Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

50 Berdasarkan hasil tersebut, sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu minimal 75 dari jumlah seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar, maka penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dikatakan berhasil. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Siklus I 1 Perencanaan Tindakan Siklus I a Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru kelas yang sekaligus guru mata pelajaran matematika. RPP digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. b Menyusun lembar observasi untuk setiap pertemuan pelaksanaan pembelajaran di kelas. c Mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan dan menyusun Lembar Kerja Siswa LKS dengan pertimbangan dosen dan guru kelas yang sekaligus guru mata pelajaran matematika. d Menyusun dan mempersiapkan soal tes evaluasi tindakan untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen dan guru kelas yang sekaligus guru mata pelajaran matematika. 51 e Pada tahap perencanaan ini, peneliti terlebih dahulu memberikan gambaran kepada guru kelas atau penjelasan tentang model pembelajaran talking stick sebelum digunakan dalam pembelajaran. 2 Pelaksanaan Tindakan a Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 1 Siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa, 20 oktober 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada pertemuan pertama materi yang akan dibahas adalah menentukan KPK dari dua dan tiga bilangan. Pelaksanaan penelitian pada pertemuan 1 siklus I dilakukan sesuai dengan rencana. Guru melakukan apersepsi terlebih dahulu dengan bertanya kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang KPK. Guru menanyakan kepada siswa “apa itu KPK?”, Sebagian besar siswa menjawab “KPK adalah Kelipatan Persekutuan Terkecil” dan guru memberikan apresiasi berupa pujian karena jawaban siswa sudah benar. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah siswa melaksanakan permainan talking stick, siswa diharapkan mampu menentukan KPK dari dua dan tiga bilangan dengan benar. Kemudian guru menjelaskan 52 mengenai permainan talking stick yang nanti akan dilaksanakan beserta dengan peraturan permainannya. Setelah itu, guru membagi siswa menjadi empat kelompok. Tiga kelompok terdiri dari 5 orang dan satu kelompok terdiri dari 6 orang. Kemudian guru menjelaskan materi tentang bagaimana menentukan KPK dari dua atau tiga bilangan. Setelah siswa menyimak penjelasan dari guru, siswa diberikan waktu 5 menit untuk membaca dan mempelajarinya lagi materi tentang KPK yang ada di buku paket. Setelah itu siswa mendapatkan LKS dan media pembelajaran untuk masing-masing kelompok. Kemudian siswa berdiskusi membahas permasalahan contoh soal dengan menggunakan media pembelajaran yaitu kertas berpetak. Siswa membaca petunjuk penggunaan media. Guru meminta bagi siswa yang sudah paham tentang cara penggunaan media untuk mengajari siswa dalam satu kelompoknya yang masih kesulitan atau belum paham tentang cara penggunaan media. Setelah itu, guru menanyakan kepada siswa “bagaimana anak-anak, sudah paham cara menggunakan medianya?”, beberapa siswa ada yang menjawab “sudah”, tetapi ada juga yang masih terlihat bingung dan hanya diam saja. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk maju 53 mencoba menggunakan media tersebut. Ketika siswa tersebut maju mencoba menggunakan media tersebut, siswa tersebut masih terlihat agak sedikit kebingungan dalam menggunakan media tersebut. Kemudian guru membimbing siswa tersebut dalam menggunakannya dan meminta siswa- siswa yang lain untuk memperhatikan. Setelah guru menjelaskan cara penggunaan media, kemudian semua siswa menutup bukunya dan mengembalikan media tersebut kepada guru. Setelah itu, semua siswa maju membentuk lingkaran, guru mengambilkan sebuah tongkat, kemudian siswa menyanyikan sebuah lagu berjudul menghitung KPK dan tongkat berputar diantara siswa. Siswa yang memegang tongkat ketika lagu berakhir mendapat sebuah pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis, sementara siswa yang lain kembali ke tempat duduk dan ikut mengerjakan. me pa gu ma Ke ke me ten me tal me pe be 54 Gambar 3. Siswa memegang tongkat Pertanyaan pertama yang diberikan gu menentukan KPK dari 5 dan 8. Siswa yang me papan tulis sudah dapat menjawab dengan benar. guru menanyakan kepada siswa yang lain “apakah masih salah?”, ternyata ada 6 siswa yang ma Ketika guru melihat hasil pekerjaannya, tern kesalahannya adalah siswa masih kurang te menghitung. Kemudian guru menjelaskan di p tentang cara mengerjakan soal tersebut dan sem memperhatikan, dan begitu seterusnya. Dalam talking stick pada pertemuan pertama ini, gu memberikan 13 pertanyaan kepada siswa d pertanyaan sudah ada siswa yang mampu menjaw benar, tetapi ada juga beberapa yang masih salah. guru yaitu menjawab di r. Kemudian kah ada yang masih salah. rnyata letak teliti dalam papan tulis semua siswa permainan guru sudah dan setiap awab dengan h. 55 Setelah itu, siswa diberi soal latihan secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, kemudian semua siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, yang nantinya hasil pekerjaan siswa tersebut akan dibawa pulang oleh peneliti dan dikoreksi dimana letak kesalahannya, kemudian pada pertemuan berikutnya hasil pekerjaan siswa tersebut akan dikembalikan lagi pada siswa. Pada kegiatan akhir, siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah itu, guru memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar dan guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. b Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan 2 Siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis, 22 oktober 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada pertemuan kedua materi yang akan dibahas adalah memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK. Pada pertemuan kedua ini, terdapat satu siswa yang tidak masuk karena sakit. Pelaksanaan penelitian pada