commit to user
12
Pembaca mampu menunjukkan letak keindahan puisi dan kekurangan puisi. Pada tingkat produktif, seseorang mampu menghasilkan menulis, mengkritik,
mendeklamasikan, dan membuat resensi puisi. Berpijak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apresiasi
adalah kegiatan memahami, menikmati, dan menghargai sebuah karya sastra.
c. Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar dunia yang bersifat fundamental ditulis dalam bentuk puisi, seperti: Oedipus,
Hamlet, Mahabarata, Ramayana, dan sebagainya. Di samping itu, nyanyian- nyanyian yang ada sekarang ini tidaklah semata-mata lagu yang indah, tetapi
lebih dari itu isi puisinya mampu menghibur manusia Herman J. Waluyo, 2010: 1.
Kemudian Herman J. Waluyo 2010: 29 memberikan pengertian, puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Barbara Howes 1973: 77 menyatakan bahwa puisi adalah sesuatu yang dibuat, disatukan, dibangun. Dia mengutip pendapat HDF Kitto yang
menyatakan bahwa puisi berasal dari bahas Yunani
poiesis
yang telah menjadi kata puisi yang secara harfiah berarti kontruksi.
Hal yang berbeda diungkapkan Jack Gilbert 1973: 123 bahwa puisi, adalah kesaksian besar. Ini adalah seni nyata yang mendesak nilai-nilai, dan
commit to user
13
memaksakannya pada pembaca. Ini adalah perumahan nilai-nilai dalam puisi sehingga mereka akan eksis dengan tekanan maksimum dan untuk waktu yang
lama. Ini adalah kerajinan melakukannya dalam struktur yang menyenangkan dalam diri mereka. Dan itu adalah misteri Penciptaan puisi sedemikian rupa
sehingga bentuk dan isi adalah satu. Selanjutnya, puisi dapat dikatakan sebagai karangan bahasa yang khas
memuat pengalaman yang disusun secara khas pula Sumardi, 1985: 3. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi tersusun dari peristiwa yang
telah diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Kekhasan bahasa dan susunan peristiwa itu diharapkan dapat menggugah rasa haru pembaca. Senada hal itu,
Suminto A. Sayuti 2008:3-4 menyimpulkan bahwa batasan puisi sebagai sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-
bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya;
yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau
pendengarnya. Rahmad Joko Pradopo 2010: 7 menegaskan bahwa puisi itu
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Diungkapkan juga bahwa
puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manuisa yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
commit to user
14
Selain itu, puisi sebagai jenis sastra memang memiliki susun bahasa yang relatif padat dibandingkan dengan prosa. Pemilihan kata atau diksi dalam
cipta puisi dapat dikatakan sangat ketat. Sumardi 1985: 3 mengungkapkan bahwa kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari segi:
makna, kekuatan citraan, rima, dan jangkauan simboliknya. Oleh karena itu, kata-kata dalam puisi tidak semata-mata berfungsi sebagai alat penyampai
gagasan atau pengungkap rasa, tetapi juga berfungsi sebagai bahan. Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa puisi
merupakan ungkapan, pikiran, dan perasaan yang padat dan berirama, dalam bentuk larik dan bait, dengan memakai bahasa yang indah dalam koridor
estetik. Dalam pengertian lain, puisi merupakan pernyataan yang berisi pengalaman batin sebagai hasil proses kreatif terhadap sesuatu yang
diungkapkan secara tidak langsung atau merupakan pernyataan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan.
d. Unsur-unsur Puisi