Sum ber Nilai yang Berasal dari Islam Nilai dem o kratis yang berasal d ar i Islam bersum ber d ar i akar teolog isnya.

2. Sum ber Nilai yang Berasal dari Islam Nilai dem o kratis yang berasal d ar i Islam bersum ber d ar i akar teolog isnya.

Inti dar i keyakinan Islam adalah pengaku an pada Ketuh anan Yang Mah a Esa (Tauh id, Mono teism e). Dalam keyakinan ini, h anya Tuhanlah satu - satunya wujud yang past i. Sem ua selain Tuhan, ber sifat nisbi b elaka. Konseku ensinya, sem ua bentuk p en gaturan hid up sosial manusia yang m elahir kan kekuasaan m utlak, dinilai bertentangan dengan jiwa Tau hid (Latif, 20 1 1). Pengaturan hidup d en gan m encip takan kekuasaan m u tlak pada sesam a m anusia m erupakan hal yang tidak adil dan tidak beradab. Sikap pasrah kepada Tu han , yang m em ut lakkan Tu han dan tidak pada sesuatu yan g lain, m enghend aki tatanan so sial terbuka, adil, dan dem okratis (Mad jid, 1 99 2)

Kelanjutan logis dar i p rinsip Tauhid adalah paham persam aan (kesederajatan) m anusia di hadapan Tuh an , yang m elarang adanya

perendahan m ar tab at dan p em aksaan kehendak an tar sesam a m anusia. Bah kan seor ang utusan Tuhan t idak berh ak m elakukan p em aksaan itu. Seor ang u tusan Tuhan m endapat tugas hanya unt uk m enyam p aikan keben aran ( tabligh ) kep ada um at m anusia, b ukan untu k m em aksakan keben aran kep ada m ereka. Dengan prinsip persam aan m anusia d i hadapan Tuhan itu, tiap- tiap m anu sia d im uliakan kehid upan, kehor m atan, hak - hak, dan kebebasannya yang dengan kebebasan pr ibadinya itu m anusia m en jadi m akhluk m or al yang h ar us bert an ggung jawab atas pilian - pilih annya. Den gan prin sip persam aan , m anusia ju ga dido rong m en jad i m akhluk sosial perendahan m ar tab at dan p em aksaan kehendak an tar sesam a m anusia. Bah kan seor ang utusan Tuhan t idak berh ak m elakukan p em aksaan itu. Seor ang u tusan Tuhan m endapat tugas hanya unt uk m enyam p aikan keben aran ( tabligh ) kep ada um at m anusia, b ukan untu k m em aksakan keben aran kep ada m ereka. Dengan prinsip persam aan m anusia d i hadapan Tuhan itu, tiap- tiap m anu sia d im uliakan kehid upan, kehor m atan, hak - hak, dan kebebasannya yang dengan kebebasan pr ibadinya itu m anusia m en jadi m akhluk m or al yang h ar us bert an ggung jawab atas pilian - pilih annya. Den gan prin sip persam aan , m anusia ju ga dido rong m en jad i m akhluk sosial

Sejarah nilai- nilai demo kr atis sebagai p ancaran prin sip- prisip Tau hid itu diconto hkan oleh Nabi Muham m ad S.A.W. sejak awal pertum buh an kom unitas politik Islam di Mad inah, d en gan m en gem ban gkan cet akan dasar ap a yang kem u dian dikenal sebagai ban gsa ( natio n ). Negara- kota Madinah yang dibangu n Nabi ad alah sebuah en titas politik berdasarkan konsepsi Neg ar a- bangsa ( natio n- state ), yaitu Negara u ntuk seluru h um at atau warganegara, dem i m aslahat bersam a ( com mo n goo d ). Seb agaim ana term akt ub dalam Piag am Mad inah , “negara- bangsa” didir ikan at as dasar penyat uan seluru h kekuatan m asyarakat m enjadi bangsa yang satu ( u m m atan wahidah ) t anp a m em beda- bedakan kelo mp ok keag am aan yang ada. Robert N. Bellah m enyeb utkan bahwa con toh awal nasionalism e m oder n m ewu jud dalam sist em m asyarakat Madin ah m asa Nabi d an para khalifah. Robert N. Bellah m en gat akan bahwa sistem yan g dibangu n Nabi itu adalah “ a better m odel for mo dern n ational com m unity building than m igh t be im agined ” (suatu con toh bangu nan kom un itas nasion al m odern yang lebih baik dar i yang dapat dibayan gkan). Kom unitas ini disebu t m oder n karena adanya ket er bukaan bagi part isipasi selu ruh anggo ta m asyarakat dan karena ad anya kesediaan para pem im pin u ntuk m enerim a penilaian berdasarkan kem am puan. Lebih jau h, Bellah juga m enyebu t sistem Mad inah sebagai bentuk nasionalism e yang eg aliter partisip atif ( egalitar ian participant nation alism ). Hal in i b er beda d en gan sist em repub lik negara- kota Yunani Kun o, yang m em buka part isipasi hanya kepada kaum lelaki m erd eka, yang hanya m elip uti lim a per sen dari pendud uk (Latif,

2 01 1). Stim ulus Islam

m em bawa tr an sf orm asi Nusantara dari sistem kem asyarakatan feodalistis berb asis kasta m en uju sistem kem asyarakatan yang lebih eg aliter. Tr ansform asi ini tercer m in dalam p er ubahan sikap kejiwaan o rang Melayu terhadap p en guasa. Sebelum kedatangan Islam , dalam

d unia Melayu ber kem bang p er ibah asa, “Melayu pantang m em bantah”. Melalu i pengaru h Islam , perib ahasa itu beru bah m enjadi “Raja adil, r aja d isemb ah ; raja zalim , raja disanggah”. Nilai- nilai egalitarianism e Islam in i pula yan g m endo rong perlawan an kaum pribum i terhadap sistem “kasta” baru yang d ipaksakan oleh kekuatan kolonial (Wertheim , 1 9 56 ). Dalam p and an gan So ekarno (1 96 5), pengaru h Islam di Nusantar a d unia Melayu ber kem bang p er ibah asa, “Melayu pantang m em bantah”. Melalu i pengaru h Islam , perib ahasa itu beru bah m enjadi “Raja adil, r aja d isemb ah ; raja zalim , raja disanggah”. Nilai- nilai egalitarianism e Islam in i pula yan g m endo rong perlawan an kaum pribum i terhadap sistem “kasta” baru yang d ipaksakan oleh kekuatan kolonial (Wertheim , 1 9 56 ). Dalam p and an gan So ekarno (1 96 5), pengaru h Islam di Nusantar a