Bio alkoholBiodiesel content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2011

turut menjamin ketersediaan batubara dalam negeri. Berdasarkan KepMen ESDM No. 2360 K30MEM2010 Tentang Penetapan Kebutuhan Dan Persentase Minimal Penjualan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2011, dinyatakan bahwa perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri end user domestic oleh pemakai batubara tahun 2011 adalah sebesar 78,97 tujuh puluh delapan koma sembilan puluh tujuh juta ton. Pemanfataan batubara untuk domestik pada tahun 2011 mencapai 60,15 juta ton atau sebesar 22,2 dari total produksi sebesar 293 Juta Ton, sedangkan untuk ekspor sebesar 209,1 juta ton. Jumlah pemanfaatan batubara untuk domestik ini lebih rendah dari jumlah di tahun 2010 yang mencapai 24,4 dari total produksi atau sebanyak 67 Juta Ton dari total produksi 275 Juta ton, dan sisanya sebesar 208 Juta Ton untuk diekspor. Begitu pula bila dilihat dari pencapaian target yang sebesar 78,97 juta ton, hanya terealisasi sebesar 76,12. Penurunan jumlah DMO ini terjadi dikarenakan mundurnya jadwal COD PLTU mengakibatkan terjadinya perubahan kebutuhan domestik tahun 2011. Secara rinci pemanfaatan batubara untuk kebutuhan dalam negeri dapat dilihat pada tabel di samping.

d. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati BBN pada BBM Transportasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no 322008 mandatory kewajiban pemanfaatan BBN untuk transportasi baik dengan subsidi dan nonsubsidi serta untuk industri mencapai antara 3-7 persen dari total bauran energi. Realisasi pemanfaatan Biodesel hingga April 2011 hanya mencapai 116.449 kiloliter atau 8,98 persen dari kewajiban 1,297 juta kiloliter. Pemanfaatan BBN pada BBM transportasi ditargetkan sebesar 2,5, namun pada realisasinya tercapai sedikit melebihi target yaitu sebesar 2,52 , dengan demikian capaian kinerja ini adalah sebesar 100,8. Realisasi pemanfaatan bahan bakar nabati BBN jenis biodiesel pada tahun ini mengalami peningkatan 5,22 dibandingkan tahun 2010 lalu. 1 . P T . P L N Persero 3 7 6 1 , 5 2 4 . 0 0 0 – 5 . 2 0 0 2 . IP P 8,97 1 4 , 9 1 4 . 0 0 0 – 5 . 2 0 0 3 . PT.FREE P O R T IN D O N E SIA 0,83 1,38 5 . 6 5 0 – 6 . 1 5 0 4 . P T . N E WM O N T NUSA T E N G G A R A 0,47 0,78 5,200 5 . P T . P U SA K A JAYA P AL U P O WE R 0,19 0,32 5,000 1 P T INCO 0,14 0,23 5,900 2 . PT.ANTAM.Tbk 0,20 0,33 6 . 6 0 0 1 . S EM E N 8,86 1 4 , 7 3 4 . 1 0 0 – 6 . 3 0 0 2 . T E K S T I L D A N P R O D U K T E KSTIL 1,97 3,28 5 . 0 0 0 – 6 . 5 0 0 3 . P U P U K 0,92 1,53 4 . 5 0 0 – 5 . 0 0 0 4 . P U L P 0,6 1 5 . 0 0 0 – 5 . 5 0 0 60,15 1 0 0 B. M ET A L U R G I C . S EM E N , TEKSTIL, P U PU K D A N P U L P T O T A L A. P L T U N O. IND U S T R I T O N A S E J U T A T O N GC V G A R Tabel 5.7. DMO Batubara Tahun 2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi sedang menggodog rancangan revisi indeks harga BBN ke Kementerian Keuangan. Dimana pada rancangan tersebut dijelaskan, alasan dilakukan revisi harga karena Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak BBM, yang diikuti oleh Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyedian dan Pemanfaatan BBN sebagai Bahan Bakar Lain, didalam perkembangannya sejak tahun 2006, realisasi pemanfaatan BBN di Indonesia masih jauh dari target yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Permen No 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Lain.

e. Rasio Elektrifikasi

Rasio elektrifikasi tahun 2011 yang ditargetkan sebesar 70,4, dapat tercapai sepenuhnya. Rasio elektrifikasi tahun 2011 tersebut mengalami peningkatan sebesar 4,20 dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar 67,2.

f. Penurunan Intensitas Energi

Intensitas energi adalah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan gross domestic product GDP atau produk domestik bruto. Semakin efisien suatu negara, maka intensitasnya akan semakin kecil. Intensitas energi Indonesia pada tahun 2011 ini mencapai 3,41 BOE barrel-oil-equivalent per kapita dihitung berdasarkan pertumbuhan rata-rata 2 per tahun. Perkembangan Intensitas konsumsi energi per kapita dapat dilihat pada Gambar di samping ini. Salah satu indeks yang biasa digunakan untuk mengukur kebutuhan energi terhadap Grafik 5.4. Perkembangan Intensitas Energi Final Indonesia Tahun 2000-2010 Tabel 5.10. Bahan Bakar Nabati Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011