pertemuan 2 siklus I dilakukan sesuai dengan rencana. Pertama-tama, guru melakukan apersepsi terlebih dahulu, guru bertanya kepada siswa “anak-anak dalam kehidupan sehari-hari kita juga menggunakan KPK?”, siswa menjawab 56 “ya”, kemudian guru bertanya kembali “contohnya apa penggunaan KPK dalam kehidupan sehari-hari?”, guru meminta siswa mengangkat tangannya bagi siswa yang ingin menjawab. Guru menunjuk salah satu siswa, lalu siswa menjawab “semisal ada dua buah lonceng, lonceng A berbunyi setiap 2 jam sekali dan lonceng B berbunyi setiap 3 jam sekali, maka kedua lonceng tersebut akan berbunyi secara bersamaan setiap 6 jam sekali”. Kemudian guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa tersebut dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah siswa melaksanakan permainan talking stick, siswa diharapkan dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK. Setelah itu siswa membentuk empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Ketika membagi kelompok, guru menempatkan minimal terdapat satu siswa yang pandai dalam satu kelompok untuk masing-masing kelompok. Kemudian guru memberikan permasalahan yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan KPK. Adapun permasalahan yang diberikan yaitu Gilang berlatih basket setiap 4 hari sekali, sedangkan Agung berlatih basket setiap 6 hari sekali. Mereka berlatih basket ditempat yang sama. Jika pada tanggal 1 November 57 2015 mereka berlatih basket bersama untuk pertama kalinya. Kapan mereka akan berlatih basket bersama lagi untuk kedua kalinya?. Masing-masing siswa tampak berusaha mencari penyelesaian dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Setelah itu, guru menunjuk salah satu siswa untuk maju mengerjakan di depan. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru menanyakan kepada siswa yang lain “bagaimana anak-anak apakah sudah benar?”, siswa menjawab “salah”, kemudian guru bertanya lagi “ayo siapa yang berani maju untuk membenarkan ini, angkat tangan?”, beberapa siswa mengangkat tangannya dan guru menunjuk salah satu siswa untuk maju membenarkan jawaban siswa yang masih salah. Setelah itu guru meminta siswa untuk memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa yang sudah dapat membenarkan jawaban siswa yang masih salah sebelumnya. Kemudian guru merminta semua siswa memperhatikan ke depan dan guru menjelaskan dimana letak kesalahan pekerjaan siswa sebelumnya, serta menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan contoh soal permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK. Setelah siswa menyimak penjelasan dari guru, kemudian siswa mendapatkan LKS dan media pembelajaran untuk masing-masing kelompok. Setelah itu siswa diminta 58 membuka buku paket kemudian siswa membaca, mempelajari dan memahami materi yang ada di buku paket serta berdiskusi membahas permasalahan contoh soal dengan menggunakan media pembelajaran yaitu kalender. Sebelum siswa menggunakan media, siswa diminta untuk terlebih dahulu membaca petunjuk penggunaan media, guru meminta bagi siswa yang sudah paham tentang cara penggunaan media untuk mengajari siswa dalam kelompoknya yang masih kesulitan atau belum paham tentang cara penggunaan media. Kemudian guru menunjuk satu siswa untuk maju mencoba menggunakan media. Ketika siswa maju, siswa tersebut ternyata sudah paham tentang cara menggunakan media tersebut dan dapat menggunakannya dengan benar, lalu guru memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa tersebut. Kemudian guru bertanya kepada siswa “apakah semua sudah paham mengenai penggunaan media tersebut?” kebanyakan siswa menjawab sudah paham tentang cara menggunakan media tersebut, karena cara penggunaannya hampir sama dengan media yang digunakan pada pertemuan sebelumnya yaitu kertas berpetak. Setelah itu, semua siswa menutup bukunya dan mengembalikan media tersebut kepada guru. Kemudian 59 semua siswa maju membentuk lingkaran dan guru mengambilkan sebuah tongkat. Siswa menyanyikan sebuah lagu berjudul menghitung KPK dan tongkat berputar diantara siswa. Siswa yang memegang tongkat ketika lagu berakhir mendapat sebuah pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis, sementara siswa yang lain kembali ke tempat duduk dan ikut mengerjakan. Pertanyaan pertama yang diberikan guru yaitu lampu A menyala setiap 6 menit sekali dan lampu B menyala setiap 8 menit sekali. Jika saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan, dalam berapa menit kedua lampu tersebut dapat menyala secara bersamaan lagi?. Satu siswa yang memegang tongkat menjawab pertanyaan tersebut di papan tulis. Setelah selesai mengerjakan, guru mengkoreksi hasil pekerjaan siswa tersebut, ternyata jawaban siswa tersebut salah, kemudian guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut dan semua siswa memperhatikan. Setelah guru selesai menjelaskan, kemudian siswa kembali menyanyikan sebuah lagu dan guru kembali memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa yang memegang tongkat, dan begitu seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan dari guru. Dalam permainan talking stick pada pertemuan kedua ini, 60 ada 11 pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru kepada siswa. Pada pertanyaan pertama ada 3 orang siswa yang masih salah. Pada pertanyaan kedua ada 7 siswa yang masih salah. Pada pertanyaan ketiga ada 1 siswa yang masih salah. Pada pertanyaan keempat ada 9 siswa yang masih salah. Apabila dihitung, dalam setiap pertanyaan kurang lebih ada antara 1 sampai 9 siswa yang masih hasil pekerjaannya masih salah. Setelah itu siswa diberi soal latihan secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, kemudian semua siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, yang nantinya hasil pekerjaan siswa tersebut akan dibawa pulang oleh peneliti dan dikoreksi dimana letak kesalahannya, kemudian pada pertemuan berikutnya hasil pekerjaan siswa tersebut akan dikembalikan lagi pada siswa.Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu, guru memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. c Pertemuan 3 Siklus I Pertemuan 3 Siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa, 27 oktober 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada 61 pertemuan ketiga materi yang akan dibahas adalah menentukan FPB dari dua dan tiga bilangan. Pelaksanaan penelitian pada pertemuan 3 siklus I dilakukan sesuai dengan rencana. Pertama-tama, guru melakukan apersepsi terlebih dahulu, guru bertanya kepada siswa “siapa yang tahu kepanjangan dari FPB?”, guru meminta siswa untuk mengangkat tangannya terlebih dahulu apabila siswa ingin menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa dan siswa menjawab dengan benar “FPB adalah Faktor Persekutuan Terbesar”. Kemudian guru kembali bertanya lagi kepada siswa “apa perbedaan FPB dengan KPK?”, guru menunjuk salah satu siwa yang angkat tangan dan siswa dapat menjawab dengan benar, kemudian guru memberikan apresiasi kepada siswa berupa tepuk tangan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah siswa melaksanakan permainan talking stick, siswa diharapkan mampu menentukan FPB dari dua dan tiga bilangan dengan benar. Ga Ti ter me da Gu me me LK Ke ma Si me ma pe 62 Setelah itu, siswa membentuk empat Gambar 4. Siswa membentuk kelompok Tiga kelompok terdiri dari 5 orang dan satu terdiri dari 6 orang. Ketika membagi kelom menempatkan minimal terdapat satu siswa ya dalam satu kelompok untuk masing-masing Guru kemudian menjelaskan materi tentang menentukan FPB dari dua dan tiga bilangan. Set memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa LKS dan media pembelajaran yaitu kertas Kemudian siswa diminta membuka buku pak materi tentang menentukan FPB dari dua dan tiga Siswa diminta untuk membaca, mempela memahaminya lagi, meskipun tadi guru sudah m materi tersebut. Setelah itu siswa berdiskusi permasalahan contoh soal dengan menggunak kelompok. u kelompok mpok, guru yang pandai kelompok. bagaimana etelah siswa a menerima s berpetak. aket hal 58 iga bilangan. elajari dan menjelaskan i membahas akan media 63 kertas berpetak. Setelah siswa membaca petunjuk penggunaan media, guru meminta bagi siswa yang masih bingung atau kesulitan dalam menggunakan media untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham tentang cara penggunaan media. Setelah itu guru menyakan kepada siswa “bagaimana anak-anak sudah paham apa belum cara menggunakan kertas berpetaknya?”, beberapa ada yang menjawab sudah dan beberapa ada yang hanya diam saja. Kemudian guru bertanya lagi kepada siswa yang tadi masih terlihat kesulitan “bagaimana mas Dicky sudah paham belum?”, dan siswa tersebut menjawab “sedikit bu”, kemudian guru meminta siswa tersebut untuk maju mencoba menggunakan media. Ketika siswa tersebut menggunakan media di depan kelas, sebenarnya siswa tersebut sudah paham cara menggunakannya dan hasilnya pun sudah benar, hanya saja siswa tersebut masih pelan dalam menggunakannya. Kemudian guru memberikan tepuk tangan kepada siswa, selanjutnya guru menjelaskan penggunaan media tersebut dan semua siswa memperhatikan. Setelah itu, semua siswa menutup buku bacaan dan mengembalikan medianya kepada guru. Semua siswa berkumpul melingkar menjadi satu di depan dan 64 menyanyikan sebuah lagu berjudul menghitung FPB sebagai awal mula tongkat berputar. Ketika lagu berakhir, siswa yang memegang tongkat mendapat sebuah pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis, sementara siswa yang lain kembali ke tempat duduk dan ikut mengerjakan. Pertanyaan pertama yang diberikan guru yaitu menentukan FPB dari 12 dan 15. Siswa sudah dapat menjawab dengan benar dan guru memberikan tepuk tangan. Kemudian guru bertanya kepada siswa yang lain “apakah ada yang masih salah angkat tangan?”, ada 2 siswa yang masih salah. Guru menanyakan dimana letak kesalahannya dan setelah itu guru menjelaskan kepada siswa cara mengerjakan soal tersebut dan semua siswa memperhatikan, begitu seterusnya. Dalam permainan talking stick pada pertemuan ketiga ini, guru sudah memberikan 12 pertanyaan kepada siswa, untuk yang menentukan FPB dari dua bilangan paling banyak ada 5 siswa yang salah dalam satu nomor, dan untuk yang menentukan FPB dari tiga bilangan paling banyak ada 9 siswa yang salah dalam satu nomor. Setelah itu siswa mengerjakan 5 nomor butir soal latihan secara individu dan mengumpulkan hasil pekerjaannya setelah siswa selesai mengerjakan. Pada 65 kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu, guru memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. d Pertemuan 4 Siklus I Pertemuan 4 Siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis, 29 oktober 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada pertemuan keempat materi yang akan dibahas adalah memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan FPB. Pelaksanaan penelitian pada pertemuan 4 siklus I dilakukan sesuai dengan rencana. Pertama-tama, guru melakukan apersepsi terlebih dahulu, guru bertanya kepada siswa “anak-anak apakah konsep mengenai FPB juga sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari?”, siswa belum ada yang berani menjawab, siswa masih terlihat bingung dan sambil berpikir. Kemudian siswa diminta untuk membuka buku paket hal 60. Setelah itu siswa baru dapat menjawab pertanyaan guru, siswa menjawab “ya”. Kemudian guru bertanya lagi kepada siswa “apa contoh penggunaan FPB dalam kehidupan sehari-hari?”, siswa menjawab “Ibu mempunyai 20 kue donat dan 15 kue bolu, setiap kue donat dan kue bolu akan dimasukkan ke dalam 66 toples dengan jumlah sama banyak. Berapa toples yang dibutuhkan Ibu?”