Pembelajaran Kimia Deskripsi Teori

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran adalah setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar Sudjana, 2004: 28. Menurut Sugihartono 2007: 81, menggambarkan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi suatu proses belajar Sugihartono dkk., 2012:80. Lingkungan dalam hal ini tidak hanya meliputi ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa. Pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang baik. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan Saekhan Muchith, 2007: 1. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan yang paling pokok. Teori contiguity menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respons dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai. Melalui persinggungan contiguity stimulus dengan respons, stimulus yang tidak memadai untuk menimbulkan respons akhirnya mampu menimbulkan respons Oemar Hamalik, 2004: 9 49. Berhasil tidaknya tujuan pencapaian pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi guru terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai. Belajar dan mengajar mempunyai hubungan yang erat dalam suatu pencapaian tujuan pendidikan. Dari proses belajar mengajar akan diperoleh hasil belajar dan akan mengakibatkan perubahan pada siswa. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk membangun dan memahami konsep- konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing Mulyani Arifin: 2005: 2. Menurut Morgan Agus Suprijono, 2009: 3 mengemukakan, “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience ”.Pengertian belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2010: 2. Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang didapat melalui pengamatan, pendengaran, dan membaca Oemar Hamalik, 2004: 51. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut Oemar Hamalik, 2009: 32-33: a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, 10 kebiasaan dan minat. Apa yang dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinyu di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap. b. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling, dan reviewing, agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. c. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. d. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar. Segala pengalaman, baik yang lama maupun yang baru, akan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. f. Pengalaman masa lampau bahan apersepsi dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa dapat menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru. g. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. h. Faktor minat dan usaha. i. Faktor-faktor fisiologis, seperti kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. j. Faktor intelegensi. Belajar dan mengajar memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kedua kegiatan ini saling menunjang dan saling mempengaruhi satu sama lain.Menurut Oemar Hamalik 2009: 44-50 mengajar adalah proses menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah. Mengajar atau mendidik adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid. Mengajar merupakan proses aktif guru untuk menciptakan situasi agar siswa dapat belajar dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar Mulyati Arifin, 2005: 2. Sedangkan Alvin W. Howard Slameto, 2010: 32 berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk 11 mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude,ideals cita- cita, appreciations penghargaan, dan knowledge. Dalam mengajar, hendaknya guru memenuhi beberapa prinsip. Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisi situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama harus digunakan guru antara lain prinsip motivasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta individualitas Nana Sudjana, 2010: 16. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari susunan, sifat dan reaksi suatu unsur atau zat. Oleh karena itu, ilmu kimia memiliki kedudukan penting karena dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan pengetahuan- pengetahuan lain. Maka, pelajaran kimiadiberikan pertama kali secara khusus di bangku sekolah menengah. Untuk itulah, pembelajaran kimia yang baik di tingkat sekolah menengah menjadi suatu keharusan karena dasar pengetahuan pertama kali diberikan peda tingkat ini. Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya Agung Nugroho Catur Saputro, 2008: 3. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, sifat-sifat materi, perubahan suatu materi menjadi materi yang lain dan energi yang menyertai perubahan materi. Dengan demikian seluruh materi di langit dan di bumi tanpa terkecuali adalah zat-zat kimia. Alam semesta berproses melalui reaksi kimia Imam Isnaeni Sidiq, 2008: 2. Melalui kimia, kita mengenal susunan komposisi zat dan penggunaan bahan-bahan kimia, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting pada makhluk hidup. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit. Kesulitan ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia, yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak sehingga diperlukan suatu media 12 pembelajaran yang dapat lebih mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut Kean dan Middlecamp, 1985: 5-9. Menurut E. Mulyasa 2006: 133-134, mata pelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. b. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari teknologi. Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran kimia atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapak faktor, antara lain strategi belajar-mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan Rahma, 2012: 11. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar berupa pelajaran kimia pada suatu lingkungan belajar untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. 13

2. Strategi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25