at hukum bagi tertuduh/ terdakwa m er upakan realisasi d ar i salah satu asas yang berlaku dalam Hakum Acar a Pidana, yang m enyat akan bah wa "Set iap orang yang tersangkut perkara wajib dib er i kesem patan untu k m endapatkan ban tuan hukum yan g sem at a- m ata diberikan un tuk m elaksanakan kepenting an pem belaan atas dirinya.

Persoalan yang dihadapi sekarang adalah sejak kapan seo rang tertu duh/ terdakwa m endapat bantuan hukum ? Berd asarkan Pasal 6 9 KUHAP ditegaskan b ah wa "Penasehat h uku m berhak m enghub ungi tersangka sejak saat ditang kap atau d it ahan pada sem ua t ingkat pem eriksaan m enurut t at a car a yan g d itentukan dalam u ndan g- undang ". Penaseh at huku m tersebut berhak m enghubu ngi d an berbicara dengan tersangka pada set iap tingkat pem eriksaan dan setiap waktu untu k kep en tingan pem belaan perkar anya. Hak lain yan g dim iliki penaseh at hukum sehubu ngan dengan pem belaan terhadap klien nya (tersan gka) adalah m en girim dan m enerim a su rat dari tersangka set iap kali dikehendaki oleh nya. Dalam m elaksanakan bantu an hukum , ada beberapa prin sip yang haru s diperh at ikan o leh sem ua pihak, yaitu:

a) penegak hukum yan g m em eriksa tersangka/ terdakwa wajib m em beri kesem patan kep ada terdakwa u ntuk m em peroleh bantu an hukum ;

b) bantuan huku m tersebut m erupakan usaha untu k mem bela diri;

c) tersangka/ terdakwa berh ak dan b eb as unt uk m em ilih sendir i penasehat hukum nya.

Penaseh at hukum ad a yang berd iri sendiri dan ada pu la yang berhimp un dalam o rganisasi seperti: Lem baga Bantuan Huku m (LBH), Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Ikat an Penasehat Hukum Ind onesia (IPHI), dan sebagainya.