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah siswa melaksanakan permainan talking stick , siswa diharapkan dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan FPB. Kemudian siswa membentuk empat kelompok, tiga kelompok terdiri dari 5 siswa dan satu kelompok terdiri dari 6 siswa. Ketika membagi kelompok, guru menempatkan minimal terdapat satu siswa yang pandai dalam satu kelompok untuk masing-masing kelompok. Kemudian guru memberikan suatu contoh permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan FPB. Adapun permasalahan yang diberikan yaitu “Ibu membeli 56 buah jeruk dan 42 buah apel dan akan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Masing-masing jenis buah mengisi sama banyak pada setiap kantong plastik. Berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan dan berapa buah jeruk dan buah apel dalam setiap satu kantong plastik?”, masing-masing siswa mencoba mengerjakan di buku catatan, setelah itu guru bertanya kepada siswa “siapa yang berani mengerjakan di depan angkat tangan?”, kemudian guru menunjuk salah satu siswa dan siswa maju mengerjakan di depan. Setelah dikoreksi, jawaban siswa tersebut benar. Kemudian guru 67 bertanya kepada siswa yang lain “apakah ada yang masih salah?”, beberapa siswa ada yang masih salah, lalu guru meminta semua siswa untuk memperhatikan ke depan dan guru menjelaskan. Setelah siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa diminta untuk membaca dan mempelajari lagi materi tersebut yang ada di buku paket, sambil guru membagikan LKS dan media pembelajaran berupa dakon bilangan untuk masing-masing kelompok. Setelah itu siswa berdiskusi mencoba menggunakan media tersebut. Guru meminta siswa yang sudah paham untuk membantu siswa dalam satu kelompoknya yang masih kesulitan cara penggunaan media tersebut. Setelah itu guru bertanya kepada siswa “siapa yang ingin mencoba mempraktikan menggunakan media di depan?” beberapa siswa mengangkat tangan dan guru menunjuk salah satu siswa. Ketika siswa tersebut maju, siswa tersebut dapat menggunakan media dengan benar. Setelah itu guru menjelaskan sedikit tentang penggunaan media tersebut. Setelah itu, semua siswa menutup bukunya dan mengembalikan media tersebut kepada guru. Kemudian semua siswa maju membentuk lingkaran dan guru mengambilkan sebuah tongkat. Siswa menyanyikan sebuah 68 lagu berjudul menghitung FPB dan tongkat berputar diantara siswa. Siswa yang memegang tongkat ketika lagu berakhir mendapat sebuah pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis, sementara siswa yang lain kembali ke tempat duduk dan ikut mengerjakan. Pertanyaan pertama yang diberikan guru yaitu Ibu Abid membuat 70 kue donat dan 56 kue bolu. Kue-kue itu akan dikemas ke dalam toples. Setiap kue mengisi toples sama banyak. Berapa paling banyak toples yang dibutuhkan?. Satu siswa yang memegang tongkat menjawab pertanyaan tersebut di papan tulis. Setelah selesai mengerjakan, guru mengkoreksi hasil pekerjaan siswa tersebut dan jawaban siswa tersebut benar, kemudian guru bertanya kepada siswa yang lain siapa yang masih salah angkat tangan?, ada tiga siswa yang masih salah. Kemudian guru menjelaskan di papan tulis bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut dan semua siswa memperhatikan. Setelah guru selesai menjelaskan, kemudian siswa kembali menyanyikan sebuah lagu dan guru kembali memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa yang memegang tongkat, dan begitu seterusnya sampai se Ga ke gu ya be lat pe ke dib 69 sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan Gambar 5. Siswa memegang tongkat Dalam permainan talking stick pada keempat ini, ada 12 pertanyaan yang sudah dibe guru kepada siswa. dan setiap pertanyaan sudah yang mampu menjawab dengan benar, tetapi beberapa yang masih salah. Setelah itu siswa mengerjakan 5 nomor latihan secara individu dan mengumpulk pekerjaannya setelah siswa selesai mengerjak kegiatan akhir, siswa menyimpulkan mater dibimbing oleh guru. Setelah itu, guru memoti n dari guru. pertemuan berikan oleh ah ada siswa pi ada juga r butir soal ulkan hasil jakan. Pada teri dengan tivasi siswa 70 agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. e Pertemuan 5 Siklus I Tes evaluasi tindakan pada siklus I dilakukan pada pertemuan kelima yaitu pada hari selasa, 3 november 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Sebelum tes diberikan, siswa dibimbing oleh guru untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada empat pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru dibantu peneliti membagikan lembar soal tes. Setiap soal berisi 20 butir pertanyaan. Sebelumnya guru mengingatkan agar siswa mengerjakan soal secara individu. Pelaksanaan tes berjalan tenang dan kondusif. 71 3 Hasil Observasi a Hasil Belajar Matematika Berikut ini adalah hasil tes evaluasi tindakan pada siklus I : Tabel 8. Hasil Tes Evaluasi Tindakan Siklus I No. Kode Siswa Nilai Keterangan No. Kode Siswa Nilai Keterangan 1 AIP 73 Tuntas 12 JP 67 Tuntas 2 BN 60 Belum Tuntas 13 KA 63 Belum Tuntas 3 BMF 58 Belum Tuntas 14 MRA 80 Tuntas 4 BA 90 Tuntas 15 MA 65 Tuntas 5 CL 77 Tuntas 16 RSP 70 Tuntas 6 DP 62 Belum Tuntas 17 SI 62 Belum Tuntas 7 DKA 68 Tuntas 18 SS 70 Tuntas 8 DK 67 Tuntas 19 SA 78 Tuntas 9 DA 65 Tuntas 20 ZLP 72 Tuntas 10 EDP 72 Tuntas 21 ZF 60 Belum Tuntas 11 FNS 70 Tuntas Jumlah 1449 Nilai rata-rata kelas 69 Jumlah siswa yang tuntas belajar nilai ≥ 65 15 Persentase ketuntasan belajar siswa nilai ≥ 65 71 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I jumlah total nilai siswa adalah 1449 dan jumlah nilai rata-rata kelas adalah 69 . Kemudian siswa yang sudah tuntas adalah 15 siswa dan siswa yang belum tuntas adalah 6 siswa, sehingga dapat disimpulkan persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siklus I adalah 71. 