Halaman 145 provinsi, dan setelah pencatatan keuangan berbasis akrual, item tersebut
dicatatkan dalam lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Gambar 15. Perbandingan antara target dan
realisasi pendapatan Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun
2015-2016
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah Kab. Bulukumba, 2016
Beberapa upaya Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam meningkatkan pencapaian target dan realisasi pendapatan dengan beberapa kebijakan sebagai
berikut: a. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan khususnya yang
bersumber dari pajak dan retribusi daerah terutama melalui pendayagunaan aset daerah namun dengan tetap menjaga agar peningkatan penerimaan pajak dan
retribusi daerah tidak menambah beban masyarakat dan tidak menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan atau organisasi penghasil, antara lain dengan memberikan kewenangan yang lebih luas
dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan daerah. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah guna meningkatkan
ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah. c. Perbaikan sistem dan mekanisme penarikan pajak dan retribusi daerah ditempat-
tempat strategis sehingga mengurangi resiko kebocoran PAD. d. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam
peningkatan pendapatan khususnya yang bersumber dari dana perimbangan. e. Peningkatan kualitas pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan masyarakat
serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan.
2. Belanja
Target dan realisasi belanja Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun 2015. Target belanja Tahun 2015
sebesar Rp.1.519.329.177.031,00 dan di Tahun 2016 meningkat menjadi Rp.1.667.732.474.256,18 atau meningkat 9,77 persen. Sedangkan realisasi belanja
juga mengalami peningkatan yakni dari Rp.1.370.710.592.644,79 pada Tahun 2015 dan meningkat menjadi Rp.1.418.484.536.886,96 pada Tahun 2016 atau meningkat
3,49 persen.
Halaman 146 Alokasi Anggaran belanja Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016
sebesar Rp.1.667.732.474.256,18 terealisasi sebesar Rp.1.418.484.536.886,96 atau 85,05 persen, dengan rincian sebagai berikut: belanja tidak langsung terealisasi
sebesar 86,54 persen dan belanja langsung terealisasi sebesar 80,34 persen.
Gambar 16.
Perbandingan antara target dan realisasi belanja Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014-2015
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah Kab. Bulukumba, 2016
Realisasi belanja langsung yang tidak maksimal terdapat pada Belanja modal yakni hanya terealisasi sebesar 80,34 persen, dan penyebab tidak maksimalnya
pencapaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Terdapat belanja bangunan dan gedung yang realisasinya hanya 53,98 persen
yang disebabkan karena adanya kegiatan pembangunan gedung Rumah Sakit H.A. Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba yang sumber dananya dari Pinjaman
PIP dengan anggaran Rp.85.950.142.000 yang terdiri dari belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp.75.936.842.000 dan belanja modal peralatan mesin
sebesar Rp.10.013.300.000 dan sampai akhir Tahun baru terealisasi sebesar Rp.46.595.764.872 atau 54,21 persen. Dan sisa anggaran sebesar
Rp.39.717.257.128 tetap dianggarkan di Tahun 2016 untuk lanjutan pembangunan rumah sakit.
b. Terdapat Dana Alokasi Khusus DAK Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Pembangunan Pasar Perdesaan yang merupakan DAK Tambahan
sebesar Rp.15.493.300.200 yang masuk di perubahan APBD Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 yang tidak terealisir disebabkan karena juknis
pelaksanaan DAK Tambahan turun di akhir bulan November 2015 sehingga untuk pelaksanaan lelang sudah tidak memungkinkan lagi dan disarankan untuk tidak
dilelang anggaran dikembalikan, anggaran tersebut kembali dianggarkan di Tahun anggaran 2016.
Secara umum penurunan persentase capaian belanja dari Tahun sebelumnya disebabkan oleh:
a. Adanya efesiensi belanja pada SKPD sedangkan target dan realisasi tetap tercapai. b. Adanya pekerjaan yang kontrak kerjanya berakhir pada tanggal 30 dan 31
Desember, sehingga pembayarannya dilaksanakan di Tahun berikutnya. c. Terdapat pekerjaan fisik dari dana DAK tambahan yang juknisnya turun di akhir
Tahun sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.