26 3 guru meminta siswa membuat rekaman sendiri yang berisi kata-kata
kunci, proses, definisi, atau prosedur dari apa yang telah dibaca, 4 guru bercerita tentang kisah-kisah terkait materi pembelajaran yang
sedang dipelajari, 5 guru meminta siswa untuk berpasang-pasangan membincangkan
secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka menerapkannya,
6 guru dapat meminta siswa mempraktikan suatu keterampilan atau memeragakan suatu kegiatan sambil mengucapkan secara terperinci
apa yang sedang mereka kerjakan, 7 guru mengajak siswa membuat sajak atau hafalan dari yang sedang
dipelajari, atau 8 guru meminta siswa untuk berkelompok dan berbicara saat sedang
menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang.
c. Visual
Belajar visual berarti belajar dengan mempergunakan indra penglihat yaitu mata, untuk mengamati dan menggambarkan. Siswa akan
lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan, serta contoh dari dunia nyata, diagram batang, peta gagasan, ikon, gambar, dan
gambaran dari segala macam hal ketika sedang belajar. M. Joko Susilo 2006: 111 menyatakan bahwa terdapat beberapa
cara dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam belajar dengan visual, seperti berikut:
27 1. guru menyediakan alat peraga contohnya bagan, gambar, flow chart,
atau alat-alat eksperimen yang dibuat sendiri, 2. guru membantu siswa untuk menuliskan hal-hal yang penting dalam
materi yang dipelajarinya, 3. guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengobservasi,
4. hindarkan barang-barang yang berserakan di tempat belajar siswa dengan cara merapikannya untuk menghindari pecahnya konsentrasi
belajar, atau 5. guru dapat menyediakan kertas-kertas dan pensil warna atau spidol
sebagai alat untuk menuliskan hal-hal penting atau membuat gambar dari materi yang dipelajari oleh siswa.
d. Intelektual
Belajar intelektual merupakan kegiatan yang merenungkan, menciptakan, memecahkan masalah, dan membangun makna dalam
pembelajaran. Pikiran dapat mengubah pengalaman menjadi pengetahuan dan pengetahuan menjadi pemahaman. Misalnya, intelektual dalam
belajar dapat dimasukan pada unsur bermain, bukan hanya permainan pembelajaran yang hanya senang-senang namun dapat melibatkan
aktivitas berpikir otak siswa menjadi meningkat. Menurut Rahmani Astuti 2002: 100, aspek intelektual dalam
pembelajaran akan terlatih jika siswa terlibat dalam beberapa aktivitas seperti berikut:
1. memecahkan masalah, 2. menganalisis pengalaman,
28 3. mengerjakan perencanaan strategis,
4. melahirkan gagasan kreatif, 5. mencari dan menyaring informasi,
6. merumuskan pertanyaan, 7. menciptakan model mental,
8. menerapkan gagasan baru pada pekerjaan, 9. menciptakan makna pribadi, atau
10. meramalkan implikasi suatu gagasan.
3. Prinsip SAVI