25 asam dengan molekul asam yang terlarut dalam air, jadi bukan reaksi
berkesudahan.
4 Basa Lemah
Basa lemah yaitu suatu basa yang jika dilarutkan dalam air hanya akan terurai sebagian. Dikarenakan hanya sedikit yang terurai, maka
dalam pelarutan basa lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion OH- yang dihasilkan basa dengan molekul basa yang terlarut dalam
air.
c. Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai
titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan
reaksi kompleks dan lain sebagainya. Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau
konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia
kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan
melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan
reaksi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian dengan menggunakan variasi pembelajaran dengan pemberian quiz telah banyak dilakukan oleh peneliti, antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Arrifatin pada tahun 2010 berjudul Pengaruh Pemberan Quiz pada Pembelajaran Biologi terhadap Motivasi
dan Prestasi Siswa pada Submateri Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA
26 PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20092010. Penelitian tersebut merupakan
jenis penelitian eksperimen dengan desain quasi experiment. Data motivasi belajar diperoleh melalui lembar angket, sedangkan data prestasi belajar
diperoleh dengan tes prestasi beajar sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk kelas kontrol, kategori sangat baik sebanyak 10, baik 26,7 dan cukup baik 19,4. Untuk kelas
eksperimen, kategori sangat baik sebanyak 51,6, baik 29 dan cukup baik 19,4. Selain perbedaan motivasi belajar juga terdapat perbedaan prestasi
belajar, yaitu kelas kontrol memiliki rerata test akhir 6,1616 sedangkan kelas eksperimen memiliki rerata 7,567. Setelah pengujian secara statistik
diperoleh hasil adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan kata lain, dalam penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa pemberian quiz berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Mark A. McDaniel pada tahun 2011 dengan judul Test-Enhanced Learning in a Middle School Science Classroom: The
Effect of Quiz Frequency and Placement. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, diambil 139 siswa untuk
penelitian 1 dan penelitian 2a, serta 148 siswa untuk penelitian 2b. Penelitian 1 membagi siswa menjadi dua kelompok kondisi yakni quizzed
dan non-quizzed. Sedangkan penelitian 2a dan 2b membagi siswa menjadi 8 kelompok kondisi yaitu; non-quiz control, pre-lesson only, post-lesson only,
review only, prelesson-postlesson, prelesson-review, postlesson,-review, dan prelesson-postlesson-review. Penelitian ini kemudian selama satu tahun
ajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang mendapat kondisi quizzed berbeda secara signifikan lebih baik
daripada siswa dengan kondisi non-quizzed. c. Penelitian yang dilakukan oleh Maharani Rahnurhayati Pangestika pada
tahun 2014 dengan judul Pengaruh Pemberian Initial Knowledge Quiz IKQ terhadap motivasi dan prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA N 10
27 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014. Penelitian tersebut merupakan jenis
penelitian eksperimen. Sampel penelitian ini berjumlah 61 siswa yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas ekperimen A1 dan kelas kontrol A2.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peningkatan motivasi belajar kimia kelas eksperimen secara signifikan dengan harga signifikansi p=0,005
p0,005. Kelas kontrol juga mengalami peningkatan motivasi belajar. Namun, bila membandingkan skor motivasi belajar antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen didapatkan hasil tidak adanya perbedaan yang signifikan p0,005. Prestasi kimia kelas kontrol dan kelas eksperimen juga tidak
memiliki perbedaan yang signifikan F
hitung
F
tabel
. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian IKQ belum bisa dikatakan efektif
dalam upaya peningkatan prestasi belajar kimia siswa.
C. Kerangka Berpikir