72 Selantunya perlu adanya perbandingan dari nilai hasil ulangan harian dan pretes sebelum dilakukan tindakan dengan nilai hasil tes evaluasi tindakan siklus I. Tabel 9. Perbandingan nilai hasil ulangan harian dan pretes sebelum dilakukan tindakan dengan nilai hasil tes evaluasi tindakan siklus I Aspek Ulangan Harian Pre-tes Siklus I Siswa Siswa Siswa Tuntas Belajar nilai≥65 13 62 11 52 15 71 Tidak Tuntas Belajar nilai 65 8 38 10 48 6 29 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan. b Aktivitas Siswa dan Guru 1 Aktivitas Siswa Berikut ini perbandingan persentase keaktifan siswa pada siklus I dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4. Tabel 10. Persentase Keaktifan Siswa pada Siklus I No Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1. Ke-1 5 36 2. Ke-2 7 50 3. Ke-3 9 64 4. Ke-4 9 64 73 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa pada pertemuan ke-1 adalah 36, pertemuan ke-2 adalah 50, pertemuan ke-3 adalah 64, pertemuan ke-4 adalah 64. Adapun keadaan perbandingan persentase keaktifan siswa pada siklus I dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4 digambarkan dalam bentuk diagram berikut: Diagram 2. Perbandingan persentase keaktifan siswa pada siklus I dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4 10 20 30 40 50 60 70 Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Pertemuan ke-4 Persentase Keaktifan Siswa Persentase Keaktifan Siswa 74 2 Aktivitas Guru Berikut ini perbandingan persentase aktivitas guru pada siklus I dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4. Tabel 11. Persentase Aktivitas Guru pada Siklus I No Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1. Ke-1 8 89 2. Ke-2 8 89 3. Ke-3 8 89 4. Ke-4 8 89 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4 adalah 89. Adapun keadaan perbandingan persentase aktivitas guru pada siklus I dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4 digambarkan dalam bentuk diagram berikut: 75 Diagram 3. Perbandingan persentase aktivitas guru pada siklus I dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-4 4 Refleksi Tindakan Siklus I Refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran dan kemudian memikirkan kemungkinan yang menjadi penyebab kekurangan tersebut. Berikut ini tabel refleksi pada siklus I: 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Pertemuan ke-4 Persentase Aktivitas Guru Persentase Aktivitas Guru 76 Tabel 12. Refleksi Siklus I No Kekurangan Tindakan Siklus I Penyebab 1. Ketika siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5-6 orang, kondisi belajar menjadi tidak tenang. Karena dalam satu kelompok terdiri dari terlalu banyak siswa, maka dapat menyebabkan siswa berbicara sendiri dengan teman di sebelahnya, mengganggu teman sebelahnya. 2. Ketika siswa mengerjakan soal latihan di kegiatan akhir pembelajaran pada setiap pertemuan, beberapa siswa ada yang masih belum jujur dalam mengerjakan, seperti mencontek pekerjaan teman. Ketika beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan mengumplkan hasil pekerjaannya kepada guru, guru menjadi kurang mengawasi siswa-siswa yang lain, sehingga beberapa siswa ada yang mencontek pekerjaan milik teman. 3. Beberapa siswa ada yang kurang tertib ketika sedang mengerjakan soal latihan di kegiatan akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Ada siswa yang berebut ketika meminjam penghapus milik teman dan lupa mengembalikan sehingga membuat siswa marah. Beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan dan mengumpulkan pekerjaannya kepada guru, mengganggu temannya yang sedang mengerjakan. 4. Beberapa siswa ada yang kurang tekun ketika sedang mengerjakan soal latihan di kegiatan akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Ketika sedang melakukan permainan talking stick, ada beberapa siswa yang bernyanyi sambil memukul meja dan membuat gaduh dengan temannya sehingga membuat siswa menjadi kelelahan dan kurang tekun ketika sedang mengerjakan soal latihan. 5. Siswa masih kurang kompak dalam melaksanakan permainan talking stick . Ada beberapa siswa yang bernyanyi sambil memukul meja dan membuat gaduh dengan temannya. 6. Siswa masih kurang aktif bertanya dan menjawab mengenai tugas yang didiskusikan dalam kelompok. Beberapa siswa masih ada yang terlihat pasif, jika guru tidak menunjuk maka siswa tersebut hanya akan diam saja. 77 b. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 1 Perencanaan Tindakan Siklus II Rencana tindakan pada siklus II ini hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi sebelumnya. Kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan tindakan siklus I diupayakan untuk diperbaiki. Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti merancang tindakan yang dilaksanakan sebagai berikut: a Perencanaan Umum 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan model pembelajaran talking stick . Langkah-langkah RPP disusun dengan memperhatikan hasil refleksi sebelumnya. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru kelas yang sekaligus guru mata pelajaran matematika. RPP digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. 2 Menyusun lembar observasi untuk setiap pertemuan pelaksanaan pembelajaran di kelas. 3 Mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan dan menyusun Lembar Kerja Siswa LKS dengan 78 pertimbangan dosen dan guru kelas yang sekaligus guru mata pelajaran matematika. 4 Menyusun dan mempersiapkan soal tes evaluasi tindakan untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen dan guru kelas yang sekaligus guru mata pelajaran matematika. b Perencanaan Khusus 1 Pembagian kelompok kecil yaitu siswa dibagi menjadi 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3 siswa. 2 Ketika siswa sedang mengerjakan soal latihan, guru memberitahukan kepada siswa, bagi siswa yang mencontek tidak akan mendapatkan nilai dan guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya secara bersama-sama setelah semua siswa selesai mengerjakan sehingga guru tetap bisa mengawasi siswa. 3 Ketika siswa sedang mengerjakan soal latihan, guru memberitahukan kepada siswa supaya tetap tertib dan bagi siswa yang tidak tertib maka tidak boleh istirahat. 4 Guru memotivasi siswa agar lebih tekun ketika sedang mengerjakan soal latihan. 79 5 Guru meminta siswa supaya tidak gaduh dan tetap kompak ketika sedang melaksanakan permainan talking stick . 6 Ketika sedang berdiskusi kelompok, guru meminta untuk setiap siswa dalam satu kelompok membuat minimal satu pertanyaan dan guru memotivasi siswa untuk lebih aktif bertanya serta guru memberikan hadiah bagi siswa yang berani bertanya, kemudian guru memberikan kesempatan bagi siswa yang lain untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa sebelum guru yang menjawab. