commit to user
33
4 Lingkungan Intinya adalah menciptakan ruang fisik yang mendukung budaya kelas
dan meningkatkan pembelajaran. Lingkungan adalah pemanfaatan ruang fisik untuk mendukung budaya belajar. Lingkungan kelas yang ideal adalah
mengundang, nyaman, dan merangsang. Karena segala sesuatu di kelas mengirim pesan tentang apa yang penting. Lingkungan ini sengaja dibangun
dengan menggunakan tanaman, pencahayaan, dekorasi, penataan furnitur, konten terkait dan poster inspirasional, dan hasil kerja siswa. Musik, yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembelajaran dan keadaan siswa, merupakan elemen yang kuat dari lingkungan
quantum lea rning
. Mengelola lingkungan untuk memaksimalkan dukungannya terhadap pembelajaran
merupakan proses yang berkelanjutan.
c. Orkestra dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi
Menata pentas: pembelajaran apresiasi puisi yang berbasis
qua ntum lea rning.
Penataan lingkungan
itu ditujukan
sebagai upaya
untuk membangun
dan mempertahankan sikap positif siswa terhadap pembelajaran apresiasi puisi.
Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar puisi. Dengan mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah
pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar Yuni Susilowati, 2010: 35. Karena hal yang perlu diperhatikan dalam
qua ntum lar ning
adalah
commit to user
34
konsep belajar dengan membiasakan belajar dengan suasana nyaman dan menyenangkan.
Hal senada diungkapkan oleh Suyatno 2010: 31, bahwa q
uantum lea rning
adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang
menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang
sesuai, cara efektif pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan guru. Sebagaimana juga telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa
qua ntum lea rning
memiliki prinsip serta petunjuk teknis untuk menciptakan lingkungan belajar yang penuh makna dan menyenangkan. Maka agar apresiasi
puisi menjadi kegiatan prioritas di sekolah, penciptaan orkestrasi pembelajaran, seperti yang ditawarkan pada pendekatan
qua ntum lea rning
dapat diangkat menjadi model pembelajaran apresiasi puisi.
Hal itu sesuai dengan pendapat Andayani 2008: 29 bahwa di dalam upaya mewujudkan pembelajaran apresiasi sastra yang dapat mencapai
cheers
kepuasan dan
a ppla use
kekaguman, salah satu teknik yang dapat diwujudkan antara lain dengan mengintegrasikan pembelajaran apresiasi sastra
dengan lagu atau nyanyian. Dengan demikian, Orkestra atau musik menjadi hal yang penting dalam
menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan. Howard 1997: 81 melakukan penelitian memeriksa efek dari terapi musik dan puisi pada
commit to user
35
perempuan dan remaja. Hasil penelitian juga menunjukkan efektivitas seni ekspresif terhadap perilaku remaja.
Hal sama diungkapkan oleh Blank 2010: 1 bahwa para dokter Romawi Soranus membuat resep untuk pasien depresi yang disebut terapis
puisi. Di samping itu, Dr Benjamin Rush, yang disebut Bapak Psikiatri Amerika menggunakan musik dan sastra sebagai pengobatan komplementer.
Kemudian pasiennya menerbitkan tulisannya di Koran. DePorter, Reardor, dan Nourie juga menyebutkan bahwa musik dalam
pembelajaran berfungsi sebagai penata suasana hati, pengubah keadaan mental siswa, dan pendukung lingkungan belajar. Sebagaimana hasil penelitian Dr.
George Lozanov bahwa relaksasi yang diiringi musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi DePorter, Reardor, dan Nourie, 2008: 73.
Pendapat ini diperkuat oleh Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson 2006: 149, yang dikutip Susilowati bahwa ketika memutar musik yang
lembut sebagai latar belakang pada saat siswa memasuki kelas, meningkatkan kemampuan siswa untuk memfokuskan perhatiannya Campbell, Bruce C. dan
Dee Dickinson dalam Susilowati, 2009: 71.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Puisi dengan