43
Berdasarkan Tabel 11. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,848, sehingga H
diterima artinya bahwa tidak ada hubungan positif kemampuan berpikir analitis terhadap prestasi belajar kimia siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan sistemik dan pendekatan pengorganisasian konsep. Kemampuan berpikir analitis siswa yang masih rendah tidak berpengaruh
terhadap nilai prestasi belajar kimia siswa. Nilai prestasi belajar kimia siswa lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kemampuan berpikir analitis siswa yang masih
rendah baik pada kelas pendekatan sistemik maupun kelas pendekatan pengorganisasian konsep.
C. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian quasi eksperiment. Pada penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1
dan XI IPA 2 sebanyak 64 peserta didik, menggunakan pendekatan sistemik dan pendekatan pengorganisasian konsep. Penelitian ini mencakup materi pokok
asam basa.
1. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Pendekatan Sistemik
Pembelajaran dengan pendekatan sistemik dilaksanakan di kelas XI IPA 1 berjumlah 32 siswa. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilakukan sebanyak 10 kali
pertemuan. Pertemuan ke-9 dan ke-10 digunakan untuk evaluasi, yakni pada pertemuan ke-9 dilaksanakan untuk evaluasi kemampuan berpikir analitis siswa
dan pertemuan ke-10 dilaksanakan untuk evaluasi prestasi belajar kimia siswa.
44
Lima kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada saat pembelajarannya menggunakan
diagram siklik yang menunjukkan keterkaitan konsep Asam-Basa dengan konsep kimia yang lainnya dan telah dipelajari siswa. Sebelum pembelajaran dimulai,
terlebih dahulu dijelaskan secara singkat mengenai penggunaan pendekatan sistemik selama proses pembelajaran. Materi yang diajarkan meliputi 1
Kompetensi Dasar, yaitu teori asam-basa, konsep pH, kekuatan asam-basa, dan indikator asam-basa. Pertemuan ke-1 dan ke-2 membahas materi teori asam basa.
Pertemuan ke-3 dan ke-4 membahas materi konsep pH. Pertemuan ke-5 dan ke-6 membahas materi kekuatan asam basa. Pertemuan ke-7 dan ke-8 membahas
materi indikator asam basa. Pertemuan ke-1, ke-3, dan ke-5 pembelajaran yang dilakukan yakni
pemberian materi kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru menampilkan diagram siklik mengenai teori asam-basa dan beberapa materi yang berhubungan
dengan materi tersebut. Kemudian, menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari sampai dengan evaluasi. Guru memberikan beberapa pertanyaan agar
siswa dapat mengaitkan konsep-konsep yang disajikan dalam diagram siklik tersebut. Namun, siswa masih terlihat bingung dalam menerima pelajaran, hal ini
dikarenakan penggunaan diagram siklik dalam pembelajaran merupakan hal baru bagi siswa. Selain itu, banyak siswa yang tidak mengingat konsep-konsep yang
sudah mereka pelajari sebelumnya, sehingga siswa membutuhkan waktu yang lama untuk memahami diagram siklik.
45
Setelah penjelasan materi selesai, siswa diberikan beberapa soal untuk latihan. Latihan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami materi yang telah dipelajari. Latihan tersebut dilakukan secara berkelompok. Setelah selesai mengerjakan latihan siswa diminta mengerjakan di
depan kelas untuk selanjutnya dibahas bersama-sama. Keaktifan siswa selama pembelajaran masih kurang. Konsentrasi siswa
juga masih kurang, karena merasa tidak memahami materi yang diajarkan sehingga malas untuk memperhatikan. Namun, pada pertemuan-pertemuan
berikutnya siswa mulai bisa menerima pembelajaran menggunakan pendekatan sistemik. Siswa mulai bisa memahami hubungan antar konsep yang disajikan
pada diagram siklik. Siswa juga mulai aktif dalam pembelajaran, baik bertanya maupun aktif mengerjakan soal latihan didepan kelas.
Pada pertemuan ke-2, ke-4 dan ke-8 guru memberikan lembar kerja siswa LKS kepada siswa berupa diagram siklik dan latihan soal. Siswa berdiskusi
secara berkelompok untuk menyelesaikan latihan soal yang terdapat dalam LKS. Satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa diarahkan untuk menghubungkan
konsep-konsep yang berkaitan dengan teori asam-basa yang ada pada diagram siklik. Latihan soal yang diberikan mengacu pada diagram siklik yang disajikan.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari jawaban sendiri menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa,
kemudian setelah siswa selesai guru dan siswa bersama-sama membahas soal tersebut.
46
Berdasarkan observasi pada pertemuan ke-2 saat mengerjakan LKS siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalah dalam soal berbasis sistemik. Siswa
kebingungan untuk memahami maksud dari soal yang diberikan. Selain itu, siswa perlu dijelaskan berulang mengenai hubungan diagram siklik dengan latihan soal
yang diberikan. Kesulitan siswa tersebut juga ditunjukkan dari jawaban yang diberikan siswa tidak menjelaskan jawaban secara jelas dan rinci. Pada
pertemuan ke-4 dan ke-8 siswa mengalami peningkatan dalam mengaitkan diagram siklik yang disajikan. Siswa mulai memahami hubungan antara diagram
siklik yang disajikan dengan soal yang harus mereka selesaikan. Pada pertemuan ke-6 dan ke-7 siswa diminta untuk membuat diagram
siklik. Pada pertemuan ke-6 siswa mulai membuat diagram siklik untuk materi kekuatan asam basa. Siswa diberikan LKS yang berisi keterkaitan kekuatan
asam-basa dengan konsep lain. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari konsep lain yang mungkin belum dicantumkan menggunakan semua
jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya. Guru
meminta siswa untuk memberikan penjelasan mengenai diagram siklik yang mereka buat, serta keterkaitan konsep satu sama lain. Pada pertemuan ke-7 siswa
membuat diagram siklik untuk konsep indikator asam-basa. Siswa membuat diagram siklik berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Guru tidak memberikan
materi keterkaitan konsep indikator asam-basa dengan konsep lain terlebih dahulu. Siswa kesulitan menemukan konsep yang berkaitan dengan konsep
47
indikator asam-basa. Namun, siswa mampu menyelesaikan diagram siklik tersebut walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Berdasarkan observasi siswa mengikuti pembelajaran dengan pendekatan sistemik penuh perhatian. Siswa juga aktif saat proses pembelajaran. Hal tersebut
dapat dilihat bahwa peserta didik sering bahkan selalu merespon arahan dari guru dan bertanya secara mandiri pada keseluruhan pembelajaran. Kemampuan siswa
dalam mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya mengalami peningkatan, walaupun siswa masih mengalami kesulitan menemukan konsep-konsep yang
saling terkait.
b. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Pendekatan Pengorganisasian