18
5. Ruang Lingkup IPA di Sekolah Dasar
Mata pelajaran IPA memiliki ruang lingkup. Ruang Lingkup materi IPA di SD menurut Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar SDMI 2006: 144 adalah sebagai berikut: a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat, dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda langit lainnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa ruang lingkup materi pada mata pelajaran IPA meliputi makhluk hidup dan
proses kehidupan, bendamateri, sifat-sifat dan kegunaanya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta. Ruang lingkup pada penelitian ini
yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan.
6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar
Aspek-aspek yang tercantum dalam ruang lingkup mata pelajaran IPA di atas dijabarkan ke dalam Standar Kompetensi SK dan Kompetensi
Dasar KD. Pada penelitian ini, SD yang di gunakan belum menggunakan kurikulum 2013, sehingga peneliti mengikuti kurikulum yang digunakan di
sekolah yaitu KTSP. Menurut Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SDMI 2006: 151-153, SK mata pelajaran
IPS untuk kelas IV sebagai berikut: a. memahami hubungan antara struktur organ manusia dengan fungsinya,
serta pemeliharaanya,
19 b. memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya,
c. menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya, d. memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup,
e. memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, f. memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya, g. memahami gaya dapat mengubah gerak danatau bentuk suatu benda,
h. memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari,
i. memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, j. memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap
daratan, dan k. memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat. SK tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam KD. SK dan KD
pada mata pelajaran IPA cukup banyak sehingga peneliti harus memilih salah satu SK dan KD. KD yang dipilih peneliti mencakup materi pelajaran
yang masih sangat luas sehingga peneliti mempersempitnya menjadi pokok bahasan. Peneliti memilih SK, KD, dan pokok bahasan mata pelajaran IPA
kelas IV semester 2 sebagai berikut.
Tabel 1. SK, KD, dan Pokok Bahasan Mata Pelajaran IPA Kelas IV Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Pokok Bahasan
Memahami perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan.
Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
Perubahan lingkungan.
Peneliti memilih SK, KD, dan pokok bahasan tersebut karena materi pembelajaran yang tercakup dalam SK, KD, dan pokok bahasan tersebut
dapat diajarkan menggunakan pembelajaran SAVI. Materi pembelajaran yang tercakup dalam SK, KD, dan pokok bahasan di atas adalah perubahan
lingkungan.
20
B. Tinjauan tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas IV
Jean Piaget Hendro Darmodjo dan Jenny R. E Kaligis, 1992: 18, mengklasifikasikan tingkat-tingkat perkembangan intelektual anak sebagai
berikut. 1. Tahap sensori-motor pada anak usia 0-2 tahun.
2. Tahap operasioanal: a. tahap pra operasional pada anak usia 2-7 tahun, dan
b. tahap operasional konkret pada anak usia 7–11 tahun. 3. Tahap formal:
a. tahap pemikiran organisasional pada anak usia 11–15 tahun, dan b. tahap pemikiran keberhasilan pada anak usia 15 tahun ke atas.
Siswa SD adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Melihat tahap perkembangan di atas maka siswa SD berada pada tahap operasional konkret.
Tahap operasional konkret yaitu siswa belum dapat berpikir abstrak, kemampuannya untuk berpikir abstrak harus didahului dengan pengalaman
yang bersifat konkret. Pembelajaran anak operasional konkret masih
membutuhkan benda-benda konkret untuk membantu pengembangan kemampuan intelektualnya Hendro Darmodjo dan Jenny R. E Kaligis, 1992:
19-20. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa hal yang abstrak harus didahului dengan pengalaman yang bersifat konkret, seperti
praktikum atau kegiatan pembelajaran mengalami sesuatu secara langsung. Usman Samantowa 2006: 11 menambahkan tentang ciri-ciri sifat khas
siswa kelas atas adalah: 1. sudah mulai mandiri,
2. sudah ada rasa tanggung jawab pribadi,