20
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan proses interaksi dua arah antara guru dan siswa yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Pembelajaran memiliki tujuan
yaitu siswa dapat menguasai materi pelajaran secara menyeluruh yang ditunjukkan dari aspek kognitifnya. Keberhasilan suatu pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Strategi tersebut salah satunya adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Saat ini dikembangkan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa antara lain pendekatan sistemik dan pendekatan pengorganisasian konsep.
Pendekatan pembelajaran sistemik merupakan proses pembelajaran konsep-konsep kimia melalui sistem yang saling berkaitan, sehingga keseluruhan
hubungan antar konsep menjadi jelas. Pada pembelajaran kimia terdapat materi- materi yang merupakan suatu konsep-konsep yang tidak dapat dipisahkan,
konsep tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Pendekatan pembelajaran sistemik yang digunakan dalam proses pembelajaran kimia dapat
mengingatkan kembali siswa dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari sebelumnya, selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang
sedang dipelajari.
Sedangkan pendekatan
pembelajaran pengorganisasian konsep merupakan salah satu pendekatan dalam Teori Belajar
Bermakna Ausubel. Pada pendekatan pengorganisasian konsep, siswa memperoleh informasi dengan pemberian peta konsep yang digunakan untuk
mengaitkan konsep-konsep dalam suatu materi secara linier. Pendekatan
21
pengorganisasian konsep juga membantu siswa dalam memahami konsep kimia
yang saling terkait.
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang terdiri dari banyak konsep didalamnya yang saling terkait satu sama lain. Namun, siswa cenderung
memisahkan konsep-konsep yang telah didapat sebagai konsep yang saling terpisah dan cenderung mengandalkan kemampuan menghafalnya untuk semua
materi kimia yang diberikan, akibatnya siswa mudah lupa dengan materi yang didapatnya. Hal-hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum sepenuhnya sesuai untuk mengarahkan siswa dalam memahami suatu konsep. Pendekatan
sistemik dapat menyebabkan pemahaman siswa lebih komprehensif sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan prestasi belajar kimia
siswa. Pendekatan pengorganisasian konsep dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu materi dikarenakan belajar baik secara visual dan
lisan. Jadi, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir analitis dan prestasi belajar kimia siswa yang menggunakan pendekatan
pembelajaran sistemik dan yang menggunakan pendekatan pembelajaran
pengorganisasian konsep. C.
Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan pada kemampuan berpikir analitis dan prestasi
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan sistemik dan pendekatan pengorganisasian konsep pada kelas XI
22
Semester II SMA Negeri 1 Mlati, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik.
Ha : Ada perbedaan pada kemampuan berpikir analitis dan prestasi belajar
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan sistemik dan pendekatan pengorganisasian konsep pada kelas XI Semester II
SMA Negeri 1 Mlati, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design, desain ini
memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Quasi Experimental Design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian Sugiyono,
2014. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group
design . Pada penelitian ini terdapat dua kelompok. Kemampuan awal siswa dilihat dari niai ulangan kimia semester 1 kelas XI. Kelompok 1 diberikan
perlakuan dengan menggunakan pendekatan sistemik, sedangkan kelompok 2 diberikan perlakuan dengan menggunaan pendekatan pengorganisasian konsep.
Pada akhir eksperimen kedua kelompok diukur prestasinya dengan posttest,
kemudian hasil kedua pengukuran tersebut dibandingkan. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain Penelitian nonequivalent control group design.
Kelas sebelum diberi perlakuan
Perlakuan Kelas sesudah diberi
perlakuan
1
X Sistemik
3 3
X Pengorganisasian Konsep
4