Pengertian Hasil Belajar Ranah Hasil Belajar

14 6 Kreasi C6 Kreasi atau menciptakan adalah menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang sebelumnya kurang jelas. b. Afektif Aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Alex Shiran 2008: 18 membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat, sebagai berikut: 1 ReceivingPenerimaan Penerimaan yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang pada peserta didik, baik dalam bentuk masalah situasi atau gejala. 2 RespondingJawaban Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. 3 ValuingMenghayati nilai Yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tersebut. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai. 4 OrganizationOrganisasi Organisasi yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, serta prioritas nilai yang telah dimilikinya. 15 5 Characterization by a valueInternalisasi nilai Internalisasi nilai adalah keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. c. Psikomotorik Alex Shiran 2008: 19 menguraikan hasil belajar aspek psikomotor dalam berbagai taraf sebagai berikut ini: 1 Persepsi Taraf pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat motorik ialah menyadari tentang objek-objek, sifat atau hubungan- hubungan melalui alat indera. Taraf ini mencakup kemampuan menafsirkan rangsangan. 2 Kesiapan Pada taraf ini terdapat kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau untuk bereaksi terhadap suatu kejadian dengan cara-cara tertentu. Kesiapan mencakup tiga aspek, yaitu: intelektual, fisik, dan emosional. 3 Gerakan terbimbing Taraf ini merupakan permulaan pengembangan ketrampilan motorik, yang ditekankan adalah yang merupakan kemampuan dari ketrampilan yang lebih kompleks. Gerak terbimbing adalah perbuatan individu lain yang member contoh. 16 4 Gerakan terbiasa Gerak pada taraf ini peserta didik sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit terampil dalam melakukan suatu perbuatan. Jadi peserta didik sudah berpegang pada suatu pola tertentu. 5 Gerakan kompleks Pada taraf ini peserta didik melakukan perbuatan motorik yang kompleks, karena pola gerakan yang dituntut memang sudah kompleks. Dari uraian tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf yang diukur melalui tes pada siswa. Selain itu, sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2006: 121 bahwa karakteristik anak usia SD baru sampai pada tahap C3, belum sampai pada tahap analisa dan seterusnya, maka dalam penelitian ini yang diukur hanya pada ranah kognitif, yaitu C1, C2, dan C3 saja.

B. Kajian tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Sehubungan dengan pembelajaran matematika di sekolah dasar, guru perlu memahami karakteristik siswa usia sekolah dasar secara mendalam. Pemahaman guru mengenai karakteristik siswa yang dihadapinya dapat memberikan pedoman bagaimana memperlakukan siswa dalam proses 17 pembelajaran dengan tepat. Keberhasilan proses pembelajaran diantaranya juga ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan siswanya. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan metode dalam proses pembelajaran sehingga membantu siswa mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku-perilakunya ke arah yang lebih baik.

1. Klasifikasi Tingkat Perkembangan Berpikir Anak

Jean Piaget dalam Sri Subarinah 2006: 2 mengklasifikasikan tingkat-tingkat perkembangan berpikir anak sebagai berikut: a. Tahap Sensori Motorik usia kurang dari 2 tahun b. Tahap Praoperasi usia 2−7 tahun c. Tahap Operasi Kongret usia 7−11 tahun d. Tahap Operasi Formal usia 11 tahun keatas Berdasarkan klasifikasi di atas, pada tahap operasi konkret banyak ahli memasukkan tahap ini sebagai tahap perkembangan intelektual. Dimana dalam tahap ini anak sudah dapat berpikir secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubungkannya secara logis. Masa perkembangan intelektual meliputi masa siap bersekolah dan masa anak bersekolah, yaitu umur 7 sampai 12 tahun.

2. Karakteristik Masa Kanak-kanak Kelas Tinggi

Syaiful Bahri Djamarah 2002: 90 membagi masa kanak-kanak di sekolah dasar dibagi menjadi dua, yaitu masa kanak-kanak kelas rendah dan masa kanak-kanak kelas tinggi. Masa kanak-kanak kelas tinggi 18 sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas, antara lain sebagai berikut: a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. c. Ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus. d. Anak-anak pada masa ini masih gemar bermain dan membentuk kelompok sebaya. Salah satu karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu anak masih gemar bermain. Oleh karenanya pembelajaran matematika di SD sebaiknya dilakukan dengan menggunakan permainan, supaya siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika dan pembelajaran matematika juga tidak terkesan membosankan bagi siswa. Apabila siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika, hal ini menyebabkan siswa tidak dapat menyerap secara maksimal materi yang telah diajarkan oleh guru dan menyebabkan siswa mengalami kesulitan ketika sedang mengerjakan soal-soal ulangan yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan uraian di atas, bahwa karakteristik anak usia sekolah dasar pada umumnya masih senang bermain, maka dalam penelitian ini salah satu alternatif cara yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran talking stick pada mata pelajaran matematika.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25