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II a Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis, 5 november 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Pelaksanaan penelitian pada pertemuan 1 siklus II dilakukan sesuai dengan rencana. Pertama-tama, guru melakukan apersepsi terlebih dahulu, guru bertanya kepada siswa “pada suatu sore Dicka akan memakan sepotong roti kemudian tiba-tiba Dicky datang dan Dicka hanya memiliki 80 sepotong roti, nah bagaimana agar mereka bisa makan roti bersama-sama?”, kemudian siswa menjawab “dipotong”, guru bertanya kembali “supaya adil dibagi menjadi berapa bagian?”, siswa menjawab “dua”, guru bertanya lagi “nah berarti Dicka dan Dicky akan mendapat bagian yang sama besar, berapa bagian yang didapat Dicka dan Dicky?”, siswa menjawab “satu per dua”, lalu guru memberikan pengertian “nah inilah yang disebut dengan pecahan”, kemudian guru memberikan penjelasan mengenai pengertian pecahan dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah siswa melaksanakan permainan talking stick, siswa diharapkan mampu menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Setelah itu, siswa membentuk tujuh kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Ketika membagi kelompok, guru menempatkan minimal terdapat satu siswa yang pandai dalam satu kelompok untuk masing-masing kelompok. Guru kemudian menjelaskan materi tentang bagaimana menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Setelah siswa memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa menerima LKS dan media pembelajaran yaitu gelas pecahan. Kemudian siswa diminta membuka buku paket hal 64 81 materi tentang menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Kemudian siswa diminta untuk mempelajari lagi materi tersebut dan mendiskusikannya dengan menggunakan media gelas pecahan serta masing-masing siswa dalam satu kelompok diminta untuk membuat satu pertanyaan. Setelah itu guru meminta satu anak untuk mencoba menggunakan media di depan lalu guru menjelaskan tentang penggunaan media tersebut. Setelah itu guru meminta siswa untuk bertanya menggunakan pertanyaan yang tadi sudah dibuat oleh siswa. Kemudian salah satu siswa bertanya “Bu, untuk menentukan penyebut pecahan selain menggunakan KPK apakah dapat juga dengan menggunakan perkalian bilangan?”, lalu guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut dan beberapa siswa menjawab “dapat”, kemudian guru memberikan penguatan “dapat, tetapi lebih mudah dengan menggunakan KPK, misal : + = ⋯ , jika menggunakan KPK penyebutnya adalah 12, tetapi kalau menggunakan perkalian penyebutnya adalah 24, jadi lebih baik menggunakan KPK”. Setelah itu, semua siswa menutup buku bacaan dan mengembalikan medianya kepada guru. Semua siswa be me aw su pe me da lai Pe Ga de Ke ad sis 82 berkumpul melingkar menjadi satu di de menyanyikan sebuah lagu berjudul pecahan bia awal mula tongkat berputar, guru memotiv supaya tidak gaduh dan tetap kompak dalam mel permainan talking stick. Ketika lagu berakhir, s memegang tongkat mendapat sebuah pertanyaan dan mengerjakannya di papan tulis, sementara s lain kembali ke tempat duduk dan ikut me Pertanyaan pertama yang diberikan guru yaitu + Gambar 6. Siswa sedang mengerjakan pertany diberikan oleh guru Siswa pertama yang maju sudah dapat dengan benar dan guru memberikan tepuk Kemudian guru bertanya kepada siswa yang lai ada yang masih salah angkat tangan?”, terny siswa dapat menjawab dengan benar dan apabila depan dan iasa sebagai tivasi siswa elaksanakan , siswa yang an dari guru siswa yang engerjakan. + . nyaan yang t menjawab uk tangan. lain “apakah nyata semua ila ada yang 83 masih salah maka guru akan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut, begitu seterusnya. Dalam permainan talking stick pada pertemuan pertama siklus II ini, guru sudah memberikan 11 pertanyaan kepada siswa mengenai menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, dan paling banyak ada 4 siswa yang salah dalam satu nomor. Setelah itu siswa mengerjakan 5 nomor butir soal latihan secara individu dan guru memberitahukan kepada siswa supaya jujur dalam mengerjakan dan mengumpulkan hasil pekerjaannya secara bersama-sama setelah semua siswa selesai mengerjakan, bagi siswa yang mencontek tidak akan mendapatkan nilai, serta guru memotivasi siswa supaya tetap tertib dan tekun dalam mengerjakan, bagi siswa yang tidak tertib maka siswa tidak boleh istirahat. Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu, guru memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. b Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 2 Siklus II ini dilaksanakan pada hari selasa, 10 november 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah 84 memecahkan permasalahan sehari-hari tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Pelaksanaan penelitian pada pertemuan 2 siklus II dilakukan sesuai dengan rencana. Pertama-tama, guru melakukan apersepsi terlebih dahulu, guru bertanya kepada siswa “pada sewaktu istirahat kamu sedang makan sebuah kue, tiba-tiba tiga temanmu datang dan kamu ingin membagikan kue tersebut kepada tiga temanmu. Supaya adil kamu harus membagi kue tersebut menjadi berapa bagian?”, siswa menjawab “empat bagian bu”, lalu guru bertanya lagi “nah berarti setiap anak mendapatkan berapa bagian?”, guru menunjuk salah satu siswa, siswa menjawab “satu per empat bagian bu”, dan guru memberikan tepuk tangan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah siswa melaksanakan permainan talking stick, siswa diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Setelah itu, siswa membentuk tujuh kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Ketika membagi kelompok, guru menempatkan minimal terdapat satu siswa yang pandai dalam satu kelompok untuk masing-masing kelompok. Guru kemudian