47
indikator asam-basa. Namun, siswa mampu menyelesaikan diagram siklik tersebut walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Berdasarkan observasi siswa mengikuti pembelajaran dengan pendekatan sistemik penuh perhatian. Siswa juga aktif saat proses pembelajaran. Hal tersebut
dapat dilihat bahwa peserta didik sering bahkan selalu merespon arahan dari guru dan bertanya secara mandiri pada keseluruhan pembelajaran. Kemampuan siswa
dalam mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya mengalami peningkatan, walaupun siswa masih mengalami kesulitan menemukan konsep-konsep yang
saling terkait.
b. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Pendekatan Pengorganisasian
Konsep
Pembelajaran dengan pendekatan pengorganisasian konsep dilaksanakan di kelas XI IPA 2 berjumlah 32 siswa. Pelaksanaan pembelajaran kimia
dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan. Pertemuan ke-9 dan ke-10 digunakan untuk evaluasi, yakni pada pertemuan ke-9 dilaksanakan untuk evaluasi
kemampuan berpikir analitis siswa dan pertemuan ke-10 dilaksanakan untuk evaluasi prestasi belajar kimia siswa. Lima kali pertemuan dengan alokasi waktu
2 x 45 menit dan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada saat pembelajarannya menggunakan peta konsep. Peta konsep yang digunakan
menjabarkan suatu konsep yang umum menjadi konsep yang khusus. Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu dijelaskan secara singkat mengenai
penggunaan pendekatan pengorganisasian konsep selama proses pembelajaran.
48
Materi yang diajarkan meliputi 1 kompetensi dasar, yaitu teori asam-basa, konsep
pH, kekuatan asam-basa, dan indikator asam-basa.
Pada awal pembelajaran guru menampilkan peta konsep mengenai teori asam-basa, konsep secara umum ke konsep yang khusus. Kemudian, guru
menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari sampai dengan evaluasi. Guru memberikan beberapa pertanyaan agar siswa dapat menjabarkan konsep-
konsep pada peta konsep yang disajikan. Namun, siswa masih terlihat bingung dalam memahami konsep-konsep yang diberikan, hal ini dikarenakan
penggunaan peta konsep dalam pembelajaran merupakan hal baru bagi siswa. Selain itu, siswa banyak yang kurang memahami hubungan konsep-konsep
tesebut. Setelah penjelasan materi selesai, siswa diberikan beberapa soal untuk
latihan. Latihan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Latihan tersebut dilakukan secara
berkelompok. Setelah selesai mengerjakan latihan siswa diminta mengerjakan di depan kelas untuk selanjutnya dibahas bersama-sama.
Pertemuan ke-1, ke-3, dan ke-5 pembelajaran yang dilakukan yakni pemberian materi kepada siswa. Pertemuan ke-1 membahas materi teori asam
basa. Pertemuan ke-3 membahas materi konsep pH. Pertemuan ke-5 membahas materi kekuatan asam basa. Pada pertemuan ke-1 keaktifan siswa selama
pembelajaran masih kurang dan konsentrasi siswa juga masih kurang. Ketika siswa tidak memahami satu konsep yang diberikan mereka cenderung memilih
untuk tidak memperhatikan penjelasan selanjutnya karena beranggapan konsep
49
selanjutnya akan lebih sulit. Namun, pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa mulai bisa menerima pembelajaran menggunakan pendekatan pengorganisasian
konsep. Selain itu, konsentrasi siswa selama pembelajaran semakin tinggi, hal ini terlihat dari siswa yang mulai bisa memahami hubungan antar konsep pada peta
konsep dan siswa juga mulai aktif dalam pembelajaran, baik bertanya maupun aktif mengerjakan soal latihan didepan kelas.
Pada pertemuan ke-2 guru memberikan lembar kerja siswa LKS kepada siswa berupa hubungan antar konsep secara linier dan latihan soal. Siswa
berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan latihan soal yang terdapat dalam LKS. Satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Latihan soal yang diberikan
memiliki hubungan satu sama lain secara linier, walaupun tidak disajikan dalam bentuk peta konsep. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari jawaban
sendiri menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa, kemudian setelah siswa selesai guru dan siswa bersama-sama membahas
soal tersebut. Berdasarkan observasi pada pertemuan ke-2 LKS siswa masih kesulitan
dalam memecahkan masalah dalam soal. Siswa kebingungan untuk memahami maksud dari soal yang diberikan. Kesulitan siswa tersebut juga ditunjukkan dari
jawaban yang diberikan siswa tidak menjelaskan jawaban secara jelas dan rinci. Namun, dengan penjelasan yang diberikan lebih detail siswa mampu memahami
setiap konsep serta penjabaran dari konsep tersebut. Pada pertemuan ke-4, ke-6 dan ke-7 siswa diminta untuk membuat peta
konsep. Pada pertemuan ke-4 siswa mulai membuat peta konsep untuk materi
50
konsep pH. Siswa diminta berdiskusi dalam membuat peta konsep. Siswa membuat peta konsep dari materi yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan ke-6 siswa membuat peta konsep untuk materi kekuatan asam basa. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari konsep
lain yang mungkin belum dicantumkan menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa. Guru meminta siswa untuk memberikan
penjelasan mengenai peta konsep yang mereka buat, serta keterkaitan konsep satu sama lain secara linier. Pada pertemuan ke-7 siswa membuat peta konsep untuk
konsep indikator asam-basa. Siswa membuat peta konsep berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Guru tidak memberikan materi keterkaitan konsep
indikator asam-basa secara linier terlebih dahulu. Siswa mampu menyelesaikan peta konsep tersebut walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pada pertemuan ke-8, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk memperdalam pemahaman siswa tentang materi indikator asam-basa. Saat
mengerjakan latihan soal siswa tidak begitu mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan latihan tidak terlalu
lama. Selain itu, hasil pekerjaan mereka hanya terdapat sedikit jawaban yang kurang tepat.
Berdasarkan observasi, siswa aktif saat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat bahwa peserta didik sering merespon arahan dari guru dan bertanya
secara mandiri pada keseluruhan pembelajaran. Kemampuan siswa dalam mengaitkan satu konsep secara linier cukup meningkat, walaupun siswa masih
megalami kesulitan menemukan konsep-konsep yang saling terkait. Sampai akhir
51
pertemuan kondisi kelas saat diskusi masih kurang kondusif, karena siswa masih berjalan-jalan ke kelompok lain dan tidak berdiskusi dengan kelompoknya.
2. Perbandingan Penerapan Pendekatan Sistemik dan Pendekatan