Sum ber Nilai yang Berasal dari Dem okrasi Desa Dem o krasi yang diform ulasikan sebag ai pem erin tah an dari rakyat, oleh

1. Sum ber Nilai yang Berasal dari Dem okrasi Desa Dem o krasi yang diform ulasikan sebag ai pem erin tah an dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat m eru pakan fen om ena b aru b ag i Indo nesia ket ika m erdeka. Kerajaan - ker ajaan pra- Indonesia ad alah kerajaan- ker ajaan feodal yang dikuasai oleh r aja- raja au tokrat. Akan tetapi, nilai- nilai dem okrasi dalam t ar af tertent u sudah berkem bang dalam bu daya Nusantara, d an dipr aktikkan setidaknya dalam unit po litik terkecil, seper ti d esa di Jawa, nagari di Su matra Barat, d an b anjar di Bali (Latif, 2 01 1). Meng en ai adanya anasir dem okrasi dalam t rad isi desa kit a akan m em in jam d ua macam analisis berikut.

Pertam a, paham kedaulatan rakyat sebenarnya sudah tum buh sejak lam a di Nusant ar a. Di alam Minangkab au , m isalnya pada abad XIV sam pai XV kekuasaan raja dib atasi oleh ketundukannya pada keadilan dan kepatutan.

Ada istilah yang cukup teken al pada m asa itu bahwa “ Rakyat b er - raja pada Penghulu, Peng hulu ber- raja pada Mufakat, dan Mufakat ber- raja pada alur dan patut” . Dengan dem ikian , raja sejati di dalam kultur Min an gkabau ada pada alur (logika) dan p atut (keadilan). Alu r dan patutlah yan g m en jad i pem utus ter akhir sehing ga keputusan seorang r aja akan ditolak apabila Ada istilah yang cukup teken al pada m asa itu bahwa “ Rakyat b er - raja pada Penghulu, Peng hulu ber- raja pada Mufakat, dan Mufakat ber- raja pada alur dan patut” . Dengan dem ikian , raja sejati di dalam kultur Min an gkabau ada pada alur (logika) dan p atut (keadilan). Alu r dan patutlah yan g m en jad i pem utus ter akhir sehing ga keputusan seorang r aja akan ditolak apabila

2 00 5). Ked ua, tr ad isi dem okrasi asli Nu sant ar a tetap bertahan sekalip un di baw ah

kekuasaan feod alism e raja- raja Nusan tara karena di banyak tem pat di Nusan tar a, t an ah seb ag ai faktor pro duksi yang penting tidaklah dikuasai oleh raja, m elainkan dim iliki bersam a oleh m asyar akat desa. Kar en a pem ilikan bersam a t an ah desa ini, hasr at setiap or an g untuk m em an faatkan nya harus m elalu i persetujuan kaum nya. Hal inilah yang m endor ong tradisi go tong royong d alam m em anfaatkan t anah bersama, yang selanjut nya m erem bet p ada bidang- bid ang lain nya, t erm asuk pada hal- hal kepenting an pribadi seperti m isalnya m em bangun ru m ah, kend uri, dan sebagainya. Adat hidu p sep er ti itu

m em bawa kebiasaan berm usyawarah m enyangkut kepenting an um um yang diput uskan secara m ufakat (kata sepakat). Sepert i disebut dalam pepatah Min ang kabau: “ Bu lek aei dek pam bulu ah , bu lek kato dek m ufakat ” (Bu lat air karena pem buluh/ bam bu, bulat kata karen a m u fakat ). Tradisi m u syawar ah m ufakat ini kem udian m elahir kan instit usi r ap at pada tem pat ter tentu, di bawah p im pinan kepala desa. Set iap or an g dewasa yang m enjadi war ga asli desa tersebut berh ak hadir dalam rapat itu. Karena alasan pem ilikan f aktor pro duksi bersam a dan tradisi m usyawarah, tradisi desa boleh saja ditin das oleh keku asaan f eo dal, n am un sam a sekali tidak dapat d ilenyapkan, bahkan t um buh subur sebagai adat istiadat. Hal ini m en an am kan keyakinan pada kaum pergerakan b ah wa dem o kr asi asli Nusantara itu ku at bertahan, “liat hidu pnya” , seperti terkandung dalam p epatah Min angkabau “ in dak lakang dek paneh, indak lapuak dek ujan ”, t idak lekang karena panas, tidak lap uk karena hu jan (Hatta, 19 9 2).

Ada dua anasir lagi dari tradisi dem okrasi desa yang asli nusantara, yait u hak unt uk m engadakan pr otes bersam a terh ad ap p er at uran- peratur an r aja yang d irasakan t idak ad il, dan hak rakyat u ntuk m enyingkir dar i daer ah kekuasaan r aja, apabila ia m erasa tidak senang lagi hidup di sana. Dalam m elakukan pro tes, biasanya rakyat secar a berg er om bol berkum pul di alun - alu n dan duduk di situ beberapa lam a tanpa berbuat apa- apa, yan g m engeksp resikan su atu bent uk dem onst rasi dam ai. Tidak ser ing r akyat yang sabar m elakukan itu. Nam un, ap ab ila hal itu dilakukan, per tan da m enggam barkan situ asi kegentingan yang mem aksa penguasa untuk m em pertim bangkan ulang peratur an yang dikeluar kannya. Adapun h ak Ada dua anasir lagi dari tradisi dem okrasi desa yang asli nusantara, yait u hak unt uk m engadakan pr otes bersam a terh ad ap p er at uran- peratur an r aja yang d irasakan t idak ad il, dan hak rakyat u ntuk m enyingkir dar i daer ah kekuasaan r aja, apabila ia m erasa tidak senang lagi hidup di sana. Dalam m elakukan pro tes, biasanya rakyat secar a berg er om bol berkum pul di alun - alu n dan duduk di situ beberapa lam a tanpa berbuat apa- apa, yan g m engeksp resikan su atu bent uk dem onst rasi dam ai. Tidak ser ing r akyat yang sabar m elakukan itu. Nam un, ap ab ila hal itu dilakukan, per tan da m enggam barkan situ asi kegentingan yang mem aksa penguasa untuk m em pertim bangkan ulang peratur an yang dikeluar kannya. Adapun h ak

2 011 ). Selan jutnya Hatta m enjelaskan: Kelim a anasir dem okrasi asli itu: rapat , m ufakat , got ong royong, hak

m engadakan prot es bersam a dan hak m enyingkir dari daerah kekuasaan raja, dipuja dalam lingkungan pergerakan nasional sebagai pokok yang kuat bagi dem okrasi sosial, yang akan dijadikan dasar pem erintahan Indonesia m erdeka di m asa dat ang (Lat if, 2011).