menjelaskan materi tentang 85 memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Setelah siswa memperhatikan penjelasan guru, kemudian siswa menerima LKS dan media pembelajaran yaitu gelas pecahan. Kemudian siswa diminta membuka buku paket hal 70 materi tentang memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Kemudian siswa diminta untuk mempelajari lagi materi tersebut dan mendiskusikannya dengan menggunakan media gelas pecahan serta masing-masing siswa dalam satu kelompok diminta untuk membuat satu pertanyaan. Setelah itu guru meminta satu anak untuk mencoba menggunakan media di depan lalu guru menjelaskan tentang penggunaan media tersebut. Setelah itu guru meminta siswa untuk bertanya menggunakan pertanyaan yang tadi sudah dibuat oleh siswa. Kemudian salah satu siswa bertanya “bu, semisal ada soal + − berarti yang harus dikerjakan yang mana dulu bu?”, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut dan guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, siswa menjawab “yang depan dulu”, guru memberikan tepuk tangan kepada siswa 86 tersebut, lalu guru memberikan penguatan “yang harus dikerjakan adalah yang depan terlebih dahulu, kecuali kalau ada tanda kurung, maka yang harus dikerjakan yang berada didalam tanda kurung terlebih dahulu”. Setelah itu, semua siswa menutup buku bacaan dan mengembalikan medianya kepada guru. Semua siswa berkumpul melingkar menjadi satu di depan dan menyanyikan sebuah lagu berjudul pecahan biasa sebagai awal mula tongkat berputar, guru memotivasi siswa supaya tidak gaduh dan tetap kompak dalam melaksanakan permainan talking stick. Ketika lagu berakhir, siswa yang memegang tongkat mendapat sebuah pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis, sementara siswa yang lain kembali ke tempat duduk dan ikut mengerjakan. Pertanyaan pertama yang diberikan guru yaitu “ayah mempunyai sebuah kue. Sebanyak bagian akan diberikan kepada Fandi. Berapa bagian kue yang masih dimiliki ayah?”, Siswa pertama yang maju sudah dapat menjawab dengan benar dan guru memberikan tepuk tangan. Kemudian guru bertanya kepada siswa yang lain “apakah ada yang masih salah angkat tangan?”, ternyata masih ada satu siswa yang masih salah. Lalu guru melihat pekerjaan siswa tersebut dan menjelaskan cara mengerjakan soal 87 tersebut di papan tulis, sementara semua siswa memperhatikan, begitu seterusnya. Dalam permainan talking stick pada pertemuan pertama siklus II ini, guru sudah memberikan 11 pertanyaan kepada siswa mengenai memecahkan permaslahan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, dan paling banyak ada 5 siswa yang salah dalam satu nomor. Setelah itu siswa mengerjakan 5 nomor butir soal latihan secara individu dan guru memberitahukan kepada siswa supaya jujur dalam mengerjakan dan mengumpulkan hasil pekerjaannya secara bersama-sama setelah semua siswa selesai mengerjakan, bagi siswa yang mencontek tidak akan mendapatkan nilai, serta guru memotivasi siswa supaya tetap tertib dan tekun dalam mengerjakan, bagi siswa yang tidak tertib maka siswa tidak boleh istirahat. Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu, guru memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam. c Pertemuan 3 Siklus II Tes evaluasi tindakan pada siklus II dilaksanakan pada pertemuan ketiga yaitu pada hari kamis, 12 november 2015 pada pukul 07.00 – 08.45 WIB. Sebelum tes diberikan, sis ya Se tes me Pe Ga 3 Hasil O a Ha Be 88 siswa dibimbing oleh guru untuk mengingat kemb yang telah dipelajari pada dua pertemuan se Selanjutnya guru dibantu peneliti membagikan le tes. Setiap soal berisi 20 butir pertanyaan. Sebelum mengingatkan agar siswa mengerjakan soal secar Pelaksanaan tes berjalan tenang dan kondusif. Gambar 7. Siswa sedang mengerjakan tes evaluas siklus II l Observasi Hasil Belajar Matematika Berikut ini adalah hasil tes evaluasi tindakan pada mbali materi sebelumnya. lembar soal lumnya guru ara individu. uasi tindakan da siklus II: 89 Tabel 13. Hasil Tes Evaluasi Tindakan Siklus II No . Kode Siswa Nilai Keterangan No . Kode Siswa Nilai Keterangan 1 AIP 75 Tuntas 12 JP 68 Tuntas 2 BN 66 Tuntas 13 KA 66 Tuntas 3 BMF 62 Belum Tuntas 14 MRA 85 Tuntas 4 BA 93 Tuntas 15 MA 68 Tuntas 5 CL 75 Tuntas 16 RSP 68 Tuntas 6 DP 66 Tuntas 17 SI 63 Belum Tuntas 7 DKA 72 Tuntas 18 SS 79 Tuntas 8 DK 70 Tuntas 19 SA 83 Tuntas 9 DA 68 Tuntas 20 ZLP 76 Tuntas 10 EDP 79 Tuntas 21 ZF 64 Belum Tuntas 11 FNS 74 Tuntas Jumlah 1520 Nilai rata-rata kelas 72,38 Jumlah siswa yang tuntas belajar nilai ≥ 65 18 Persentase ketuntasan belajar siswa nilai ≥ 65 86 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II jumlah total nilai siswa adalah 1520 dan jumlah nilai rata-rata kelas adalah 72,38. Kemudian siswa yang sudah tuntas adalah 18 siswa dan siswa yang belum tuntas adalah 3 siswa, sehingga dapat disimpulkan persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siklus II adalah 86. Selantunya perlu adanya perbandingan dari nilai hasil ulangan harian dan pretes sebelum dilakukan tindakan dengan nilai hasil tes evaluasi tindakan siklus I dan siklus II. 90 Tabel 14. Perbandingan nilai hasil ulangan harian dan pretes sebelum dilakukan tindakan dengan nilai hasil tes evaluasi tindakan siklus I dan siklus II Aspek Ulangan Harian Pre-tes Siklus I Siklus II Siswa Siswa Siswa Siswa Tuntas Belajar nilai≥65 13 62 11 52 15 71 18 86 Tidak Tuntas Belajar nilai 65 8 38 10 48 6 29 3 14 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan berdasarkan hasil prê-tes yaitu sebesar 52 dengan setelah dilakukan tindakan sampai dengan siklus II yaitu menjadi 86, maka besar peningkatannya adalah 34. Peningkatan jumlah ketuntasan belajar matematika siswa kelas IV SD N Suryodiningratan II disajikan pada diagram berikut ini: 91 Diagram 4. Perbandingan jumlah siswa yang tuntas belajar dari nilai ulangan harian, pre-tes, siklus I, dan siklus II b Aktivitas Siswa dan guru 1 Aktivitas Siswa Berikut ini perbandingan persentase keaktifan siswa pada siklus II dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-2. Tabel 15. Persentase Keaktifan Siswa pada Siklus II No Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1. Ke-1 12 86 2. Ke-2 13 93 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase aktivitas siswa pada pertemuan ke-1 adalah 86, pertemuan ke-2 adalah 93. