Minyak Bumi content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2011

i. Biogas

Dari target sebesar 28.800 M 3 , realisasi produksi biogas di tahun 2011 hanya sebesar 13.835,76 M 3 atau capaian kinerja sebesar 48,04 . Secara rinci jumlah produksi biogas ini berasal dari :  Ditjen EBTKE 603 M 3 dari biogas digester 6 M 3 dan 20 M 3  BIRU Hivos 8.082 M 3 biogas digester 6 M 3  Digester fiber SWEN 5.150 MÅ kapasitas 4 M 3 , 5 M 3 , 6,4 M 3 , 7 M 3 , 11 M 3 , 17 M 3 , 100 M 3

5. Persentase Pengurangan volume Subsidi.

a. BBM Sebagaimana diketahui bahwa BBM bersubsidi terdiri dari 3 jenis; yaitu Premium, Minyak tanah dan Solar. Kuota volume BBM bersubsidi 2011 berdasarkan APBN 2011 dialokasikan sebesar 38,59 juta Kilo Liter KL dan mengalami perubahan berdasarkan APBN-P 2011 menjadi 40,49 juta KL. Realisasi volume BBM bersubsidi s.d. November 2011 sebesar 38 juta KL dan sampai dengan akhir Desember 2011 mencapai dari 41,24 juta KL. Dengan demikian persentase capaian kinerja adalah sebesar 98,15 Over kuota terjadi pada jenis BBM Premium dan Solar berturut-turut sekitar 3 dan 0,1 yang disebabkan antara lain karena pertumbuhan jumlah kendaraan di atas rata-rata, tingginya harga minyak dunia yang menyebabkan disparitas harga BBM bersubsidi dengan non-subsidi sehingga memicu konsumen bermigrasi dari BBM non-subsidi ke BBM bersubsidi dan penyalahgunaan BBM utamanya ke industri. Sedangkan untuk minyak tanah, telah berhasil dilakukan penghematan konsumsi sebesar 3,4 dari kuota APBN-P. Hal tersebut utamanya karena berhasilnya program konversi minyak tanah ke LPG. b. LPG 3 Kg Dalam rangka melanjutkan program konversi minyak tanah ke LPG, berdasarkan APBN dan APBN-P tahun 2011 direncakanan isi ulangrefill LPG 3 kg sebesar 3.522 Ribu Metrik Ton. Namun realisasi distribusi isi ulangrefill sebesar berjumlah 3.283 Ribu Metrik Ton atau 93,21 dari target. Program konversi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 ini, telah berhasil mendistribusikan paket untuk 53.287.342 rumah tangga, dan refill sebesar 7.413 ribu MT.Nett penghematan setelah dikurangi biaya konversi s.d Juli 2011 mencapai Rp. 37,54 triliun Gambar 5.7. Kompor yang menggunakan bahan Bakar Biogas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 c. BBN Dalam rangka diversifikasi energi, sejak tahun 2008 dilakukan pencampuran BBN dengan BBM dengan persentase tertentu, sebagaimana Permen ESDM No. 32 Tahun 2008 Penyediaan, Pemanfaatan Dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati Biofuel Sebagai Bahan Bakar Lain. BBN juga dicampurkan dengan BBM bersubsidi, dimana untuk BBN jenis biodiesel dicampurkan dengan minyak solar dan bioetanol dengan bensin Premium. Namun, untuk mengantisipasi harga BBN yang terkadang lebih tinggi dibandingkan BBM, maka diperlukan subsidi BBN. Berdasarkan APBN 2011 dan APBN-P 2011 dialokasikan subsidi BBN sebesar 1 untuk Bioetanol atau sebesar Rp 2.000liter dengan kuota sebesar 4 ribu Kilo Liter, sehingga subsidi ditargetkan sebesar Rp.8 miliar. Sedangkan untuk Biodiesel 5 sebesar Rp. .2.000liter dengan kuota sebesar 600 ribu Kilo Liter , dan subsidi sebesar Rp. 1,3 triliun. Realisasi subsidi BBN untuk tahun 2011 mencapai Rp. 673,15 miliar dengan volume BBN yang tersalurkan sebesar 336,6 ribu Kilo Liter atau 56 terhadap target tahun 2011. Sedangkan produksi bioetanol belum dapat direalisasikan sama sekali karena harga indeks pasar bioethanol terlalu rendah, sehingga tidak ada produsen yang memasok ke Pertamina. d. Listrik Tahun 2011 subsidi listrik ditargetkan sebesar Rp 65,48 triliun, namun pada akhir tahun 2011 jumlah subsidi listrik yang terealisasi adalah sebesar Rp 93,29 triliun atau capaian kinerja hanya sebesar 57,53, besarnya realisasi subsidi listrik yang melebihi target pada tahun 2011 ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1. Naiknya ICP dari semula 95 USDbarrel menjadi 111 USDBarrel, kurs semula Rp 8.700 menjadi Rp 8.734; 2. Target pasokan gas sebesar 320 TBTU diperkirakan hanya tercapai sebesar 284 TBTU; 3. Mundurnya COD beberapa PLTU Batubara program 10.000 MW Tahap I, repowering PLTU Batubara reguler, dan menurunnya capacity factor, sehingga target semula pasokan batubara sebesar 37 juta ton diperkirakan terealisasi 29 juta ton. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011