Preferensi konsumen Aspek sosial budaya konsumen A. Karakteristik konsumen

106

B. Preferensi konsumen

Di tingkat konsumen, sebagian besar tidak merasa khawatir dengan adanya zat-zat berbahaya yang diduga terdapat pada makanan yang dikonsumsi. Misalnya salah seorang mahasiswi mengatakan ketidakhawatirannya menyantap mi ayam, Bersama tiga temannya dari Fakultas Ekonomi, Undip, Mahasiswa asal Salatiga itu mengaku tak terpengaruh pemberitaan mi mengandung formalin belakangan ini. Tetapi ada beberapa konsumen merasa khawatir dengan makanan yang dimakan, bahkan ada pula yang sangat cemas dengan berbagai makanan entah itu tidak mengandung bahan kimia tambahan ilegal maupun yang tidak. Hal ini menjadikan perlunya sosialisasi mengenai pentingnya makanan sehat bagi manusia. Tabel 24. Rekapitulasi produk yang paling disukai konsumen di 6 lokasi penelitian No Kota Kesukaan 1 Tegal Ikan segar : 90 ikan asin : 10 2 Pekalongan Ikan segar : 80 ikan pindang : 10 ikan asin : 10 3 Semarang Ikan segar : 70 ikan sarden : 20 ikan asin : 10 4 Pati Ikan segar : 90 ikan olahan : 10 5 Rembang Ikan segar : 50 ikan asin : 10 ikan pindang : 20 ikan asap : 10 ikan peda : 10 6 Bantul Ikan segar : 90 ikan sarden : 10 Sumber : Data Penelitian, 2005 107 Sampling yang dilakukan pada awal Nopember 2005 di 6 enam lokasi penelitian menunjukkan bahwa preferensi konsumen produk yang paling disukai sangat bervariatif. Misalnya ikan segar, ikan asin, ikan pindang, ikan asap maupun ikan peda. Seperti kita ketahui bersama bahwa konsumsi ikan di Propinsi Jawa Tengah sekitar 15 kg kapita tahun. Hal ini masih di bawah rata-rata konsumsi ikan secara nasional yaitu sekitar 19 kg kapita tahun. Kalau kita bandingkan dengan negara Korea maka terdapat perbedaan yang sangat signifikan, dimana kita mempunyai potensi sumber daya perikanan yang sangat melimpah namun untuk konsumsi ikan masih di bawah Korea sekitar 100 kg kapita tahun. Karena itu perlu dilakukan langkah-langkah yang dapat meningkatkan konsumsi ikan di Indonesia. Yang perlu diingat bahwa selain ikan yang dikonsumsi itu aman dari zat- xat yang berbahaya maupun kandungan nilai gizi ikan yang sangat baik namun juga perlu dilakukan diversifikasi produk. Bahkan dalam konsep pemasaran perlu ditambahkan dengan aspek suasana yang menyenangkan. Ini merupakan konsep baru dalam pemasaran. Menurut Hermawan Kertajaya bahwa di planet bumi yang telah berubah menjadi Venus ini, komoditas saja kurang laku. Supaya nilai pemasarannya meningkat, penjual harus menyentuh hati pembeli.

C. Kesejahteraan