Pembelajaran Kimia Pendekatan Sistemik

8 yang sulit bagi sebagian besar siswa. Kurikulum kimia umumnya menggabungkan banyak konsep abstrak, yang menjadi pusat pembelajaran lebih lanjut untuk pelajaran kimia maupun ilmu alam lainnya. Konsep-konsep abstrak tersebut sangat penting karena teori-teori dalam pelajaran kimia tidak dapat dengan mudah dipahami, jika konsep-konsep yang mendasari tidak cukup dipahami oleh siswa. Kimia sifatnya sangat konseptual, jika dengan pemahaman yang benar akan menuntun siswa memahami secara keseluruhan keterkaitan konsep-konsep tersebut. Namun, banyak konsep yang dapat diperoleh dengan hafalan, hal ini sering terlihat pada soal ujian untuk mengingat suatu konsep. Oleh karena itu, masih banyak ditemukan bukti kesalahpahaman dari belajar menghafal Sirhan, 2007.

b. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pembelajaran Bahri Zain, 1996. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Menurut Mudhofir Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2011 ada empat pola pembelajaran, yaitu: 9 1 Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantubahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. 2 Ke dua, pola guru dengan siswa menggunakan alat bantu. 3 Ke tiga, pola guru dengan siswa menggunakan media pembelajaran. 4 Ke empat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan. Pola pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan sistemik dan pendekatan pengorganisasian konsep adalah pola yang ketiga. Peran guru dalam pembelajaran lebih dari sebagai pengajar infomator, tetapi guru harus memiliki multi peran dalam pembelajaran.

c. Pendekatan Sistemik

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum Sanjaya, 2006. Roy Killen Sanjaya, 2006 mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu : 1 Pendekatan yang berpusat pada guru teacher-centered approaches 2 Pendekatan yang berpusat pada siswa student-centered approaches Pendekatan pembelajaran sistemik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek belajar dalam proses pembelajaran. 10 Pembelajaran kimia yang menggunakan pendekatan pembelajaran sistemik merupakan proses pembelajaran konsep-konsep kimia melalui sistem yang saling berkaitan, sehingga keseluruhan hubungan antar konsep menjadi jelas Fahmy Lagowski, 1999. Pada pelajaran kimia terdapat materi-materi yang merupakan suatu konsep-konsep yang tidak dapat dipisahkan, konsep tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Pendekatan pembelajaran sistemik yang digunakan dalam proses pembelajaran kimia dapat mengingatkan kembali siswa dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari sebelumnya, selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Hubungan antar konsep asam-basa dengan penerapan pendekatan pembelajaran sistemik ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Hubungan Konsep Asam-Basa Pendekatan Pembelajaran Sistemik 11 Beberapa tujuan dari pengembangan pendekatan sistemik menurut Fahmy Lagowski 1999, yaitu: 1 Menumbuhkan kemampuan untuk menghubungkan antar konsep 2 Menumbuhkan kemampuan siswa untuk berpikir secara terstruktur sehingga dapat melihat fenomena sesuatu secara global namun tidak melakukan bagian-bagian konsepnya. 3 Meningkatkan efektivitas pembelajaran kimia 4 Membuat kimia menjadi objek studi yang menarik 5 Menumbuhkan kemampuan berpikir analisis sehingga siswa menjadi lebih kreatif 6 Menciptakan suatu generasi yang dapat bekerja secara positif dengan lingkungan sekitar.

d. Pendekatan Pengorganisasian Konsep

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25