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Ulangan Harian Pre-Tes Siklus I Siklus II Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas 92 Adapun keadaan perbandingan persentase keaktifan siswa pada siklus II dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-2 digambarkan dalam bentuk diagram berikut: Diagram 5. Perbandingan persentase keaktifan siswa pada siklus II dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-2 2 Aktivitas Guru Berikut ini perbandingan persentase aktivitas guru pada siklus II dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-2. Tabel 16. Persentase Aktivitas Guru pada Siklus II No Pertemuan Jumlah Skor Persentase 1. Ke-1 8 89 2. Ke-2 8 89 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru pada pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 89. 82 84 86 88 90 92 94 Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Persentase Keaktifan Siswa Persentase Keaktifan Siswa 93 4 Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran talking stick dapat berjalan dengan lancar dan baik dibandingkan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan, situasi pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I terdapat 15 anak yang tuntas belajar dan jika dipersentasekan sebesar 71. Sedangkan pada siklus II terdapat 18 anak yang tuntas belajar dan jika dipersentasekan sebesar 86. Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh pada siklus II dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu minimal 75 jumlah persentase ketuntasan belajar siswa dari seluruh jumlah siswa, maka dengan demikian pembelajaran dikatakan berhasil. Demikian juga dengan aktivitas proses pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh, pada siklus I dan siklus II besar persentase aktivitas guru adalah sebesar 89. Sedangkan besar persentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 adalah 36, ke-2 adalah 50, ke-3 adalah 64, ke-4 adalah 64, dan pada siklus II pertemuan ke-1 adalah 86, ke-2 adalah 93. Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh pada siklus II dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah 94 ditetapkan yaitu minimal 75, maka dengan demikian pembelajaran dikatakan berhasil dan penelitian dihentikan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pokok bahasan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada siswa kelas IV SD N Suryodiningratan II Tahun Ajaran 20152016. Model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar karena dengan menggunakan model pembelajaran talking stick, siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah 2002:90 bahwa salah satu karakteristik siswa anak SD adalah masih gemar bermain, Pitadjeng 2006: 95 bahwa pembelajaran yang dikemas menggunakan suatu permainan dapat membuat anak didik menjadi lebih senang dalam belajar. Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran talking stick, guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah paham dan siswa yang belum paham, kemudian guru menjelaskan kepada siswa yang masih belum paham sehingga dengan demikian hasil belajar siswa dapat meningkat. Selain itu talking stick juga pernah dibuktikan oleh Galih Dwiana Putra yang berjudul upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran talking stick pada siswa kelas IV SD N 3 Gunungpati Tahun Ajaran 20112012. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 55,79. Siswa yang sudah mencapai 95 ketuntasan belajar adalah 15 siswa 55, sedangkan yang belum sebanyak 12 siswa 45. Setelah diadakan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 67,92. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa 63, dan siswa yang belum tuntas adalah 10 siswa 37. Kemudian setelah diadakannya tindakan siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,59. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa 85, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa 15. Pada penelitian ini, sebelum diterapkannya model pembelajaran talking stick , hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa masih tergolong rendah yaitu 64,28, hanya 13 siswa 62 dari 21 siswa yang dapat mengerjakan soal dengan nilai diatas 65, sedangkan berdasarkan hasil pre-tes, rata-ratanya adalah 62,38, hanya 11 siswa 52 dari 21 siswa yang memperoleh nilai diatas 65. Setelah diterapkannya model pembelajaran talking stick berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil tes siklus I menunjukkan sebanyak 15 siswa 71 dari 21 siswa yang dapat memperoleh nilai diatas 65 dengan rata-rata nilai yaitu 69. Kemudian hasil tes siklus II menunjukkan sebanyak 18 siswa 86 dari 21 siswa yang dapata memperoleh nilai diatas 65 dengan nilai rata-rata yaitu 72,38. Berikut diagram perbandingan persentase jumlah siswa yang tuntas belajar mulai dari hasil ulangan harian kemudian pre-tes sampai dengan hasil tes siklus I dan siklus II. 96 Diagram 6. Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar pada Ulangan Harian, Pre-tes, Siklus I, dan Siklus II Pada saat ulangan harian sebanyak 62 dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65. Kemudian saat pre-tes sebanyak 52 dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65. Dalam siklus I sebanyak 71 dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥65. Dalam siklus II sebanyak 86 dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥65. Adapun perbandingan nilai rata-rata hasil belajar pada ulangan harian, pre-tes, siklus I, dan siklus II disajikan pada diagram berikut. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ulangan Harian Pre-tes Siklus I Siklus II PERBANDINGAN JUMLAH SISWA YANG TUNTAS BELAJAR Jumlah Siswa

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25